Oleh : Ida N. Kusdianti | Sekretaris Jenderal FTA
MENJELANG dan paska 100 hari kerja Presiden Prabowo diwarnai
dengan pembangkangan para menteri titipan Jokowi, dimulai dari Menteri KKP
sampai lambatnya Bareskrim dalam penanganan pagar Laut di wilayah Tangerang,
Banten.
Langkah Kabareskrim
yang terkesan mengukur-ulur waktu dan mencari celah untuk membebaskan Aguan
dari segala kontrovesialnya, menuai banyak cibiran dari masyarakat. Mereka
membandingkan dengan kasus pembunuhan yang sering bisa diungkapkan dalam waktu
kurang dari 24 jam. Tapi publik tidak terhenti pada Kabareskrim Polri mengingat
Listyo Sigit Prabowo selaku Kapolri adalah orang yang sangat patuh terhadap
Jokowi, bahkan menurut Bocor Alus Tempo, Jokowi sampai mengemis pada Prabowo
agar Kapolri Sigit Sulistyo jangan diberhentikan, minimal satu tahun.
Tapi baru-baru ini adik Prabowo dengan berapi-api mengatakan
bahwa dalam pemerintahan sebelumnya banyak program yang tidak masuk akal dan jauh dari
kepentingan rakyat. Permyataan Hasyim tersebut seperti gertakan pada
orang-orang Jokowi yang saat ini bikin ulah di Kabinet Merah Putih.
Kapolri, Mentri KKP, Bahlil dan Menteri Menteri titipan
lainnya akan menjadi batu kerikil yang membuat tidak nyaman, karena mereka
bekerja setengah hati, antara memikirkan rakyat dan melindungi kebusukan Jokowi
yang terus terendorse ke publik saat ini.
Di sisi lain Bahlil membuat kebijakan tata niaga Elpiji yang
membuat resah rakyat kecil, membuat susah pedagang kecil tanpa memikirkan
akibat dari keputusan yang dibuat, atau ini jangan-jangan strategi Jokowi untuk
mengganggu pemerintahan Prabowo?
Jokowi memang bak belut yang susah dipegang dari omongan dan
tindakannya yang sering bertolak belakang dari kehendak rakyat.
Presiden Prabowo ada di dalam lingkaran setan yang dibuat
oleh Jokowi, ada dalam cengkeraman gurita, di mana kaki tangan dan lehernya
sudah terikat kuat. Saat ini bantuan
rakyat dibutuhkan untuk bisa melepaskan itu semua.
Tak ada jalan lain kembali penulis katakan bahwa kekuatan
arus bawah sangat dibutuhkan, dan inipun membutuhkan konsentrasi penuh, fokus
menggalang, mengedukasi dan menyampaikan
kondisi riil bangsa, karena yang terimbas langsung adalah rakyat.
PSN PIK 2, akan menjadi bumerang dan bom waktu untuk negara
ini, jika tidak dihentikan dengan cepat.
Ada sedikit terlibtas di pikiran apakah keputusan Bahlil
mengenai aturan penyaluran Gas ELPIJI yang jelas-jelas mengganggu hajat rakyat
adalah sebuah pengalihan isu dari PIK 2 untuk menyelamatkan Aguan, dimana saat
ini rakyat sedang gencar memburu Aguan?
Butuh kecerdasan rakyat, untuk menyikapi kondisi saat ini.
Jokowi dengan segala akal busuknya terus berupaya untuk memuluskan agenda
jahatnya mencaplok Indonesia melalui tangan para pengkhianat.
Gunakan otak bukan hanya otot dalam memperjuangkan hak
rakyat.
#TangkapJokowi
#PecatBAHLIL
#TangkapAguan
#BatalkanPSNPIK2
#ForumTanahAir
#FTAForBrighterIndonesia
#FAKSI (*).