Oleh : M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan
SETELAH teriak dengan semangat luar biasa "Hidup
Jokowi..!" maka mulailah harapan rakyat berubah jadi mimpi dan ketika
terbangun ternyata Prabowo itu tidak nyata. Menjadi makhluk bayang-bayang yang
terbang menyerupai Voldemort dalam ceritra Harry Potter. Tidak membahagiakan.
Mimpi bahwa Prabowo sedang mendeklarasikan kembali ke UUD
1945 karena berekonomi dan berpolitik kini sudah sangat liberalis dan
kapitalis. Keadilan hukum juga mengikuti mekanisme pasar dan sayangnya pasar
itu ditentukan oleh oligarki bisnis. UUD menjadi sarana untuk meminggirkan
rakyat.
Mimpi Prabowo sedang melakukan penghematan dengan memangkas
personalia Kabinetnya menjadi 25 Menteri saja tanpa Wamen dan Menko. Kabinet
itu bukan perwakilan partai politik tapi zaken kabinet. Menteri Orde Jokowi
sudah dibersihkan. Demi aspirasi dan orientasi kerakyatan.
Mimpi Prabowo serius memberantas korupsi dengan mulai
mengganti Kapolri, Jaksa Agung dan Pimpinan KPK. Presiden berani mengeluarkan
Perppu reformasi hukum demi keadilan dan efek jera bagi koruptor. Tidak ada
maaf bagi koruptor meskipun mereka telah mengembalikan uang hasil curiannya.
Mimpi Prabowo memerintahkan Kapolri atau mendorong Komnas HAM
agar membuka kembali kasus "unlawful killing" KM 50 dengan mengendus
pelanggaran HAM berat yang harus diselesaikan dengan aturan UU No 26 tahun 2000
tentang Pengadilan HAM. Penjahat yang masih banyak berkeliaran harus dibekuk.
Mimpi Prabowo menuntaskan skandal PIK 2 dengan mencabut
status PSN dan membatalkan proyek PIK 2 milik Aguan dan Antoni Salim yang telah
menyengsarakan rakyat Indonesia. Memerintahkan pembongkaran patung Naga PIK 2
yang telah memakan Garuda. Cina menjajah Indonesia.
Mimpi Prabowo mengikuti kemauan rakyat yang mendesak agar
menangkap dan mengadili Jokowi. Berharap tentu tidak sampai hukuman mati,
bukankah teriakannya "Hidup Jokowi..!". Namun, jika dihukum matipun
Jokowi akan tetap hidup di dunia lain dan harus bertanggungjawab.
Prabowo tidak akan bisa cawe-cawe ke alam kubur Jokowi.
Mimpi Prabowo melepaskan Gibran untuk proses pemakzulan DPR dan
MPR. Prabowo yang sadar Gibran itu ancaman sekaligus penyakit bagi kelangsungan
pemerintahannya. Gibran cacat konstitusi, moral, agama, dan ideologi. Prabowo
bijak dengan menempatkan anak kecil kembali ke ruang bermain di kamarnya
sendiri.
Mimpi lain tentu masih banyak, akan tetapi semua hanyalah
mimpi. Fakta saat bangunnya adalah Voldemort yang bergentayangan. Dari kabinet Voldemort,
aparat penegak hukum Voldemort, birokrasi Voldemort, DPR Voldemort, taipan Voldemort,
hingga omon-omon Voldemort. Sama sekali tidak menggembirakan.
Jokowi sudah tidak berkuasa, penggantinya Prabowo kurang
berguna. Para pejabat di negara Indonesia seperti terkena guna-guna. Syndroma
rasa percaya walau kerja baru sebatas kata-kata. Prabowo adalah figur biasa
tidak istimewa apalagi pahlawan bangsa. Belum ada tanda-tanda ia perkasa,
apalagi punya jasa. Kepemimpinannya pun masih coba-coba.
Berpijaklah pada moral keadilan, kejujuran, dan kebenaran
rakyat. Berusaha untuk menghapus kekecewaan publik atas kemenangan yang didapat
dengan curang.
Berkat bantuan Jokowi sang Bapak Curang Nasional...Hidup
Jokowi..! (*)