Latest Post


Daya tampung TPST Bantargebang menyisakan 10 juta ton, dari total kapasitas 49 juta ton dan diperkirakan akan penuh pada 2021.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Jakarta Darurat Sampah!" , https://katadata.co.id/infografik/2019/06/20/jakarta-darurat-sampah
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Aria W. Yudhistira
Daya tampung TPST Bantargebang menyisakan 10 juta ton, dari total kapasitas 49 juta ton dan diperkirakan akan penuh pada 2021.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Jakarta Darurat Sampah!" , https://katadata.co.id/infografik/2019/06/20/jakarta-darurat-sampah
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Aria W. Yudhistira


JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Daya tampung TPST Bantargebang menyisakan 10 juta ton, dari total kapasitas 49 juta ton dan diperkirakan akan penuh pada 2021.


Produksi sampah di Jakarta terus meningkat. Dalam sehari, penduduk Jakarta memproduksi hingga 7.500 ton. Sementara daya tampung TPST Bantargebang menyisakan 10 juta ton, dari total kapasitas 49 juta ton. Diperkirakan tempat pembuangan sampah Jakarta itu akan penuh pada 2021. 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah menyiapkan langkah strategis untuk mengatasi hal ini. Di antaranya dengan membangun fasilitas pengolahan sampah di dalam kota dan mengoptimalisasi TPST Bantargebang. Pemprov juga menjalankan program Bank Sampah untuk memilah sampah rumah tangga. Saat ini total ada sekitar 1.500 bank sampah yang tersebar di seluruh rukun warga (RW) di Jakarta. (Dkn).






Sumber :  katadata

Keponakan Mahfud MD, Hairul Anas ikut jadi saksi tim Prabowo-Sandiaga dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2019.

JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Keponakan Mahfud MD yakni Hairul Anas jadi saksi dalam persidangan sengketa hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Hairul bersaksi untuk paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pada ringkasan berkas keterangan yang disampaikan ke Majelis Hakim, dirinya akan menyampaikan soal perencanaan pemenangan Pemilu 2019 oleh tim paslon 01 Jokowi-Ma'ruf.

Dalam keterangannya dihadapan Majelis Hakim, Anas mengawali ceritanya ketika menghadiri pelatihan saksi yang diselenggarakan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf tanggal 20-21 Februari 2019 di kawasan Kepala Gading.

Kehadirannya mewakili Partai Bulan Bintang (PBB) yang saat itu condong ke Jokowi-Ma'ruf.
Namun dia sendiri mengaku punya keberpihakan berlawanan lantaran lebih memihak ke paslon 02.
"Training diadakan oleh TKN, saya diutus sebagai wakil Partai Bulan Bintang," ujar Anas dalam sidang di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2019) dini hari.

Dalam pelatihan saksi itu, ia mendapat beberapa materi pelatihan selama dua hari berturut-turut.
Dimana dalam slide materi pertama ada keterangan yang mengatakan bahwa kecurangan merupakan bagian dari demokrasi.

Materi tersebut ditampilkan ketika Ketua Harian TKN Moeldoko memberikan paparannya.
Kemudian Anas meminta materi yang dimaksud ditunjukkan dalam sidang.
Katanya, materi ini masih bisa di unduh hingga sekarang.

"Saya perlu menunjukkan bahwa ada materi ini. Ini masih bisa di download nanti saya tulis (tautan linknya)," kata dia.

Sebagai seorang caleg dari PBB, dirinya cukup kaget ketika mendengarkan dan melihat langsung materi tersebut.

Hairul Anas Suaidi, pencipta Pencipta Robot Pemantau Sistem KPU ternyata juga gagal nyaleg

Sebab ia keberatan bila kecurangan dianggap sebagai bagian dari demokrasi.

Namun, mau tidak mau ia harus mengikutinya lantaran sudah dimandatkan oleh partainya.
Ketika Majelis Hakim memotong pembicaraanya karena dianggap beropini, Anas kemudian membantah tudingan itu karena dirinya hanya menyampaikan apa yang dilihat dan didengar kala itu.
"Saya tidak memberi opini, saya merasa ini sesuatu yang perlu dibuka bahwa ada pelatihan saksi resmi dan menyajikan materi ini," ungkapnya.

"Ini pengakuan bahwa kecurangan adalah sesuatu kewajaran. Kami berpresepsi, ini (isi materi) diizinkan," imbuhnya.

Lanjut ke materi kedua, Anas menyatakan ada kapitalisasi kebijakan aspek pemerintah yang menekankan bahwa pemerintah dengan status incumbent harus dimanfatkan maksimal untuk menjadi keuntungan.

Lalu Anas bertanya-tanya akan isi dari materi tersebut. Bahwa penggunaan aparat untuk kemenangan suatu paslon tidak sesuai dengan prinsip demokrasi selama ini.

Terlebih, di dalam salah satu slide pada materi kedua, juga ditunjukkan gambar seorang tokoh, kepala daerah yang disebut mendapat dukungan logistik demi kemenangan salah satu paslon Pilpres.
Beralih ke slide berikutnya dan masih pada materi kedua, Anas juga mengaku ada sebuah penjelasan soal swing voters mengajak golput.

Masih kata Anas, dirinya mengaku mendapat arahan oleh kuasa hukum paslon 02 Prabowo-Sandi untuk menampilkan materi-materi ini di muka sidang.

Sebab mereka beranggapan bahwa materi tersebut cukup penting untuk ditayangkan.
"Saya mendapat arahan bahwa slide ini cukup perlu di dalami dan disampaikan kepada majelis," pungkas dia.

Anas mengaku apa yang ia paparkan hari ini dalam sidang dengan berat hati disampaikan.
Namun demi Pemilu bersih, jujur dan adil, dia mantap maju sebagai saksi dan mengemukakan seluruhnya. (Dkn).




Sumber : Tribun

Manajer Pengamanan PT KAI Divre II Sumbar, AKBP Jefry Indrajaya (kiri) dan Manajer Operasional Roeslan memberikan keterangan pers, Rabu (19/6)


PADANG, SANCA NEWS.COM - Antisipasi tingginya kasus pelemparan batu oleh orang tak dikenal pada kereta api di Sumatera Barat, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre II Sumbar bentuk dua tim patroli 24 jam di lokasi-lokasi rawan pelemparan.

Tercatat selama 2019 ada 14 kasus pelemparan batu pada kereta api yang melintas di wilayah Sumbar. Sepuluh kasus berhasil diungkap dan sisanya belum berhasil ditangkap.

"Ada 14 kasus selama 2019. Terakhir pada Senin lalu. Sebagai antisipasi, kita bentuk dua tim patroli yang terdiri dari polisi khusus kereta api (Polsuska)," kata Manajer Pengamanan PT KAI Divre II Sumbar, AKBP Jefry Indajaya kepada Awak media, Rabu (19/6) di Padang.

Jefry mengatakan, dari 14 kasus itu, 10 kasus berhasil diungkap. Sembilan kasus, pelemparan batu dilakukan oleh anak-anak dan satu orang dewasa, namun mengalami disabilitas atau gangguan mental.

"Pelakunya anak-anak dan satu orang dewasa, tapi mengalami gangguan mental. Dari kasus ini tidak dilanjutkan pihak kepolisian karena pelakunya anak-anak dan orang gangguan mental," kata Jefry didampingi Manajer Operasional Roeslan.

Kendati kasus tidak dilanjutkan, kata Jefry, pihaknya tetap meminta ganti kerugian akibat pelemparan itu kepada orangtua masing-masing pelaku.

Menurut Jefry, motif anak-anak yang melempar batu ke kereta api karena iseng dan bermain dengan kawan-kawannya.

"Ketika kita tanya, mereka menjawab karena bermain dan iseng saja. Tapi tetap kita beri peringatan keras dan minta ganti ke orangtuanya," katanya.

Jefry mengatakan, selain patroli keamanan, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar jalur kereta api tentang bahaya pelemparan batu pada kereta api.

"Kita juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar jalur kereta api. Ancaman hukuman bagi pelemparan batu ini adalah maksimal 15 tahun penjara. Makanya, jangan lakukan pelemparan," jelasnya.


Cari pelaku

Sementara untuk kasus pelemparan pada Senin 17 Juni lalu, pihaknya masih mencari pelaku dengan dibantu polisi. "Masih kita cari pelakunya. Kasusnya sudah ditangani pihak kepolisian," kata Jefry.

Akibat pelemparan batu itu, menurut Jefry pihaknya mengalami kerugian Rp 8 juta akibat kaca jendela kereta api Minangkabau Ekpress pecah dan retak. (Dkn).



 Sumber : Kompas

Yandi dengan Alat Ciptaannya Pembelah Kelapa Muda


PADANG PANJANG, SANCA NEWS.COM - Yandika Ananda Saputra (18) yang akrab disapa Yandi. Yandi putra kelahiran Padang Panjang yang baru saja tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), berhasil membuat sebuah penemuan yang menakjubkan, berupa alat pembelah kelapa muda.

 

Alat tersebut tercipta saat Yandi akan mengikuti lomba Teknologi Tepat Guna yang digelar di Kota Padang Panjang beberapa waktu lalu, dan dia berhasil meraih juara 1 untuk tingkat Kota.

 

Yandi mengatakan, membuat alat ini susah-susah gampang, namun Alhamdulillah dalam waktu seminggu dia berhasil menyiapkan alat tersebut.

 

"Ya saya membuat alat ini dalam waktu seminggu, dan kegunaan alat ini adalah untuk memudahkan kita dalam membelah kelapa, serta mengurangi kecelakaan kerja," kata Yandi saat memperlihatkan alatnya di Stand Kota Padang Panjang saat Jambore, Rabu (19/6).

 

Biasanya orang membelah kelapa dengan Ladiang dan Yandi juga menggunakan ladiang tersebut namun sudah dimodifikasinya.

 

Yandi mengaku ide membuat alat ini bermula saat dia pergi jalan-jalan terutama daerah panas dan tepi pantai, ketika itu dia membeli sebuah kelapa dan melihat pembelinya ramai, antrian panjang, dan si penjual terlihat kewalahan dan lama sekali membelah kelapa tersebut.

 

"Timbul ide dari saya untuk membuat sebuah alat pembelah kelapa, saya lihat dari youtube ada alatnya cuma satu fungsi yang saya temukan di youtube, nah saya ingin membuat lebih dari itu, dan akhirnya saya coba-coba untuk merakitnya sampai alat yang saya ciptakan menjadi 3 fungsi," terangnya.

 

Semua alat yang dibuat oleh Yandi sudah steril karena untuk membelah bagian kelapa dan mengeluarkan air kelapanya terbuat dari Stenlis, semua alat tersebut dibuat dengan uang pribadinya.

 

"Saya membuat alat ini hanya bermodalkan 250 ribu rupiah saja, saya berharap alat ini dapat dimanfaatkan oleh semua orang, dan bisa bermanfaat bagi orang banyak serta saya ingin menciptakan alat baru lagi yang bisa membantu pekerjaan masyarakat dimanapun," kata Yandi menyudahi. (Dkn).


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.