Said Didu/Ist
JAKARTA — Kebakaran di gedung kantor
Kementerian ATR/BPN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel) masih
mengundang pertanyaan publik. Meski awalnya diduga akibat korsleting listrik,
muncul dugaan lain yang mengarah ke hal yang lebih serius.
Mantan Komisaris BUMN Muhammad Said Didu mengatakan,
kebakaran yang menghanguskan Gedung BPN merupakan upaya pengamanan pelaku
kejahatan besar.
"Semua cara digunakan untuk melindungi Oligarki,"
kata Said Didu di X @msaid_didu (9/2/2025).
Sebelumnya, gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengalami
kebakaran pada Sabtu malam (8/2/2025).
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 23.09 WIB, dengan
titik api pertama kali terlihat di ruang humas yang berada di lantai dasar
gedung.
Plt Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan
(Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan, mengungkapkan bahwa api diduga
berasal dari perangkat pendingin udara (AC) yang mengalami korsleting listrik.
Saat kebakaran terjadi, petugas keamanan gedung berusaha
memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).
Namun, karena api sudah membakar sejumlah dokumen di atas
meja dan menghasilkan asap tebal, upaya awal tersebut tidak membuahkan hasil.
Merespons kejadian ini, petugas keamanan segera menghubungi
dinas pemadam kebakaran.
Tim pemadam tiba di lokasi sekitar pukul 23.16 WIB dan
langsung melakukan upaya pemadaman.
Sebanyak enam unit mobil pemadam kebakaran serta 62 personel
dikerahkan untuk mengatasi kebakaran.
Api berhasil dikendalikan pada pukul 23.45 WIB, sehingga
tidak menyebar ke bagian lain gedung. Setelah proses pendinginan selesai,
pemadaman dinyatakan tuntas pada pukul 00.35 WIB.
Meski dugaan awal menyebutkan korsleting listrik sebagai
penyebab kebakaran, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut
untuk memastikan faktor pemicu utama insiden ini. (fajar)