Oleh : M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan
MAHASISWA bergerak merupakan fenomena politik bagus sebagai
penggugah bagi elemen rakyat lain untuk menyuarakan hal yang sama. Suara
mahasiswa adalah gaung dari aspirasi rakyat yang terpendam. Mahasiswa merupakan
agen perubahan sosial. Terbiasa untuk bangkit di saat kritis.
Bagi pemerintah gerakan bertema Indonesia gelap menjadi
warning bahwa pemerintahan Prabowo dikritisi dan tidak boleh merasa nyaman
dengan politik asoy geboy. Nikmat bersama Gibran seolah-olah dipercaya penuh
oleh rakyat. Tidak peduli dengan semangat perubahan yang lama diinginkan
rakyat.
Mahasiswa berteriak karena pemerintahan Prabowo itu beku dan
tidak memberi harapan. Kepercaan rakyat yang diklaim ternyata semu bahkan
palsu. Kuat keyakinan bahwa Prabowo menjadi Presiden berdasarkan atas
kecurangan kerja Jokowi.
Latar belakang gerakan mahasiswa adalah kekecewaan atas
puja-puji pada Jokowi. Prabowo hanya memanjangkan tangan. Jokowi dinilai rakyat
telah gagal memimpin bangsa. Sebagaimana rilis OCCRP Jokowi memang korup,
kolusif dan menjalankan politik dinasti. Seluruhnya kriminal. Jokowi juga
pelanggar HAM berat dalam kasus KM 50 misalnya, lebih membela PKI ketimbang TNI
dan rakyat yang ikut menumpasnya.
Jokowi pembohong dan pengkhianat. Kebijakan Jokowi dalam
kasus Rempang dan PIK 2 dinilai menjual dan membahayakan kedaulatan negara.
Sayangnya Prabowo berkhidmat dan sangat mengapresiasi Jokowi. Mahasiswa tentu
marah.
Indonesia akan terang jika hukum dapat ditegakkan. Artinya
Jokowi harus diadili untuk diminta pertanggungjawaban atas kejahatan politik
yang dilakukannya baik KKN, pelanggaran HAM, pengkhianatan negara, nepotisme
atau berbagai kebohongan publik.
Prabowo tidak boleh melanjutkan pemerintahan model Jokowi. Jika demikian, dan
tanda-tanda itu ada, maka Prabowo akan menjadi bulan-bulanan dari kekecewaan
rakyat. Dibenci dan menjadi musuh rakyat.
Indonesia menjadi terang untuk dua pilihan pertama, tangkap
dan adili Jokowi atau kedua, Prabowo Gibran lengser.
Pilihan sehat tentu Jokowi adili. Tapi jika peluang itu
dututup rapat, apa boleh buat Prabowo yang harus tumbang. Terpaksa
ditumbangkan.
Hal itu menjadi permulaan dari rekonstruksi, restorasi, rekonsiliasi, atau reformasi negeri kembali. (*).