Demo mahasiswa di Makassar
MAKASSAR — Gelombang demonstrasi mahasiswa
terus meluas di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk di Kota Makassar.
Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali turun ke jalan pada
Kamis (20/2/2025) dengan memblokade Jalan AP Pettarani menggunakan ban bekas
dan bambu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah.
Aksi tersebut dipicu oleh kebijakan efisiensi anggaran yang
dinilai merugikan sektor pendidikan. Para demonstran menyuarakan tuntutannya
dengan membawa berbagai spanduk berisi kritik terhadap pemerintahan Presiden
Prabowo Subianto.
Beberapa tulisan yang tampak dalam aksi tersebut antara lain,
"Rezim bajingan, kami butuh pendidikan gratis, bukan makan gratis",
serta "Melucuti pendidikan berkedok efisiensi anggaran".
Rakyat dipaksa tolol oleh pemerintah Tai". Selain itu,
spanduk besar bertuliskan "Efisiensi pemerintah gagal mewujudkan amanat UUD
1945" juga turut dikibarkan.
Dalam orasinya, seorang mahasiswa menegaskan bahwa kebijakan
yang diambil pemerintah justru mengutamakan program makan gratis dibanding
pendidikan gratis.
"Evaluasi makan bergizi gratis, rakyat cuma butuh
pendidikan gratis," seru orator dengan lantang.
Demonstrasi ini juga menjadi bentuk kekecewaan mahasiswa
terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil.
Salah satu isu lain yang disoroti adalah kebijakan Menteri
ESDM Bahlil Lahadalia terkait larangan pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram,
yang sempat menyulitkan masyarakat sebelum akhirnya dicabut oleh Presiden.
Sementara itu, pengamat politik sekaligus Guru Besar
Universitas Airlangga, Prof Henri Subiakto, menilai bahwa aksi mahasiswa ini
bukanlah gerakan spontan semata.
Menurutnya, demonstrasi yang terjadi merupakan bentuk
akumulasi kekecewaan terhadap kondisi politik saat ini, terutama bagi mahasiswa
yang berpikir kritis di kampus-kampus.
"Demo besar yang terjadi di mana-mana itu tak hanya karena
merespon keadaan Indonesia gelap yang membuat gelisah kalangan muda yang
berpikir kritis," ujar Henri melalui akun X pribadinya, @henrysubiakto,
dikutip Kamis (20/2/2025).
Ia juga menyoroti pernyataan Presiden Jokowi yang dianggap
provokatif, salah satunya terkait pemerintahan Prabowo ke depan.
"Mosok Jokowi bilang pemerintahan Prabowo sangat kuat
dan tak ada yang berani mengkritiknya," cetusnya.
Menurut Henri, pesan-pesan arogan dari elite politik semakin
memperkuat perlawanan aktivis dan masyarakat sipil terhadap dominasi oligarki
serta praktik koruptif dalam pemerintahan.
"Ditambah pesan-pesan arogan dari elit pemimpinnya
membuat aktivis dan masyarakat sipil tertantang untuk bersatu melawan oligarki
dan elit-elit koruptif," ungkapnya.
Aksi mahasiswa yang terjadi di berbagai kota menunjukkan
bahwa gerakan mahasiswa masih menjadi kekuatan besar dalam mengawal demokrasi.
Seiring dengan terus bergemanya tagar #IndonesiaGelap di
media sosial, gelombang demonstrasi mahasiswa tampaknya belum akan mereda dalam
waktu dekat. (fajar)