Oleh : Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih
KEHIDUPAN politik adalah pertikaian dan konflik yang tidak
pernah berakhir, masing - masing yang terlibat akan mempertahankan kepentingan
dan kekuatannya untuk tetap eksis.
Saling mengamati, mendeteksi, mengenal, mengidentifikasi
tanda - tanda, pola yang tersingkap dari lawan atau musuh politiknya adalah
variabel wajib untuk mengatakan perang atau berkawan, adalah prasyarat untuk
menentukan tindakan, arah dan tujuan politiknya.
Inilah yang sedang dilakukan oleh mantan Presiden Jokowi
bersama timnya membuntuti sepak terjang semua kebijakan yang sedang dan akan
diambil dan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Mantan Presiden Jokowi adalah pelaku politik sekalipun dalam
perannya hanya sebagai budak, boneka
Oligarki dan RRC dalam kesulitan melepaskan diri dari kewajiban dan beban
tugasnya yang merasa belum selesai pada masa kekuasaannya.
Situasi dan kondisi politik yang sudah lepas dari
kekuasaannya memaksa dirinya harus bereaksi dengan fleksibel pada perkembangan
politik yang sedang dijalankan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Jokowi selama ini sukses memaksakan putranya sebagai Wakil
Presiden dan menempatkan orang - kepercayaannya di Kabinet Merah Putih, belum
bisa merasa tenang dan menjamin dirinya, karena ancaman hukum setiap saat siap menerkam dirinya.
Untuk terlibat secara langsung dalam kekuasaan adalah tidak
mungkin sedangkan memutuskan diri dengan tugas melindungi dan mengamankan
Oligarki sesuai mandat dari Xi Jinping terus menjadi tugas, beban yang harus
dilaksanakan dengan rekayasa dan cara apapun yang harus dilaksanakan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(PMK) Pratikno (masih berperan layaknya
sebagai Sekretaris Negara - kabinet KIM ) mengabarkan bahwa para menteri
Kabinet Indonesia Maju (KIM) masih berkomunikasi dengan Presiden ke-7 RI, Joko
Widodo.
Komunikasi itu dilakukan melalui grup WhatsApp (konon anti
sadap) berisi menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM ) di masa Jokowi. "Ya tentu saja
(ada komunikasi setelah Jokowi pulang ke Solo)".
Kita punya grup WhatsApp namanya Kabinet Indonesia Maju. Pun
kita pertahankan tinggal ditambahi alumni KIM, gitu," kata Pratikno di
kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2024).
Informasi ini sesungguhnya sangat peka hanya bagi masyarakat
awam dianggap info biasa. Bahkan di kalangan pengamat politik pun radar
tangkapan dan analisis berbeda. Tetap datar dan menganggap sebagai informasi
normal dan wajar.
Dari rekaman kasak kusuk yang terekam bahwa Grup WA Kabinet
Indonesia Maju (KIM) ide langsung dari mantan Presiden Jokowi, sama saja Jokowi
sedang membangun kabinet bayangan, dengan anggota para Menteri Kabinet KIM
untuk menandingi Kabinet Merah Putih.
Visi kerjanya persis Visi Kabinet Indonesia Maju (KIM)
termasuk sukses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan sukses Program Strategis
Nasional (PSN) sama artinya sukses program oligarki dan misi OBOR / BRI RRC.
Kekuatan oposisi inilah yang akan melawan Kabinet Merah Putih
dengan tujuan dan arah memperlancar program Oligarki hampir dipastikan akan
dipimpin mantan Presiden Jokowi dangan dukungan full dari oligarki.
Kalau Presiden Prabowo Subianto masih bersifat lunak dan
ramah atas sinyal yang membahayakan ini, bisa terjadi Prabowo Subianto akan
dijegal, dihambat bahkan akan dijatuhkan
di tengah jalan dari kekuasaannya. Wallua'lam. (*)