Latest Post

Ilustrasi

PADANG, SANCA NEWS.COM – Nama-nama calon gubernur Sumatera Barat (Sumbar) mulai mengemuka meski pemilihan gubernur baru akan dilaksanakan tahun depan.

 

Kebanyakan, nama yang digadang-gadangkan tersebut berasal dari partai-partai yang tergabung dari Koalisi Indonesia Adil Makmur, atau partai pendukung calon presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga Uno.

 

Antara lain Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera ( PKS), Partai Amanat Nasional ( PAN) dan Partai Demokrat.

 

Namun, seberapa kuat masing-masing partai untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur berdasarkan jumlah kursi di DPRD Sumbar?

 

Berikut nama calon dan jumlah kursi partai di DPRD Sumbar: 

1. PKS 10 Kursi dan Siapkan 3 Nama

 

PKS telah memunculkan 3 nama. Pertama Tifatul Sembiring, kedua Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, dan ketiga Wali Kota Payakumbuh, Riza Pahlevi.

 

"Ada tiga kader PKS yang sudah masuk bursa untuk maju di Pilgub Sumbar 2020.

 

Mereka adalah Tifatul, Mahyeldi dan Riza Pahlevi," ujar Ketua DPW PKS Sumbar, Irsyad Syafar, Rabu (19/6).

.

Irsyad mengatakan, dalam dua periode Pilgub sebelumnya, PKS sukses menempatkan kadernya menjadi gubernur, yaitu Irwan Prayitno.

 

Pada Pilgub 2010, PKS berkoalisi dengan Hanura dan PBR mengusung pasangan Irwan Prayitno - Muslim Kasim dan sukses memenangkan Pilgub.

 

Pilgub 2015, PKS berkoalisi dengan Gerindra mengusung Irwan Prayitno - Nasrul Abit dan juga sukses menjadi pemenang dengan mengalahkan Muslim Kasim - Fauzi Bahar.

 

“Nah, pada Pilgub 2020 nanti, Irwan Prayitno tidak bisa lagi maju karena sudah dua periode sehingga kita cari kader terbaik lainnya," kata anggota DPRD Sumbar itu.

 

Menurut Irsyad, karena dinamika politik hingga Pilgub 2020 masih panjang dan kemungkinan apa pun bisa terjadi, maka pihaknya masih melihat elektabilitas tiga kandidatnya.

 

"Kader terbaik dan mempunyai peluang besar untuk menang yang akan kita usung nantinya.

Untuk menentukannya, kita akan melihat hasil survei internal jelang Pilgub nanti," kata Irsyad.

 

PKS sendiri di legislatif hanya mendapatkan 10 kursi sehingga dipastikan mesti berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mengajukan calon di Pilgub 2020.

 

"Kita harus berkoalisi karena syarat minimal mengajukan calon harus 13 kursi. Dengan siapa PKS berkoalisi, nanti kita lihat karena dinamikanya masih panjang," tegasnya.

 

2. Gerindra 14 Kursi dan Usung Nasrul Abit

Partai Gerindra bakal mengusung Nasrul Abit sebagai calon gubernur Sumbar pada pilkada 2020 mendatang.

 

Nasrul Abit saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumbar mendampingi Irwan Prayitno.

Sekretaris DPD Gerindra Sumbar, Desrio Putra mengatakan, Partai Gerindra telah mantap mengusung Nasrul Abit untuk maju menjadi calon gubernur Sumbar.

 

Desrio Putra menambahkan, Gerindra menjadi parpol satu-satunya yang bisa mengusung calon tanpa berkoaliasi.

 

Sebab Gerindra memiliki 14 kursi di DPRD Sumbar.

 

“Pilgub 2020 yang pasti insyaallah Gerindra akan mengusung kader sendiri untuk menjadi kandidat yang akan bertarung.

 

Peluang Pak Nasrul Abit sangatlah besar untuk diusung," kata Desrio Putra, Kamis (20/6).

Menurut Desrio Putra, sosok Nasrul Abit dinilai sebagai kader terbaik yang ada di Sumbar saat ini.

 

"Rasanya belum ada kader partai yang melebihi beliau. Pak Nasrul Abit juga menjabat Ketua DPD Partai Gerindra.

 

Saat ini Ketua DPC Gerindra se Sumatra Barat mendukung beliau untuk maju sebagai calon gubernur," tambah Desrio Putra.

 

Meski para ketua DPC sudah menyampaikan dukungan terhadap Nasrul Abit, kata Desrio Putra, namun Nasrul Abit belum memberikan pernyataan kesediaan untuk maju pada Pilgub 2020.

 

Desrio Putra menilai Nasrul Abit dikenal sebagai pribadi yang sangat santun berpolitik, punya etika dan raso pareso.

 

"Ketika diminta oleh ketua DPC se Sumatera Barat beliau justru mengatakan Gerindra tak perlu latah mengikuti calon-calon gubernur yang sekarang bermunculan.

 

Utamakan dulu menunggu keputusan sidang Mahkamah Konstitusi.

 

Ketua Umum Gerindra, Prabowo masih sedang dalam perjuangan," ujar Desrio Putra mengulangi jawaban Nasrul Abit.

 

Desrio Putra menambahkan, Partai Gerindra masih konsentrasi mengikuti dan menunggu hasil sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi.

 

"Belum ada pembicaraan dan pembahasan khusus tentang Pilkada. Pak Nasrul Abit pun belum memutuskan diri untuk maju," sambung Desrio Putra.

 

Lebih lanjut, Desrio Putra mengatakan Nasrul Abit juga menghormati proses yang sedang berlangsung di Mahkamah Konstitusi.

 

"Kepentingan nasional jauh lebih penting daripada kontestasi daerah. Toh, prosesnya juga akan dilangsungkan tahun depan.

 

Kalau rakyat menginginkan Nasrul Abit menjadi gubernur, tentu beliau akan bersedia untuk maju sebagai calon nantinya," ujar Desrio Putra.

 

3. PAN 10 Kursi, Ali Mukhni Calon Kuat

 

Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon gubernur Sumbar dari Partai Amanat Nasional (PAN).

 

Anggota Majelis Penasehat PAN Sumbar, Guspardi Gaus menyebut, Ali Mukhni memiliki peluang yang besar untuk bertarung pada Pilkada 2020 mendatang.

 

Diketahui, Ali Mukhni pernah menjabat Wakil Bupati Padang Pariaman periode 2005-2010.

Kemudian ia juga pernah menjabat Bupati Padang Pariaman periode 2010-2015.

 

"Sejak 2016 hingga sekarang pun dia kembali menjabat Bupati Padang Pariaman. Jam terbang beliau sudah mumpuni.

 

Oleh karena itu, beliau menjadi satu kandidat kuat calon gubernur Sumbar dari PAN," ucap Guspardi Gaus saat dihubungi TribunPadang.com, Kamis (20/6).

 

Selain itu, Ali Mukhni juga menjabat sebagai Ketua DPW PAN Sumbar.

 

Menurut Guspardi Gaus, posisi ketua merupakan lambang partai.

 

"Bupati dua periode dan prestasi lainnya akan jadi referensi bagi DPP untuk mengusulkan atau bahkan menetapkan dia jadi cagub atau cawagub.

 

Semua tentu diserahkan ke DPP untuk mengambil keputusan siapa yang akan dipilih," jelas Guspardi Gaus.

 

Namun secara resmi, kata Wakil Ketua DPRD Sumbar ini, prosesi ke arah pilgub belum tampak.

Selain Ali Mukhni, PAN juga akan mengusulkan kandidat lain. Tetapi ketika ditanya, ia belum mau menyebutkan.

 

Menurutnya, semua kader siap untuk ditempatkan dan diberi amanah untuk dicalonkan. Tetapi tidak semua kader pantas dan patut.

 

Untuk DPRD Sumbar, PAN diperkirakan mendapat 10 kursi. PAN tidak memenuhi kuota 20 persen atau setara 13 kursi dari 65 kursi yang tersedia di DPRD Sumbar.

 

Tentu hal tersebut membuat PAN tidak bisa mengusung sendiri kandidat yang maju pada Pilgub 2020.

 

4. Demokrat 10 Kursi dan Munculkan Mulyadi

 

Partai Demokrat Sumbar memunculkan nama Ketua DPD Demokrat Sumbar, Mulyadi untuk maju di Pilgub Sumbar 2020.

 

Mulyadi saat ini menjadi satu-satunya kader Demokrat Sumbar yang dianggap bisa bersaing di Pilgub Sumbar 2020 nanti.

 

"Saat ini hanya Pak Mulyadi yang menjadi satu-satunya kader Demokrat Sumbar yang siap bersaing di Pilgub Sumbar 2020," kata Wakil Ketua DPD Demokrat Sumbar, Sabar AS.

 

Mulyadi dinilai merupakan sosok yang pantas menjabat sebagai gubernur Sumbar menggantikan Irwan Prayitno yang sudah dua periode menjabat sebagai gubernur.

 

Mulyadi merupakan anggota DPR RI dua tiga periode dan memiliki jaringan luas di tingkat nasional sehingga diprediksi bisa membawa Sumbar ke arah yang lebih baik.

 

Kendati mengapungkan nama Mulyadi, namun Demokrat Sumbar dipastikan harus berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mengusung calon gubernur di Pilgub Sumbar 2020.

 

Demokrat hanya memiliki 10 kursi di DPRD Sumbar, sehingga membutuhkan tambahan 3 kursi lagi untuk mengusung calon. 

 

"Kita akan berkoalisi dengan partai lain. Semua partai terbuka untuk berkoalisi dengan Demokrat untuk mengusung calon di Pilgub Sumbar 2020 nanti," katanya.(Dkn).


Ilustrasi
PADANG, SANCA NEWS.COM - Partai Demokrat Sumatera Barat mengapungkan nama Ketua DPD Demokrat Sumbar, Mulyadi untuk maju di Pemilihan Gubernur ( Pilgub) Sumbar 2020.

Mulyadi saat ini menjadi satu-satunya kader Demokrat Sumbar yang dianggap bisa bersaing di Pilgub Sumbar 2020 nanti.

"Saat ini hanya Pak Mulyadi yang menjadi satu-satunya kader Demokrat Sumbar yang siap bersaing di Pilgub Sumbar 2020," kata Wakil Ketua DPD Demokrat Sumbar, Sabar AS, Rabu (19/6).

Demokrat mengatakan Mulyadi merupakan sosok yang pantas menjabat sebagai gubernur Sumbar menggantikan Irwan Prayitno yang sudah dua periode menjabat sebagai gubernur.

Mulyadi merupakan anggota DPR RI dua tiga periode dan memiliki jaringan luas di tingkat nasional sehingga diprediksi bisa membawa Sumbar ke arah yang lebih baik. Kendati mengapungkan nama Mulyadi, namun Demokrat Sumbar dipastikan harus berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mengusung calon gubernur di Pilgub Sumbar 2020.

Demokrat hanya memiliki 10 kursi di DPRD Sumbar, sehingga membutuhkan tambahan 3 kursi lagi untuk mengusung calon.

"Kita akan berkoalisi dengan partai lain. Semua partai terbuka untuk berkoalisi dengan Demokrat untuk mengusung calon di Pilgub Sumbar 2020 nanti," katanya
.
Pilgub Sebelumnya diberitakan DPW PKS Sumbar sudah menyiapkan tiga nama untuk maju di Pilgub Sumbar 2020. Mereka adalah mantan menteri Tifatul Sembiring, Wali Kota Padang Mahyeldi dan Wali Kota Payakumbuh Riza Pahlevi. 

Seekor Binturung masuk dala perangkap warga

PADANG PARIAMAN, SANCA NEWS.COM - Seekor binturung masuk dalam perangkap yang dipasang warga di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Hewan yang mulai langka dan dilindungi itu masuk dalam perangkap yang sengaja dibuat warga untuk menjerat landak.

Kepala seksi konservasi wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Eka Dhamayanti kepada Awak Media Minggu (23/6) mengatakan, binturung masuk dalam perangkap yang terpasang di belakang rumah Andre, salah seorang warga Korong Tungka Kampuang Panyalai, Nagari Koto Baru, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman.

"Menurut informasi, warga sebenarnya hendak menjerat landak, tapi yang masuk binturung," jelas Eka.

Eka mengatakan binturung mengalami penurunan jumlah populasi yang diperkirakan lebih dari 30% selama 18 tahun terakhir. Menurutnya, binturung di Indonesia dinilai sebagai salah satu satwa yang dilindungi.


"Di Indonesia sendiri, spesies ini termasuk dalam satwa yang dilindungi yang diatur dalam UU no. 7 tahun 1999," jelas Eka.

Di pasar-pasar kota besar, binturung sering diperjualbelikan. Selain itu, yang lebih mengancam kelestarian populasinya di alam, binturung juga diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional atau jamu.

Pihak BKSDA, jelas Eka, sedang bernegosiasi dengan warga setempat untuk bisa mentranslokasi satwa tersebut ke tempat lain untuk dilepas liarkan kembali ke habitatnya.

"Satwa dalam kondisi baik," tambah Eka lagi.

Kantor Gubernur Sumatera Barat


PADANG, SANCA NEWS.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumatera Barat (Sumbar) menyiapkan tiga kader terbaiknya untuk bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar 2020.

 

Tiga kader tersebut adalah mantan Menteri Tifatul Sembiring, Wali Kota Padang Mahyeldi dan Wali Kota Payakumbuh Riza Pahlevi.

 

"Ada tiga kader PKS yang sudah masuk bursa untuk maju di Pilgub Sumbar 2020. 

 

Mereka adalah Tifatul, Mahyeldi dan Riza Pahlevi," ujar Ketua DPW PKS Sumbar, Irsyad Syafar, Rabu (19/6)

 

Irsyad mengatakan, dalam dua periode Pilgub sebelumnya, PKS sukses menempatkan kadernya menjadi gubernur, yaitu Irwan Prayitno.

 

Pada Pilgub 2010, PKS berkoalisi dengan Hanura dan PBR mengusung pasangan Irwan Prayitno - Muslim Kasim dan sukses memenangkan Pilgub.

 

Pilgub 2015, PKS berkoalisi dengan Gerindra mengusung Irwan Prayitno - Nasrul Abit dan juga sukses menjadi pemenang dengan mengalahkan Muslim Kasim - Fauzi Bahar.

 

"Nah, pada Pilgub 2020 nanti, Irwan Prayitno tidak bisa lagi maju karena sudah dua periode sehingga kita cari kader terbaik lainnya," kata anggota DPRD Sumbar itu.

 

Menurut Irsyad, karena dinamika politik hingga Pilgub 2020 masih panjang dan kemungkinan apa pun bisa terjadi, maka pihaknya masih melihat elektabilitas tiga kandidatnya.

 

"Kader terbaik dan mempunyai peluang besar untuk menang yang akan kita usung nantinya.

Untuk menentukannya, kita akan melihat hasil survei internal jelang Pilgub nanti," kata Irsyad.

 

PKS sendiri di legislatif hanya mendapatkan 10 kursi sehingga dipastikan mesti berkoalisi dengan partai lain untuk bisa mengajukan calon di Pilgub 2020. 

 

"Kita harus berkoalisi karena syarat minimal mengajukan calon harus 13 kursi. Dengan siapa PKS berkoalisi, nanti kita lihat karena dinamikanya masih panjang," tegasnya. (Dkn).


Eva Arnaz waktu masih muda dalam salah satu film yang dibintanginya

JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Masih ingat dengan sosok Eva Arnaz? Eva Arnaz bisa dibilang pernah menyabet predikat sebagai Ratu Film Panas era 80-an.

 

Sepak terjang Eva Arnaz di industri film panas Indonesia dulu tak diragukan lagi. Puluhan judul film telah ia bintangi, hingga Eva Arnaz sempat dijuluki sebagai bom seks Indonesia.

 

Sebagaimana diberitakan oleh laman Sajian Sedap sebelumnya, Eva Arnaz dikenal sebagai bintang besar pada dekade 1970 sampai 1990-an.

 

Bernama lengkap Eva Yanthi Arnaz, menurut catatan Wikipedia, Eva sudah membintangi lebih dari 50 judul film.


Eva Arnaz dulu dan Eva Arnaz sekarang

Termasuk di antaranya adalah Montir-Montir Cantik (1984), Jaka Sembung Sang Penakluk (1981), dan Antri Dong (1991).

 

Nama Eva Arnaz pertama kali muncul dalam film berjudul Intan Perawan Kubu yang dirilis pada 1972.

 

Lewat film ini pula nama Eva Arnaz mulai melejit akibat keberaniannya dalam berakting. Eva Arnaz terakhir kali membintangi film Asrama Perawan Metropolitan.

 

Setelah itu kariernya di film mulai meredup, dan Eva Arnaz pun beralih ke dunia layar kaca alias sinetron.

Eva Arnaz diabadikan dalam sebuah acara di Kafe Safari, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, (25/7/2016)

Eva Arnaz kemudian membintangi sinetron berjudul Rosanna pada 1996, yang ternyata jadi kiprah terakhirnya di dunia akting.

 

Seumur hidupnya, Eva Arnaz sendiri sudah menikah selama 5 kali. Ia juga sempat menikah dengan rekan sesama aktor. Barry Prima menjadi suami kedua Eva Arnaz.

 

Sementara itu, aktor Adi Bing Slamet dalam catatan Wikipedia dikabarkan pernah menikah dengan Eva Arnaz tapi tidak diketahui kepastiannya. Sayang, keduanya berujung pada perceraian.

 

Adalah pernikahan keempat Eva Arnaz yang kemudian menjadi titik balik sang Ratu Film Panas. Di pernikahannya yang keempat, Eva Arnaz dipersunting oleh Dedy Omar Hamdun.

 

Tak diketahui kapan keduanya menikah, perpisahan Eva Arnaz dan Dedy Omar Hamdun bisa dibilang tragis. Bagaimana tidak, bukan lewat perceraian, suami keempat Eva Arnaz ini menghilang.

 

Dedy Omar Hamdun menghilang dalam rangkaian skandal penculikan aktivis 1997/1998.

 

Ini yang kemudian menjadi titik balik kehidupan Eva Arnaz. Ditinggal suami keempatnya, Eva Arnaz lantas hijrah dan berganti nama menjad Siti Syarifah.

 

Sesaat setelah kehilangan suaminya, Eva Arnaz betandang ke Tanah Suci dan sepulangnya ke Indonesia ia lantas mantap berhijrah.

 

Lalu, bagaimana kehidupan Eva Arnaz kini? 

Diberitakan oleh Tribunnews.com, Eva Arnaz mantap berhijrah bahkan secara totalitas menjual harta hasil jerih payahnya menjadi artis.

 

Ia disebut menjual semua hartanya seperti rumah, mobil, dan masih banyak lagi. Untuk menyambung hidup, Eva Arnaz kini memilih berjualan lontong sayur di kawasan rumahnya. Ia juga membuka usaha berupa butik sendiri.

 

Januari lalu, politisi sekaligus artis Marissa Haque sempat berjumpa dengan Eva Arnaz. Penampilan Eva Arnaz kala itu tampak begitu bersahaja dan sederhana. Bahkan bisa dibilang tanpa makeup. Sukses selalu untuk Eva Arnaz! (Dkn).


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.