![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtaTOQelnbhUo8UnvA_E6iOdZB71BaeBZvEqmtP-tzWw3eYEVvMqmAGkQdXB9ErYEeVeThyeJu32LknTp8KQeJNACBgJIiwGqDmnHhYXY9H5gkmuv8p1ucoFRgECK0GYykmdFGAFnHqnSi1Bx6qYUB87IQtelLpKyOzA3pnMoFlXaOvM_T0fNcLHrPssw/w640-h320/Syahganda-Bambang.jpeg)
JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia tak kuasa menerjemahkan instruksi Presiden
Prabowo Subianto terkait Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kilogram yang membuat
rakyat sengsara. Bahkan, banyak warga di media sosial yang mengejek Presiden
Prabowo karena kelangkaan LPG 3 Kg.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Lembaga Kajian Sabang
Merauke Circle, Syahganda Nainggolan dalam podcast di YouTube
Bambang_Widjojanto dengan judul ''Kelakuan Menteri Titipan, Jokowi yang Berani
Melangkahi Presiden Demi Buat Kebijakan Gas LPG 3 KG' menilai, apa yang
dilakukan Bahlil telah membuat nama Prabowo diejek.
"Kita melihat di medsos gerakan ibu-ibu mengejek
Prabowo, oke gas-oke gas sambil bawa-bawa gas, ngejek nah karena mereka
sengsara ada kebijakan pemerintah terutama, Pak Bahlil yang buat kekacauan di
masyarakat sehingga gas hilang enggak bisa diakses orang-orang," kata
Syahganda dikutip redaksi RMOL pada Kamis, 6 Februari 2025.
Lanjut dia, fenomena ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi.
Sebab, pada dasarnya Syahganda tahu maksud Prabowo hanya ingin rakyat sejahtera
dengan mendapat harga LPG 3 Kg dengan pasti.
"Sebenarnya ini fenomena dunia medsos dimana Pak Prabowo
baik maksudnya pengen melakukan 1 kebijakan subsidi tepat sasaran di dunia
energi, karena kita tahu energi makin lama tidak terkendali harganya,” jelas
dia.
“Namun, ini salah terjemahannya oleh menterinya Pak Bahlil
ini terjemahan itu satu tidak melakukan secara sistematis penuh
persiapan," pungkas Syahganda yang pernah dikriminalisasi rezim Joko
Widodo tersebut. (*)