|
Kisah Tatang Koswara Sniper Misterius di Kopassus, Berangkat Bawa 50 Peluru, 1 untuk Dirinya Sendiri |
JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Nama Tatang Koswara begitu
melegenda di dunai militer. Ia merupakan satu di antara sniper alias penembak
runduk andalan elite TNI, Kopassus. Berikut kisahnya.
Istilah sniper diketahui telah muncul sejak 1770-an. Kata sniper berawal dari
kata snipe, sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak. Akhirnya,
orang yang mahir memburu burung ini diberi julukan sniper.
Sniper Kopassus sendiri
masuk dalam unggulan di TNI. Personel ini memiliki kemampuan menghabisi musuh
menggunakan senapan dari jarak jauh secara tersembunyi. Indonesia memiliki
sniper yang namanya masuk daftar kelas dunia.
Tatang
Koswara, sniper atau penembak runduk TNI AD juga disegani dunia. Dalam
buku sniper yang ditulis Peter Brook Smith: Trining, Technique dan Weapons, Tatang
Koswara yang merupakan penembak runduk TNI AD menjadi satu di antara
penembak dengan rekor terbaik di dunia.
Dilansir dari Tribun Jambi (grup Tribun Jatim.com), nama lelaki ini
disejajarkan dengan sniper legendaris dunia. Misalnya Simo Hayha, Lyudmila
Pavlichenko dan lainnya. Menurut Smith, apa yang dilakukan Tatang Koswara saat menjalani misi tempur khususnya di
Timor Timur tidak berbeda dibandingkan dengan apa yang dilakukan para sniper
kelas dunia lainnya.
Tatang
Koswara mencetak rekor 41, di bawah Philip G Morgan yang merupakan pasukan
khusus AS dengan rekor 53, dan Tom Ferran, seorang Marinir AS.
Satu di
antara misi tempur Tatang Koswara yang menghasilkan kill hingga 49 korban
adalah ketika Tatang bertempur untuk mengadang serangan pasukan Fretilin di
kawasan Remexio (1977).
Medan
tempur Remexio yang bergunung dan terletak di belakang kota Dili memang dikenal
sebagai kuburan bagi pasukan TNI mengingat begitu banyak prajurit yang gugur.
Tatang
Koswara menjadi legendaris saat menyelesaikan misi di Timor-timur. Dia
menghabisi 49 orang menggunakan 50 peluru yang tersisa 1 untuk diri sendiri. Melalui
doktrin latihan sniper, Tatang ditekankan lebih baik seorang sniper mati bunuh
diri daripada tertangkap musuh. Prinsip menyediakan satu peluru untuk menembak
dirinya sendiri, itu sebenarnya tidak asing di kalangan pasukan khusus.
Siapa sebenarnya I
Nengah Tamat
Sniper
andalan TNI AD lainnya adalah I Nengah Tamat. Mengutip dari militermeter.com, awalnya,
dia tak pernah menyadari bahwa ia memiliki bakat menjadi seorang penembak
runduk (sniper).
Tak
Hanya Jenderal AS Aksi Koppasus Makan Ular Bikin Heran Sultan Kaya Raya
Brunei Darussalam
Berpuluh-puluh
tahun kemudian, kapten infanteri yang berdinas Kopassus ini dikenal
sebagai satu di antara sniper terbaik di Angkatan Darat.
Pria
yang biasa dipanggil Kapten Tamat itu merupakan pemegang rekor Museum Rekor
Indonesia.
Dia
menembak dengan susunan sasaran tembak terjauh yang pernah ada.
Kapten Tamat berhasil menembak tepat 11 target dalam jarak 600 meter dengan
sebuah peluru.
Perjuangan memperoleh kemampuan ini tak mudah.
Sejak
bergabung Kopassus pada 1996, I Nengah Tamat sudah digembleng menjadi
penembak runduk.
Dia
lolos dalam seleksi tes keahlian sebagai penembak runduk. Pelajaran
demi pelajaran pun dia peroleh.
Tes demi tes juga sudah dilewati. Ada
seleksi dan pelatihan untuk menghasilkan seorang sniper, karena tugasnya
berat.
Penembak runduk vs penembak jitu
Beberapa
doktrin membedakan antara penembak runduk (sniper) dengan
penembak jitu (marksman, sharpshooter, atau designated marksman).
Sniper
terlatih sebagai ahli stealth dan kamuflase, sedangkan penembak jitu tidak. Sniper
merupakan bagian terpisah dari regu infanteri, yang juga berfungsi sebagai
pengintai dan memberikan informasi lapangan yang sangat berharga, sniper juga
memiliki efek psikologis terhadap musuh.
Sedangkan
peran penembak jitu intinya adalah untuk memperpanjang jarak jangkauan pada
tingkat regu.
Sniper
pada umumnya menggunakan senapan runduk bolt-action khusus, sedangkan penembak
jitu menggunakan senapan semi-otomatis, yang biasanya berupa senapan tempur
atau senapan serbu yang dimodifikasi dan ditambah teleskop.
Sniper
telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menguasai teknik bersembunyi,
pemakaian kamuflase, keahlian pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan
infiltrasi garis depan. Ini
membuat sniper memiliki peran strategis yang tidak dimiliki penembak
jitu.
Penembak
jitu dipasang pada tingkat regu, sedangkan sniper pada tingkat
batalion dan tingkat kompi. Sniper
menggunakan kamuflase dan membatasi gerakan mereka, agar tidak bisa dideteksi. Dia
bisa bertahan berjam-jam dalam kondisi yang sulit.
Sniper
modern juga harus memperhatikan kamuflase mereka jika dilihat dengan cahaya
infra-merah, karena militer modern sudah menggunakan penglihatan suhu (thermal
vision), menggantikan night vision, yang hanya meningkatkan intensitas cahaya.
Bahan
pakaian dan peralatan bisa muncul bila dilihat dengan alat thermal vision.
Maka sniper juga bisa memakai bahan lain seperti plastik, atau bahan
khusus seperti selimut thermal, atau bahan lain yang tidak terdeteksi oleh
thermal vision.
Bisa
membayangkan
kondisi sniper Kopassus yang misterius ini saat
menjalankan misi?
Sumber : Serambi