Latest Post

Istimewa


JATIM -- Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Masduki, S.E., M.Si. menghadiri acara penutupan Pendidikan Siswa Secata Dikmata TNI AD Gel II Program Anggaran Tahun 2019, bertempat di Lapangan Secata Rindam V/Brw, Magetan, Jawa Timur, Sabtu (13/4/19).

Upacara penutupan tersebut dipimpin langsung oleh Pangdam V/Brw Mayor Jenderal TNI Wisnoe P.B. yang bertindak sebagai Irup pada upacara yang tampak berjalan tertib dan disuguhi dengan beberapa demonstrasi dari para Siswa Secata yang baru saja dilantik.

Dalam kesempatan itu, Kolonel Inf Masduki  turut menyempatkan diri untuk memberikan ucapan selamat kepada para Siswa Secata yang telah mampu menyelesaikan pendidikannya selama kurang lebih 5 bulan itu.

Ia menyampaikan harapan, agar para prajurit yang baru saja dilantik itu jangan pernah merasa puas dengan tetap menjaga fisik. Karena menurutnya, sebagai seorang prajurit dituntut untuk selalu memiliki fisik yang prima.

Lebih lanjut ia menitipkan pesan, sebagai prajurit TNI nantinya mereka akan mampu memberikan pengabdian yang terbaik terhadap rakyat, bangsa dan Negara.

"Karena kalian sebagai prajurit TNI, sejatinya merupakan Benteng Pancasila dan pengawal NKRI dalam menjaga kedaulatan Negara yang kita cintai ini", tandasnya sambil menepuk pundak salah satu prajurit itu," kata Kolonel Inf Masduki, seperti dilansir dari laman Website TNI.

Seperti diketahui, sebanyak 360 Siswa Secata yang baru dilantik itu, kemudian mereka akan melanjutkan menempuh pendidikan sesuai dengan kecabangannya masing-masing.





(sumber: Website TNI/Puspen TNI)


Jakarta, SancaNews.Com -- Kantor DPP RAMPAS (Relawan Aksi Mendukung Prabowo-Sandi) yang berada di jalan Berdikari No 29 Koja Jakarta Utara terlihat selalu ramai oleh Team Pemantau, para pengurus RAMPAS baik DPP maupun DPW dan DPD RAMPAS Wilayah DKI.

Delfi Tasar Wakil Ketua I bidang Organisasi menyampaikan, "Kawan-kawan relawan RAMPAS mulai hari Jum'at 12/4/19 sampai hari ini Selasa 16/4/19, sudah enam hari kami lembur di kantor, menginput data dan informasi dari relawan RAMPAS di seluruh Indonesia. Kami mengkomunikasikan ke seluruh jajaran untuk memantau seluruh TPS-TPS sampai ke tingkat Kecamatan untuk mengawal pesta Demokrasi ini berjalan dengan baik, aman dan tanpa kecurangan," katanya.

Delfi juga mengatakan, kami selalu menghimbau kawan-kawan RAMPAS mulai dari Pusat sampai ke pedesaan agar melaksanakan tugas harus selalu menjaga ketertiban, keamanan dan jangan mau terprovokasi oleh hal-hal yang dapat merusak perjalanan Demokrasi dan memecah belah anak bangsa.
"Pilpres lima tahun sekali ini harus kita laksanakan dengan baik. Kita anak bangsa yang harus menjaganya, karena NKRI harga mati, Indonesia berdaulat tujuan kita," ujar Delfi Tasar.

Sementara itu, T.Helmi Ketua Umum RAMPAS menghimbau bahwa "Kawan kawan di seluruh Indonesia, mari sama-sama kita jaga kesatuan dan persatuan bangsa untuk mencapai Indonesia berdaulat, adil dan makmur. Untuk itu kita bekerja keras menghimbau masyarakat untuk memilih dan jangan golput

Karena satu suara sangat berarti untuk menentukan masa depan Bangsa ini. Dan saya T. Helmi menegaskan agar seluruh relawan dapat menjalankan tugas masing-masing dengan baik dan bertanggung jawab, jangan pernah mau dipecah belah oleh pihak manapun, karena NKRI harus kita jaga, Indonesia berdaulat, adil dan makmur tujuan kita," pungkas T.Helmi. (Team)


Istimewa
JAKARTA -- Dalam rangka pemilu damai, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar acara Doa Bersama Lintas Agama. Acara ini diikuti ribuan prajurit dan PNS TNI, baik TNI AD, TNI AL, TNI AU dan sejumlah elemen masyarakat dari umat Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (15/4/2019) malam, seperti dilansir Tribun.

Acara doa bersama dengan tema “Doa Bersama Dalam Mewujudkan Pemilu Damai” dihadiri Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, dan Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna serta sejumlah pejabat tinggi Mabes TNI dan Angkatan.

Rangkaian Doa Bersama Lintas Agama dalam rangka Pemilu 2019, diawali dengan Tausiyah yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., dilanjutkan doa lintas agama secara bergantian yang dipimpin masing-masing tokoh agama.

Dalam acara tersebut doa agama Islam dipimpin oleh Habib Nabiel Fuad Al Musawa, Protestan oleh Pendeta Manuel E Raintung, Katolik oleh Romo Yoseph M.M. Bintoro, Hindu oleh Pinandita Wayan Rajin, Budha oleh Bhikku Pabhaharo Tera dan Konghuchu oleh XS Budi Santoso Tanuwibowo.

Hadi menyampaikan bahwa tujuan dari pelaksanaan acara ini adalah untuk bersatu dan berdoa bersama, memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan kepada TNI untuk menjaga keutuhan NKRI selama pelaksanaan Pemilu tahun 2019.




(tn)

JAKARTA -- Pada pemilu 2019 yang akan dilaksanakan 17 April besok, generasi milenial diserukan untuk tidak golput. Karena Golput tidak menjadi solusi untuk Indonesia yang lebih baik.

Hal ini disampaikan Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Niam Sholeh dalam Pelatihan Kesadaran Partisipasi Politik dan Kepemimpinan Pemuda di Jakarta, Senin.

"Generasi milenial ini bisa dikatakan sebagai generasi rasional dan optimis. Jangan sampai generasi milenial golput. Golput tidak menjadi solusi untuk Indonesia yang lebih baik," kata Niam, seperti dilansir Antara.

Kegiatan dengan tema Generasi Milenial; Kepemimpinan Pemuda, Partisipasi Politik, dan Perebutan Suara itu digelar Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan Yayasan Sewonegoro selama dua hari, 15-16 April.

Menurut Niam, pesta demokrasi lima tahun sekali harus disambut dengan kegembiraan dan memperkuat persaudaraan meski beda pilihan.

"Generasi milenial harus optimis dengan berpartisipasi aktif dan sadar politik untuk menyiapkan diri sebagai estafet kepemimpinan bangsa Indonesia ke depan. Insya Allah Indonesia akan tetap jaya bersama generasi milenial yang optimis," ujarnya.

Penggiat media sosial Sumantri juga menyerukan agar generasi milenial tidak golput dan menentukan pilihan di pemilu.

"Satu suara generasi milenial sangat penting. Jangan sampai golput dan salah pilih. Dengan memilih wakil yang tepat insya Allah akan berdampak besar ke depannya," ujarnya.

Mantri mengingatkan kepada generasi milenial tentang pentingnya literasi politik.

"Generasi milenial jangan berpikir politik itu kotor. Ingat semua kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan sampai ekonomi diambil lewat keputusan politik. Untuk itu, lihatlah politik dengan kacamata positif," ujarnya.




(ant)

Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini. (Foto: Istimewa)
JAKARTA -- Bagi masyarakat yang mengetahui pelanggaran pemilu, diimbau untuk melaporkan sesuai mekanisme yang ada, bukan mengunggah di media sosial.

Hal ini dikatakan Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, di Jakarta, Minggu baru-baru ini.

"Jadi bagi masyarakat pemilih yang menemukan terjadinya dugaan pelanggaran, lebih baik disalurkan melalui mekanisme yang benar, melapor kepada pengawas pemilu," ujar Titi seperti dilansir Antara.

Selain pengawas pemilu, masyarakat juga dapat melaporkan pelanggaran melalui pemantau pemilu, misalnya Perludem, Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) atau Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP).

Titi mengakui media sosial memudahkan siapa pun menyebarkan informasi, tetapi dampaknya apabila tidak disertai rasa tanggung jawab dapat menimbulkan provokasi.

Apalagi memviralkan sesuatu tanpa melakukan konfirmasi terlebih dulu dapat menimbulkan benturan di tengah masyarakat yang sedang terpolarisasi selama pemilu.

"Kita tidak menginginkan kegaduhan, kericuhan, serta benturan antarkelompok, Indonesia punya sistem hukum yang sangat baik untuk menindaklanjuti laporan pelanggaran," ujar Titi.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat yang datang langsung memantau apabila menemukan adanya dugaan praktik kecurangan menempuh prosedur lapor yang benar dan sesuai aturan main.

Ada pun beberapa kali video dugaan pelanggaran pemilu, baik yang merupakan berita bohong mau pun sesuai fakta, diunggah ke media sosial hingga viral dan menjadi polemik nasional.





(ant)

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.