Oleh : M Rizal Fadillah | Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Kejahatan Aguan yang berlindung pada kekuasaan Jokowi mulai
terbongkar akibat ulah keserakahan sendiri. Pemberian status PSN untuk proyek
yang dikelolanya adalah bom yang memporakporandakan agenda arogansi dan
kolonialisasi. PSN PIK-2 menjadi boomerang keserakahan. Rakyat mulai berontak.
Aguan musuh rakyat.
Pagar laut sebagai batas rencana reklamasi mulai dibongkar.
Namun itu bukan harapan akhir masyarakat. Pencabutan status PSN dan pembatalan
PIK-2 adalah tuntutan. Kebijakan Prabowo diuji serius untuk dapat memenuhi
tuntutan tersebut. Berada di pihak rakyat atau konglomerat ? Khidmah pada
demokrasi atau oligarki ?
Aguan semakin terpojok. Skenario JRP sebagai pembuat pagar
laut dan tidak tahu menahu akan kepemilikan pagar itu jelas tidak rasional.
Konsekuensi pembongkaran adalah pengejaran Aguan sebagai perampok. Pengusaha
raksasa etnis Cina ini menghadapi posisi sulit. Jika tidak sukses Operasi
Penyelamatan Aguan (OPA) maka pilihan hanya dua yaitu bunuh diri atau kabur.
Kabur mungkin pilihan sehat agar bisa berkeliaran di luar
apakah Singapura, Cina, Hongkong atau lainnya. Di Indonesia dipastikan akan
tertekan terus. Aguan sudah dianggap musuh rakyat, sebagai Kepala Naga yang
layak untuk dipenggal. Agar tubuh dan ekornya tidak bisa bergerak leluasa.
Saatnya dibuat lumpuh.
Sebelum Aguan memilih kabur, imigrasi harus melakukan
pencekalan. Dengan landasan Permenkumham No 38 tahun 2021 pencekalan dinilai
penting untuk menjamin dan amannya penyelidikan dan penyidikan. Fenomena
reklamasi di berbagai area pantai patut diduga ada kepentingan politik di balik
bisnis. Bahkan berskala global.
Program OBOR atau BRI adalah strategi penguasaan China di
berbagai negara. Jalur laut adalah pilihan. Oleh karenanya domininasi pengusaha
etnis China di Indonesia patut untuk diwaspadai akan peran-peran sebagai agen
kepentingan Republik Rakyat China. Aguan termasuk di dalamnya. Jokowi dan Luhut
Panjaitan yang membuka peluang layak dicurigai pula sebagai agen.
Mulai pengusutan dari Aguan dan mulai pula dengan pencekalan. Saat ini Negara Indonesia menghadapi persoalan serius. Menjadi bagian dari target hegemoni kepentingan global. Di dalamnya ada elemen pengkhianatan dan subversif. Agen-agen China bergerak bebas. Cekal Aguan. (*)