Doter Tifauzia Tyassumah  


JAKARTA — Epidemiolog sekaligus pegiat media sosial, dr. Tifauzia Tyassuma atau yang lebih dikenal dengan nama Dokter Tifa angkat bicara terkait polemik keaslian ijazah Presiden Joko Widodo yang kembali menjadi perbincangan hangat.


Ia menyoroti sikap Universitas Gadjah Mada (UGM), khususnya Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, yang dinilainya menunjukkan tanda-tanda tidak siap menghadapi tuntutan klarifikasi dari publik.

 

“Becik ketitik, olo ketoro,” kata Tifa dalam pernyataannya, menyinggung pepatah Jawa yang berarti kebaikan akan terlihat, begitu pula keburukan lambat laun akan terungkap.

 

Hal tersebut diungkapkan Tifa melalui unggahannya di X, @DokterTifa (15/4/2025).

 

Menurut informasi yang beredar, Prof Ova Emilia disebut menolak untuk menemui Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) serta perwakilan Alumni UGM yang ingin meminta penjelasan langsung terkait dugaan fraud dalam ijazah dan skripsi Jokowi.

 

Pertemuan hanya akan diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan dijadwalkan berlangsung di sebuah ruangan kecil di Fakultas Kehutanan UGM, bukan di Rektorat.

 

“Yang diterima hanya lima orang, dan bukan di ruang resmi pimpinan universitas. Ini menyiratkan ketakutan,” Tifa melanjutkan.

 

Ia menegaskan, tak ada orang yang takut pada kebenaran jika ia berada di pihak yang benar.

 

“Orang yang takut adalah mereka yang tahu ada kesalahan, atau bahkan terlibat di dalamnya,” sindirnya tajam.

 

Tifa juga menyayangkan sikap Prof Ova yang dinilainya bertolak belakang dengan sikap ksatria mantan Rektor UGM, Prof Sofian Effendi.

 

Tifa bilang, Prof Sofian menunjukkan karakter akademisi sejati dengan lurus, tajam, dan teguh di jalur kebenaran.

 

“Sangat disayangkan. Ini bukan cermin keberanian seorang ilmuwan,” kuncinya.

 

Sebelumnya, Politikus PDIP, Ferdinand Hutahean, turut menyoroti polemik seputar keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Jokowi.

 

Ia menilai, isu tersebut seharusnya tidak perlu berlarut-larut jika disikapi secara terbuka.

 

Apalagi, baru-baru ini mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar menantang Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengungkap data Kuliah Kerja Nyata (KKN) Jokowi.

 

"Polemik soal ijazah Jokowi ini kan sebetulnya hal mudah diselesaikan. Mengapa ini berlarut-larut, bertahun-tahun tidak tuntas?," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Kamis (10/4/2025).

 

Dikatakan Ferdinand, penyelesaian mengenai isu keaslian ijazah Jokowi sangat mudah jika ada keinginan untuk mengakhiri.

 

"Tidak perlu harus si A membantah, teman inilah, inilah, semuanya kan membuat semakin membuat kontroversi di tengah publik," lanjutnya.

 

Ferdinand mengatakan bahwa apa yang dilakukan Rismon Sianipar merupakan bagian dari mencari kebenaran atas apa yang selama ini diperdebatkan.

 

"Karena bagaimanapun Jokowi pernah menjadi Presiden Indonesia 10 tahun. Artinya, syarat legal dia menjadi Presiden itukan dipertanyakan publik sekarang soal ijazahnya dan juga penggunaan gelar," sebutnya.

 

Ditekankan Ferdinand, jika saja Jokowi menggunakan gelar yang tidak sesuai dengan ijazahnya, maka ia telah melakukan tindak pidana.

 

"Karena kalau penggunaan gelar tidak sesuai dengan ijazah, kan itu pidana sebetulnya. Kalau memang dia tidak insinyur tapi menggunakan insinyur, itu pidana," tegasnya. (*)


Label:
This is the most recent post.
Posting Lama

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.