Presiden RI, Prabowo Subianto
JAKARTA — Pemerintah Indonesia di bawah
kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto siap memulai program makan bergizi
gratis (MBG) di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi.
Kepala Bidang Komunikasi Presiden RI Hasan Nasbi mengatakan,
kesiapan program MBG pada hari ke-78 kepemimpinan ini merupakan capaian
bersejarah.
Apalagi, program MBG yang mencakup pemenuhan gizi berskala
nasional bagi balita, anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui merupakan yang
pertama kali dilaksanakan di Indonesia.
"Kita bersyukur, tidak menunggu 100 hari atau tepat hari
ke-78 Bapak Prabowo menjadi Presiden, program MBG dimulai. Ini merupakan
tonggak bersejarah untuk bangsa Indonesia,” ujar Hasan dalam sebuah pernyataan
tertulis pada Minggu, 5 Januari 2025.
Momentum dimulainya program ini juga bertepatan dengan
dimulainya kegiatan belajar mengajar sebagian besar sekolah pada pekan ini.
Mengutip infomasi Badan Gizi Nasional (BGN), Hasan mencatat
telah ada 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang siap
beroperasi mulai Senin, 6 Januari 2025.
"Pada tahap awal, 190 Dapur MBG mulai beroperasi pada
Senin (6 Januari 2025) dan jumlah tersebut akan terus meningkat setiap
harinya," ungkapnya.
Dapur-dapur tersebut tersebar di 26 provinsi, mulai dari
Aceh, Bali, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Lampung,
Banten, Jawa Barat, D.K.I. Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku, Maluku Utara,
Nusa Tenggara Timur, hingga Papua Barat dan Papua Selatan.
Hasan mengatakan setiap Dapur MBG dikelola oleh seorang
kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Kepala SPPG
ini bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan untuk memastikan
pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan.
Selain memastikan kecukupan gizi dalam setiap porsi MBG, kata
Hasan, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan
pengolahan limbah di setiap Dapur MBG dengan ketat.
"BGN berkomitmen untuk meminimalkan limbah. Bahkan,
untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dirancang menggunakan bahan
stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang,” jelasnya.
Hasan berharap target 937 Dapur MBG dapat tercapai pada akhir
Januari 2025, dengan pelaksanaan yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kesiapan masing-masing daerah. (rmol)