Foto coppy Ijazah-Jokowi/Ist
JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi)
kembali menjadi sorotan publik usai mengaku memperlihatkan ijazah asli kepada
11 wartawan, Rabu, 16 April 2025. Namun, langkah itu justru makin mengundang
kecurigaan lantaran wartawan dilarang mendokumentasikan momen tersebut, tanpa
foto, video, maupun publikasi.
“Jokowi sudah tunjukkan ijazah aslinya ke 11 wartawan. Tapi
wartawannya dilarang motret, dilarang ngevideoin, dilarang mempublikasikan.
Yang lihat bakal dibisikin, ‘jangan bilang ke yang lain ya!’” tulis akun X
@TOM5helby dalam unggahannya di media sosial X, Kamis, 17 April 2025.
Lebih lanjut, unggahan tersebut menampilkan seorang netizen
TikTok yang berisi kritik atas sikap Jokowi yang hanya menunjukkan ijazahnya
terhadap 11 wartawan tersebut.
Sebelumnya, sekelompok aktivis yang mengatasnamakan Tim
Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) mengunjungi kampus Universitas Gadjah Mada
(UGM) di Yogyakarta pada Selasa, 15 April 2025.
Dalam kunjungan tersebut, pakar telematika Roy Suryo, yang
turut hadir bersama tim, mengungkapkan temuan yang menurutnya menunjukkan
sejumlah inkonsistensi pada dokumen yang diklaim sebagai skripsi Jokowi.
Menurut Roy Suryo, dokumen tersebut tidak mencantumkan
tanggal pengesahan, tidak ada nama maupun tanda tangan dosen penguji, serta
tidak menyebutkan nama Kasmujo, yang disebut-sebut sebagai dosen pembimbing
Jokowi.
"Skripsi Jokowi tidak ada tanggal pengesahannya. Dua,
tidak ada nama-nama dan tanda tangan dosen pengujinya. Tidak ada nama Pak
Kasmujo, yang disebut-sebut sebagai dosen pembimbing (Jokowi)," kata Roy
Suryo, seperti dalam video yang diunggah akun X @Boediantar4, Rabu 16 April
2025.
Kontroversi ini berawal dari tuduhan yang kembali mencuat
pada Maret 2025, ketika mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar,
meragukan keaslian ijazah Jokowi dari Fakultas Kehutanan UGM.
Dalam analisisnya, Rismon menyebut penggunaan font Times New
Roman pada sampul skripsi dan lembar pengesahan Jokowi tidak sesuai dengan
teknologi yang tersedia pada 1980-an, saat Jokowi lulus pada 1985.
"Sigit menegaskan bahwa di tahun itu sudah jamak
mahasiswa menggunakan font time new roman atau huruf yang hampir mirip
dengannya, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat
percetakan," klarifikasi UGM, Jumat 21 Maret 2025, dikutip Poskota dari
situs resminya.
"Bahkan di sekitaran kampus UGM itu sudah ada percetakan
seperti Prima dan Sanur," lanjutnya. (poskota)