Latest Post


Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen TNI (Purn) Chairawan Nusyirwan

JAKARTA, SANCA NEWS.COM  - Mantan Komandan Tim Mawar Mayjen (Purn) Chairawan Nusyirwan mengungkap keberadaan dirinya saat kerusuhan 21-22 Mei terjadi di depan Bawaslu hingga Sarinah. Dia juga menceritakan alasan melaporkan majalah Tempo ke Dewan Pers dan polisi.

Dia menceritakan alasannya melaporkan Majalah Tempo akibat tudingan keterlibatan eks Tim Mawar yang sempat dipimpinnya terkait dengan kerusuhan 22 Mei di depan Bawaslu dan Sarinah. Laporan utama Tempo itu berjudul Tim Mawar dan Rusuh Sarinah terbit pada 10 Juni lalu.

Diketahui, Chairawan sempat menjabat sebagai Komandan Grup-4/Sandi Yudha Kopassus. Tim Mawar sendiri diduga terlibat dalam penculikan aktivis 1997-1998. Pengadilan Militer sebelumnya memutuskan untuk membebastugaskan Chairawan sebagai komandan terkait dengan kasus tersebut.

Chairawan mengatakan pihaknya tidak terima ketika Tim Mawar dikaitkan dengan kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei lalu.

"(Tim Mawar) sudah bubar tahun 1999. Orangnya sudah terpencar, sudah berumur dan sudah tidak terlibat apa-apa. Kalau pun ada namanya orang itu bukan tim, tidak ada satu atau dua orang disebut tim," ujar dia kepada Awak Media di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (12/6).

Chairawan mengatakan judul artikel berupa Tim Mawar dan Rusuh Sarinah sudah salah lantaran mengindikasikan keterkaitan antara kedua kata tersebut yakni Tim Mawar dan rusuh.

"Di dalamnya ada berita 'bau mawar' itu kan bau mawar ada juga maksud mengaitkan," tuturnya.

Chairawan mengatakan dirinya juga sempat menyampaikan rencana melaporkan Tempo ke Dewan Pers maupun polisi ke Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurut dia, Prabowo tidak keberatan.

"Ceritanya banyak (kepada Prabowo), ngobrol-ngobrol yang lain, macam-macam antara lain saya mau melaporkan majalah Tempo," ujarnya.

"Beliau diam saja. Iya saja. Itu kan hak saya," ujar dia.

Chairawan juga menceritakan aktivitasnya saat unjuk rasa yang terjadi pada 21 Mei-22 Mei lalu.

Dia menceritakan, pada 21 Mei tepat pukul 16.30 WIB ia menuju ke kediamannya untuk berbuka puasa setelah sebelumnya berada di kawasan Sarinah.

"Saya 21 Mei, jam setengah 5 sore pulang ke rumah dari Sarinah. Tidak terjadi apa pun," tuturnya.

Ia mengaku sampai di rumah pukul 17.30 WIB dan masih sempat salat Asar. Menurutnya, ia memang mengingat persis waktu yang ia jalani lantaran ingin segera berbuka puasa.

Sementara itu di depan Gedung Bawaslu, para pendemo sudah saling melambaikan tangan kepada aparat kepolisian usai menggelar salat tarawih sekitar pukul 20.45 WIB pada Selasa (21/5). Namun tak lama berselang, ada sekelompok orang yang diduga melakukan aksi provokasi sehingga kepolisian mengejar dan menangkap beberapa orang.

Sekitar tengah malam, polisi mulai menembakkan gas air mata. Bentrok keduanya terjadi di kawasan Wahid Hasyim dan Tanah Abang. Pendemo melemparkan batu hingga petasan ke arah aparat. Kejadian itu berlangsung hingga Rabu dini hari (22/5).

Chairawan pun mengaku baru mengetahui kejadian kerusuhan pada Rabu setelah ia melihat berita di televisi.

Lihat Cobra Hercules

Terkait dengan Abdul Gani Ngabalin atau Cobra Hercules yang sudah ditahan pihak kepolisian karena diduga terlibat kerusuhan di depan Bawaslu, Chairawan mengaku pernah melihatnya.

Laporan Tempo menyatakan Gani menjabat Panglima Garda Prabowo. Kelompok itu merupakan relawan Prabowo-Sandi yang didirikan Fauka Noor Farid.

"Pernah lihat mungkin ya. Bisa saja lihat. Tapi saya tidak kenal secara person ya," kata dia.

"Di partai itu, mungkin ketemu saya di sini sepintas, habis itu kan tidak ada komunikasi, pernah tapi mungkin tidak kenal," ucapnya.

Terkait dengan pemberitaan itu, dia berencana menuntut Tempo secara hukum karena dianggap merugikan dirinya. Namun, hal itu akan dilakukan setelah ada hasil dari Dewan Pers terlebih dahulu.

Ketika dikonfirmasi, Pemimpin Redaksi Tempo Arif Zulkifli memberikan tanggapan terkait dengan pelaporan Dewan Pers dan polisi.

"Sesuai aturan undang-undang (Pers), mereka yang merasa dirugikan seharusnya melaporkan ke Dewan Pers," kata Arif.

Dewan Pers akan menggelar klarifikasi kedua belah pihak pada Selasa mendatang (18/6). (Dkn).

Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah Melaksanakan Pengambilan Sumpah Jabatan Eselon III dan IV Pemko Padang

PADANG, SANCA NEWS.COM  - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyebutkan dari 120 orang yang diusulkan, baru 65 orang Pejabat Eselon III dan IV yang disetujui oleh Mendagri, sehingga masih ada kekosongan beberapa jabatan pada Organisasi Perangkat Daerah.

“Namun hal ini seyogyanya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk tetap maksimal dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat,” ujar Mahyeldi pada acara Pengambilan Sumpah Jabatan dan Pelantikan 6 (enam) orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) dan 65 orang Pejabat Administrator (Eselon III) dan Pengawas (Eselon IV) di lingkungan Pemerintah Kota Padang, di Ruang Bagindo Aziz Chan Balaikota Padang Aie Pacah, Rabu (12/6), sebagaimana dilansir dari Facebook Humas Pemko Padang.

Dia menerangkan,pelantikan dan mutasi jajaran pejabat struktural setiap instansi pemerintah adalah bagian dari kehidupan organisasi serta pola pengembangan dan pembinaan karir pegawai dalam rangka pemantapan dan peningkatan kapasitas kelembagaan. Pelantikan dapat pula dimaknai sebagai bagian dari upaya penyegaran dan peningkatan kinerja.

“Terkait Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Pasal 2 Ayat 2 menyatakan Gubernur, Bupati atau Wali Kota yang akan melakukan penggantian pejabat di lingkungan Pemda Proinsi atau Kabupaten/Kota, dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pelantikan harus mendapat persetujuan tertulis dari Menteri, dan alhamdulillah kita telah mendapatkan persetujuan tersebut melalui surat Mendagri Nomor: 821/508/SJ tanggal 31 Mei 2019 perihal Persetujuan Pengangkatan dan Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemko Padang dan surat Mendagri Nomor: 821/3054/OTDA tanggal 31 Mei 2019 perihal Persetujuan Pengangkatan dan Pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas di lingkungan Pemko Padang”, ungkap Mahyeldi.

Adapun 6 (enam) orang Pejabat Eselon II yang dilantik adalah Arfian sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Pemerintahan Setdako Padang;

Mursalim yang sebelumnya menjabat Kepala Kantor Kesbangpol Padang menyandang jabatan baru sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Padang.

Lalu, Kabag Hukum Setdako Padang Syuhandra kini menempati jabatan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang; Afriadi mengemban amanah sebagai Kepala Dinas Sosial Kota Padang, dimana sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris pada dinas yang sama;

Dinas Lingkungan Hidup kini dipimpin oleh mantan Kabid Penataan dan Penegakan Hukum Lingkungan Mairizon; dan Guswardi sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, beralih dari jabatan lamanya sebagai Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat.

Sedangkan di antara jajaran Eselon III terdapat nama Budi Payan yang menempati jabatan baru sebagai Kabag Umum Setdako Padang, dari jabatan lama sebagai Kabid Penagihan dan Pengawasan Badan Pendapatan Daerah Kota Padang.

Mahyeldi berharap agar para pejabat yang baru dilantik dapat fokus bekerja untuk hasil yang baik, bukan fokus pada hal-hal yang menjatuhkan kinerja, serta menjauhkan diri dari berbagai kepentingan yang merusak kebersamaan dan kekompakan organisasi.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Wakil Wali Kota Padang Hendri Septa, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Yosmeri, Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sumatera Barat Yeflin Luandri, Seketaris Daerah Kota Padang Amasrul dan Asisten Administrasi Setdako Padang sebagai saksi pelantikan, serta Kepala OPD di lingkungan Pemko Padang.

Mahyeldi sendiri baru sebulan menjalani peran sebagai walikota untuk periode 2019-2024, dengan pasangan Hendri Septa.(Hms/Dkn/Asc).

Wali Kota Padang Mahyeldi


PADANG, SANCA NEWS.COM - Wali Kota Padang Mahyeldi membantah pemasangan baliho bergambar dirinya di sejumlah lokasi di Padang dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Barat terkait Pilkada Gubernur Sumbar
pada 2020.


“Pemasangan baliho tersebut dalam kapasitas saya sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah dan Ketua Forum Bela Negara Sumbar,” kata Mahyeldi di Padang, saat ditanya wartawan, Rabu (12/6).


Menurut dia dalam kapasitas sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, pihaknya ingin mensosialisasikan tentang pentingnya ekonomi syariah di daerah ini.


“Ekonomi syariah mesti lebih intensif disosialisasikan untuk menolak system riba, kata dia.


Selain dalam kapasitas sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, sejumlah baliho bergambar Mahyeldi juga terpasang dalam kapasitas sebagai Ketua Forum Bela Negara Sumbar.


Pada baliho tersebut, dia menyampaikan pesan-pesan terkait pentingnya sikap bela Negara. Dia  memastikan baliho tersebut bukan dalam kaitan dengan pilkada gubernur Sumbar 2020.


Saat ditanya apakah hendak mencalonkan diri sebagai gubernur Sumbar pada pilgub 2020, mahyeldi hanya tersenyum dan tidak memberikan jawaban.


Menjelang pilkada gubernur 2020, sejumlah tokoh mulai melakukan sosialisasi dengan memasang baliho di berbagai lokasi strategis di Sumbar.


Sosok yang memasang baliho tersebut mulai dari Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar, Wali Kota Padang Mahyeldi, hingga Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi.


Nasrul Abit saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumbar mendampingi Irwan Prayitno. Sementara Mahyeldi merupakan Wali Kota Padang 2014-2019 dan baru dilantik sebagai Wali Kota periode kedua pada 13 Mei 2019.


Sedangkan Riza Falepi merupakan Wali Kota Payakumbuh dua periode yang sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota DPD RI daerah pemilihan Sumbar. (Dkn/Sac).





PADANG, SANCA NEWS.COM - Satu orang warga meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Koto Tabuah, Kampuang Pinang, Nagari Batu Gadang, Kecamatan Sungai Geringging, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa (11/6) malam.

Longsor tersebut menimbun satu rumah warga yang menyebabkan penghuninya Syahril (40), meninggal dunia akibat tertimpa material longsor. Sementara satu orang lainnya mengalami luka di bagian tangan atas nama Yulia.

"Betul terjadi longsor dan banjir tadi malam di Batu Gadang, Sungai Geringging, Padang Pariaman. Satu orang warga meninggal dunia dan satu orang lainnya mengalami luka-luka," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Sumbar, Rumainur, Selasa malam.

Rumainur menyebutkan, tim gabungan dari BPBD, Tagana, Basarnas dan TNI-Polri sudah berada di lokasi untuk membantu pembersihan material longsor.

"Tim sedang bekerja melakukan pembersihan material longsor dan mencari kemungkinan adanya korban lainnya," katanya.

Ia menyebutkan, longsor dan banjir terjadi di Padang Pariaman akibat hujan lebat sepanjang siang hingga malam hari.

Rumainur meminta warga waspada terhadap bahaya longsor dan banjir. Hal itu disebabkan karena cuaca di Sumbar cukup ekstrem. 

"Data dari BMKG, ada sejumlah daerah di Sumbar yang mengalami hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. Kita minta warga waspada bahaya longsor dan banjir," katanya mengakhiri. (Dkn/Sac).


Kakan Kemenag Padang Panjang Gusman Piliang didampingi Kasi Penmad Bustami menyerahkan hasil UNBK kepada Kepala MTsN Padang Panjang Firmawati Anwar, jelang Lebaran 1440 H lalu.

PADANG PANJANG, SANCA NEWS.COM Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Padang Panjang masih mempertahankan predikat sebagai madrasah terbaik tingkat Sumbar. Pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2019 ini madrasah tersebut berhasil meluluskan 100 persen siswanya dengan rata-rata nilai tertinggi tingkat MTs dan peringkat keempat SMP/MTs se-Sumbar.

“Alhamdulillah, dalam UNBK yang diumumkan jelang hari raya lalu, rata-rata kita terbaik tingkat MTs dan nomor 4 tingkat SMP/MTs se-Sumbar,” kata Kepala MTsN Padang Panjang Firmawati Anwar, Senin (10/6) di ruangan kerjanya.

Firmawati yang didampingi Waka Bidang Humas Walfurqan menyebutkan, siswa MTsN Padang Panjang yang mengikuti UNBK 2019 sebanyak 300 orang. Dari 300 siswa itu, 3 siswa mendapat nilai 100 pada mata pelajaran matematika, yakni Hadid Habiburrahman, Santry Finisia Noza dan Muhammad Fariz.

“Ada juga satu orang siswa kita yang mendapat nilai 100 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, atas nama Dinda Alya Fadila. Mereka yang mendapat nilai 100 ini diberi reward oleh komite madrasah,” terangnya.

Para lulusan MTsN Padang Panjang itu sebagian sudah dipastikan diterima di sejumlah sekolah favorit, antara lain SMAN 1 Padang Panjang 22 orang, SMAN 1 Sumbar 18 orang dan MAPK Koto Baru Padang Panjang 10 orang.

Kakan Kemenag Kota Padang Panjang Gusman Piliang mengapresiasi prestasi yang diraih MTsN Padang Panjang. Ia berharap prestasi itu dipertahankan, bahkan bisa ditingkatkan lagi pada tahun-tahun mendatang. (Dkn).

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.