Faizal Assegaf
JAKARTA — Pengamat politik, Faizal Assegaf
memberikan analisis terkait persoalan tersebut dengan menyatakan Presiden
Prabowo Subianto tidak memiliki kekuatan untuk menyelesaikan persoalan pagar
laut bersertifikat.
Bagaimana tidak, muncul dugaan bahwa proses hukum yang alot
kasus pagar laut itu dipengaruhi oleh mantan Presiden Jokowi. Kata Assegaf,
inti kekuasaan Prabowo saat ini dikuasai oleh para loyalis Jokowi yang sudah
lebih dari lima tahun berkuasa.
"Lingkar inti kekuasaan Prabowo adalah loyalis Jokowi.
Kongsi tersebut terbangun lebih dari lima tahun," ujar Faizal di X
@faizalassegaf (4/2/2025).
Ia menambahkan bahwa hubungan tersebut menciptakan pembagian
kekuasaan yang, menurutnya, terjadi di atas penderitaan rakyat.
"Persenyawaan yang sangat kuat, bagi-bagi kue kekuasaan di atas derita hidup rakyat," cetusnya.
Lebih lanjut, Assegaf menggambarkan situasi politik yang kini
muncul sebagai sebuah drama tanpa solusi yang jelas.
"Kini drama politik omon-omon muncul tanpa solusi, maju
kena, mundur kena," tandasnya.
Sebelumnya, Prabowo disebut telah dibegal oleh loyalis
Jokowi. Menandakan persepsi bahwa ia tidak memiliki keleluasaan penuh dalam
menjalankan kebijakan untuk rakyat.
Loyalis Jokowi, yang masih menguasai banyak posisi strategis
dalam pemerintahan dan birokrasi, diduga memainkan peran besar dalam menentukan
arah kebijakan.
Hal ini bisa menjadi penghambat bagi Prabowo dalam mewujudkan
kebijakan yang benar-benar sesuai dengan visi dan misinya.
"Sepertinya bapak Presiden Prabowo tidak bisa bekerja
untuk rakyat karena dibegal oleh loyalis Jokowi," ujar mantan Sekretaris
BUMN Muhammad Said Didu di X @msaid_didu (4/2/2025).
Bukan tanpa alasan, Said Didu mencoba memberikan rincian
beberapa kasus besar yang tidak dituntaskan sepenuh hati pada pemerintah
Prabowo.
"Pemberantasa judol (judi online) lenyap," Said
Didu menuturkan.
Tidak berhenti di situ, pria kelahiran Pinrang ini
menyinggung bahwa penegakan hukum pada pagar laut sepanjang 30 kilometer hanya
sebatas omon-omon.
"Penegakan hukum pagar laut hanya panggung
sandiwara," tandasnya.
Bukan hanya itu, mendadak muncul isu bahwa riak-riak soal
tabung gas elpiji 3 kilogram sengaja dimunculkan untuk menenggelamkan kasus
pagar laut.
"Sabotase LPG 3 Kg. Oligarki plus Jokowi dan Geng masih
berkuasa," kuncinya. (fajar)