Oleh : Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih
ARAH politik dan kebijakan negara terasa masih lumpuh, tunduk
dan menyerah pada kapitalis oligarki yang sudah menguasai hampir semua kekuatan
negara.
Teori Robert Michels "The iron law of Oligargi (hukum
besi oligarki ), keadaan masih melanggengkan rezim mobokrasi : secara genuine memiliki arti
pemerintahan yang dipegang dan dipimpin oleh rakyat jelata yang tidak mengerti
seluk-beluk pemerintahan. Hukum dikendalikan oleh gerakan massa, karena hukum
negara macet total.
Lahirlah pemimpin, unconstitutional and plain stupid
(inkonstitusional dan bodoh). Dampaknya kerusakan, kekejaman dan kekerasan di
mana-mana.
Ketika negara sudah berubah menjadi "Neo
Liberalism" saat bersamaan negara sudah dalam kendali para kapitalis Oligarki,
semua perangkat negara menjadi jongos pelaksana kebijakan mereka.
Hilang lenyap norma keadaban, landasan konstitusi arah negara
sudah menjadi sampah. Yang tersisa tinggal kekerasan dan pemaksaan kehendak.
Keonaran, kerusuhan, kekejaman, dan kekerasan muncul dari
State Corporate Crime (SCC) yang telah menjelma menjadi kekuatan negara didalam
negara. Pemimpin mereka memiliki otoritas dan kekuatan dan kekuasaan lebih kuat
dari seorang presiden sekalipun yang diakui secara dejure sebagai presiden
Indonesia.
SCC itu adalah mereka kapitalis pengusaha jahat yang
bersekongkol dengan pejabat publik yang terdiri dari unsur- unsur Legislatif,
Eksekutif, Yudikatif, Polri dan TNI.
Siapapun tanpa kecuali yang tidak seirama dan sejalan dengan
para bandit, bandar politik SCC akan digilas, dipersekusi dan di kriminalisasi.
Kebijakan jahat mantan presiden Jokowi mestinya dihentikan,
terasa masih berjalan seperti pada eranya.
"Aaron Connely" (sering menjadi analis politik luar
negeri Asia Tenggara sejumlah media terkemuka seperti New York Times, Financial
Times, Washington Post, BBC, CNN, Reuters, dan AFP) berkomentar : “Jokowi telah
membangun hubungan dekat yang unik dengan polisi ... Polisi sekarang bertindak
sebagai kekuatan keamanan dan politik aktif membangun kasus hukum melawan lawan
pemerintah (dan) membungkam kritik”
Saat ini masih terlihat
kepolisian sebagai institusi atau
kekuatan negara menjadi pengaman dan
pengawal State Corporate Crime
(kapitalis pengusaha jahat yang bersekongkol dengan pejabat publik.
Masih sangat keras dan kejam kejahatan negara kepada
rakyatnya, membiarkan rakyat hidup menderita tanpa berbuat sesuatu, keadaan
tidak bisa diatasi dengan omon-omon. Harus dengan tindakan tegas dan berani
Saat ini rezim masih
kebentur akal waras, kena gendam, negara masih kesurupan. (*)