Latest Post

JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita puluhan miliar rupiah dalam berbagai bentuk mata uang dari para pejabat Kementeriaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera). Diduga, uang tersebut merupakan suap yang diterima oleh sekitar 75 pejabat Kempupera.

"Uang yang disita tersebut diduga diterima oleh para Pejabat di Kempupera dalam rupiah dan berbagai bentuk mata uang asing," kata Jubir KPK, Febri Diansyah di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (5/4/2019) seperti dilansir dari beritasatu.

Uang tersebut disita selama proses penyidikan kasus dugaan suap pelaksanaan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM‎) milik Kempupera. Febri menjelaskan dari 75 orang yang uangnya disita tersebut, 69 diantaranya mengembalikan secara langsung.

‎"KPK menduga pembagian uang pada pejabat Kempupera terjadi masal pada pilihan pejabat di sana terkait proyek Sistem Penyediaan Air Minum," jelas Febri.

Diketahui, KPK sedang mengembangkan perkara dugaan suap terkait proyek air minum di Kempupera. KPK menduga terdapat puluhan proyek air minum di Kempupera yang menjadi bancakan para pejabat di Kempupera untuk menerima suap dari pihak swasta, termasuk dari petinggi PT Wijaya Kusuma Emindo (WKE) dan PT Tashida Sejahtera Perkasa (TSP).

Diketahui, KPK menetapkan empat pejabat Kempupera dan empat pihak swasta sebagai tersangka kasus ini. Empat pejabat Kempupera, yakni Anggiar Partunggul Nahot Simaremare selaku Kepala Satuan Kerja (Kasatker) SPAM Strategis sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) SPAM Lampung; Meira Woro Kustinah selaku PPK SPAM Katulampa; Teuku Moch Nazar selaku Kasatker SPAM Darurat; dan Donny Sofyan Arifin selaku PPK SPAM Toba I diduga telah menerima suap dari Budi Suharto selaku Dirut PT Wijaya Kusuma Emindo (WKE); Lily Sundarsih selaku Direktur PT WKE; Irene Irma, Direktur PT Tashida Sejahtera Perkasa (TSP) dan Yuliana Enganita Dibyo, Direktur PT TSP. Suap tersebut diberikan agar keempat pejabat Kempupera itu mengatur lelang proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum tahun anggaran 2017-2018 di sejumlah daerah agar dimenangkan oleh PT WKE atau PT TSP yang sebenarnya dimiliki oleh orang yang sama.



(bs)

Ilustrasi
JAKARTA -- Lantaran terbukti menerima suap dari wajib pajak bernama Anthony Liando, Pegawai Kantor Pajak Ambon, Sulimin Ratmin, divonis 7 tahun penjara dan denda Rp 250 juta subsider 6 bulan kurungan.



 
"Menyatakan terdakwa secara sah dan meyakinkan terbukti bersalah melanggar pasal 12 huruf A UU nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20 tahun 2001 tentang korupsi juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana," kata ketua majelis hakim tipikor, Pasti Tarigan di Ambon, sebagaimana dilansir dari Antara, Rabu (3/4/2019).

Selain itu, Sulimin juga dihukum membayar uang pengganti Rp 60 juta. Jika tak dibayar, maka harta benda Sulimin akan disita dan dilelang untuk menutupi kerugian keuangan negara dan apabila tidak mencukupi, maka diganti hukuman kurungan selama 6 bulan.

Putusan majelis hakim ini lebih berat dari tuntutan. Tim JPU KPK awalnya menuntut Sulimin dihukum 5 tahun penjara, denda Rp 250 juta subsider 6 bulan kurungan, dan hukuman tambahan uang pengganti Rp 60 juta atau jika tak dibayar diganti 6 bulan kurungan.

Mendengar putusan itu, Sulimin terlihat menangis. Melalui penasihat hukumnya, Aden Lukman dan Darius Laturete, mereka menyatakan menerima.

Kasus ini berawal saat Sulimin diperkenalkan oleh Kepala KPP Pratama Ambon nonaktif, La Masikamba dengan Anthony Liando di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Ambon. Perkenalan itu dilakukan untuk mengatur penghitungan pajak wajib pajak perseorangan milik Anthony selaku pemilik Toko Angin Timur.

Kasus ini sendiri berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Oktober 2018. Pasca OTT itu, KPK menetapkan 3 orang tersangka, yaitu La Masikamba dan Sulimin sebagai tersangka penerima suap dan Anthony Liando sebagai tersangka pemberi suap.

Saat pengumuman status tersangka, KPK menduga La Masikamba dan Sulimin menerima Rp 320 juta dari Anthony dengan tujuan diberi pengurangan kewajiban pajak. KPK juga menjerat La Masikamba sebagai tersangka gratifikasi karena diduga menerima Rp 550 juta dari Anthony.

Namun, dalam dakwaan La Masikamba disebut menerima suap serta gratifikasi dari belasan wajib pajak. Total dugaan suap dan gratifikasi itu mencapai Rp 8,5 miliar.



(dtk/ant)

Menag Lukman Hakim Saifuddin. (Foto: Istimewa)
JAKARTA -- Menggunakan hak pilih dalam Pemilu adalah hak setiap warga negara. Namun, dalam perspektif sebagai warga bangsa yang memiliki kewajiban untuk menjaga dan memelihara roda pemerintahan menggunakan hak pilih adalah hal yang mutlak.

Hal ini dikatakan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat menghadiri acara Dharma Santi Nasional dengan tema 'Melalui Catur Brata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019' di Panggung Terbuka Ardha Chandra Taman Budaya Art Centre Denpasar, Sabtu (6/4) malam.

"Oleh karena itu, dalam konteks golput itu memang hak setiap kita. Tapi sebaiknya kita gunakan hak pilih, karena kita punya kewajiban untuk menentukan siapapun di antara para kandidat yang ada. Untuk kita pilih yang terbaik di antara mereka yang mampu mengemban amanah 5 tahun ke depan," kata Menag.

Dia pun menyambut baik acara Dharma Santi Nasional ini. Menurut dia, acaranya tersebut adalah upaya untuk mensukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 17 April 2019 mendatang.

"Intinya perayaan ini dikaitkan dengan upaya kita mensukseskan Pemilu. Jadi Intinya, bahwa sebagai umat beragama, kita tidak bisa memisahkan antara bakti kita kepada agama dan negara," kata Lukman.


(mdk)



Jakarta, SancaNews.Com - Masyarakat kelurahan Kamal Muara Penjaringan Jakarta Utara yang terdiri dari 12 Rw meluap di sepanjang jalan bersiap menyambut kedatangan calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto Jumat 5/4/19.

Menurut Yono, salah satu warga di lokasi mendapatkan informasi tentang kedatangan Prabowo dalam rangka deklarasi dukungan untuk Prabowo, menunggu di pinggir jalan dari sebelum sholat Jumat sampai selesai, "Lihat saja Mak Mak yang ingin melihat calon presidennya secara langsung, mereka rela berpanas-panasan sambil membimbing dan menggendong anak-anak mereka," sebut Yono.

Sementara itu di area Gedung Olah Raga Kamal Muara, baik di dalam gedung maupun di luar, beberapa relawan dan masyarakat dari daerah seperti Cengkareng, Palm Park, Pegadungan, Dadap dan lainnya tampak ikut menyaksikan.


Ketua Panitia Pelaksana Delfi Tasar yang juga Wakil Ketua 1 RAMPAS (Relawan Aksi Mendukung Prabowo Sandi) ketika di temui untuk di komfirmasi mengatakan bahwa RAMPAS bersama dengan PPI (Gerakan Pelaut Indonesia) melaksanakan acara ini dalam rangka memberi dukungan untuk paslon Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi, "Kami dari Relawan turut memperjuangkan untuk menangkan paslon nomor 02 dan siap mengawasi tempat pemungutan suara di TPS hingga di kecamatan untuk memastikan bahwa pemilihan presiden berjalan jujur ​​untuk mencapai keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia," ucapnya Delfi. 


Dilain pihak pendukung Prabowo Subianto yang berada di Gedung Olahraga merasa sangat senang dan bangga untuk bertemu langsung dengan Capres Prabowo Subianto, walaupun harus menunggu berjam-jam karena Capres 02 adalah calon Presiden yang mereka banggakan meskipun tidak dapat bertemu langsung, Seperti yang disampaikan oleh Panitia, "Pak Prabowo tidak dapat hadir karena kepadatan jadwal" dan menyampaikan permintaan maaf kepada pendukungnya.

Agus, salah satu warga yang sudah lama menunggu tidak kecewa sama sekali karena mereka memahami kondisi Capres yang mereka idolakan tidak sempat hadir karena panitia sudah menyapaikan bahwa Capres Prabowo berhalangan datang, "Kami yakin dan memahami kesibukan beliau dan yang pasti kami adalah Prabowo dalam artian keinginan kami adalah keinginan pak Prabowo dan kami yakin beliau dapat membawa perubahan yang signifikan di negara kita ini," tutup Agus.(sanca)



Padang, SancaNews.Com - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di kawasan wisata Danau Cimpago Purus, Kota Padang, Sumatera Barat adakan kampanye Akbar terbuka, Selasa (2/4).

 

Ketua DPD Macan Asia Indonesia Sumbar beserta jajarannya di lokasi kampanye Akbar 02 tampak hadir dan tidak ketinggalan Jon Iswan, sebagai Dewan Pendiri Macan Asia Indonesia turut bergabung dan mengawasi pengunjung sambil menunggu kehadiran Capres Prabowo Subianto yang berkumpul di loakasi  yang datang dari berbagai penjuru di Sumatra Barat.


Ketika di komfirmasi di lokasi, Ketua DPD Macan Asia Indonesia Sumbar, Hanafi dengan tegas mengatakan, "Kami hadir disini ingin memantau langsung kampanye Akbar Calon Presiden  Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto dapat berjalan dengan aman dan lancar," singkatnya kepada SancaNews.com.

 

Pengamatan di lapangan menurut Jon Iswan Dewan Pendri Macan Asia Indonesia, massa berkumpul diperkirakan 18 ribu orang pengunjung itu tampak mulai memadati panggung yang disiapkan oleh panitia BPN (Badan Pemenanga Nasional) Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi di lokasi berdesak-desakan dan ketika acara berlangsung 5 orang pengunjung terdiri dari wanita terlihat jatuh pinsan dan korban tersebut kebanyakan dari warga kota Padang.

 

Di sisi lain, di bawah terik matahari dan beberapa pengunjung yang jatuh sakit karena berdesak-desakan, dengan kehadiran petugas polisi di lapangan dalam sekejap, AKP. Ridwan selaku Kapolsek Nanggalo menginstruksikan bawahannya untuk membantu para korban sehingga korban bisa diselamatkan.

 

Selain itu, sejumlah orang berpakaian putih yang merupakan pakaian anggota salah satu ormas juga naik ke atas panggung dan sebelumnya, banyak pengunjung yang sangat mencintai organisasi massa tersebut kecewa karena mereka tutup mata pengunjung ketika berada di panggung kampanye.

 

Salah satu teriakan pengunjung dari sudut panggung sebelah kanan terdengar dan berkata, "Turun, turun, pandangan kami tertutup dan anda harus turun atau duduk agar kami dapat melihat orasi paslon kami," ucap pengunjung kesal di lokasi kampanye.

 

# SN- 001

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.