Politikus dan aktivis Syahganda Nainggolan
JAKARTA — Politikus sekaligus aktivis
Syahganda Nainggolan secara terbuka mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto
tengah menghadapi dua masalah besar dalam kabinetnya. Pernyataan tersebut ia
sampaikan saat menjadi bintang tamu dalam podcast Bambang Widjojanto.
Menurut Syahganda, tantangan pertama adalah sejumlah menteri
yang dianggapnya "malas". Meski diakuinya para menteri tersebut
cerdas, ia mengatakan kebiasaan buruk di masa lalu membuat kinerja mereka
kurang maksimal.
"Saya tidak bilang mereka tidak pintar, tapi malas. Kebiasaan jaman dulu, Menteri itu dianggap jabatan untuk cari uang," ujar Syahganda dikutip pada Selasa (14/1/2025).
Ia menyinggung beberapa menteri yang dianggap titipan dari
pemerintahan sebelumnya dan diterima Prabowo atas alasan tertentu.
"13 Oktober semua orang bilang dia (Prabowo) terima
belasan menteri dari rezim sebelumnya," tambahnya.
Meskipun demikian, Syahganda menegaskan bahwa Prabowo ingin
mengubah paradigma ini.
"Prabowo bilang, kita gak lagi urusan cari uang. Ini
soal pengabdian. Tapi pertanyaannya, apakah menteri-menterinya siap?,"
cetusnya.
Syahganda mengindikasikan reshuffle kabinet bisa terjadi jika
kinerja menteri tidak sesuai dengan visi Prabowo.
"Kalau ada yang gak kompetitif untuk rakyat, bukan
negara untuk cuan, itu memang Prabowo harus cepat (reshuffle)," tegasnya.
Ia memprediksi reshuffle besar-besaran pada Maret atau April
2025, terutama untuk kementerian strategis seperti ketahanan pangan, energi,
hilirisasi, dan koperasi.
"Kalau misalnya ada menteri yang sudah diperiksa
Bareskrim, walaupun kita gak nuduh dia, tapi kalau gak bisa kerja, untuk apa
dipertahankan?," pungkasnya.
Langkah reshuffle ini, menurut Syahganda, sejalan dengan
teori pembagian kekuasaan ala Plato yang mengutamakan individu cerdik dan
pandai untuk mengabdi pada negara. (fajar)