Potongan gambar memperlihatkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan keluar ruangan saat Presiden RI, Prabowo Subianto menyampaikan pidato di sesi khusus KTT D8 Mesir pada Kamis, 22 Desember 2024/Net
JAKARTA — Pidato Presiden Indonesia Prabowo
Subianto pada sesi khusus KTT Developing Eight (D8) di Mesir menjadi pusat
perhatian setelah sejumlah delegasi terlihat meninggalkan ruang pertemuan saat
kepala negara berpidato.
Wajah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tertangkap kamera,
bergabung dengan barisan delegasi yang keluar dan tangannya sempat menyentuh
kursi Presiden Prabowo saat ia masih menyampaikan pidato.
Prabowo dengan wajah tenang tampak tidak terpengaruh oleh
kepergian Erdogan dan delegasi lainnya dan melanjutkan pidatonya yang berisi
kritik terhadap persatuan dunia Islam.
Menurut Dosen Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran
(Unpad) sekaligus Rektor Unpad, Teuku Rezasyah, aksi walkout dilakukan karena
adanya perbedaan pendapat di antara para pimpinan D8.
Dalam hal ini, banyak kepala negara D8 yang selama ini
terbiasa memisahkan gagasan pembangunan dari krisis internasional.
Reza menilai para pemimpin tersebut heran dengan sosok
Prabowo yang mampu berpikir di luar tradisi D8. Prabowo dalam sambutannya
mengaitkan peran organisasi tersebut dengan penyelesaian konflik di Palestina
dan Suriah.
"Presiden Prabowo memandang masalah-masalah pembangunan
di dunia sebagai tak terpisahkan dari masih banyaknya konflik internasional,
terutama sekali di Palestina dan Timur Tengah, yang langsung maupun tidak
langsung melibatkan beberapa anggota dalam D8 itu sendiri," ujarnya seperti dilansir RMOL pada Minggu, 22 Desember 2024.
Reza menanggapi pidato Prabowo sebagai sebuah dorongan agar
seluruh anggota mengkhidmati hasil KTT pertama D8 di Istambul tahun 1997 silam.
Pada KTT itu, disebutkan bahwa tujuan D-8 adalah pembangunan
sosial ekonomi yang berlandaskan
prinsip-prinsip keadilan dan bukannya standar ganda; dialog dan bukannya
konfrontasi; serta perdamaian dan bukannya konflik; serta demokrasi dan
bukannya penindasan.
Menurut Reza, Hasil KTT tersebut nyatanya tidak dapat
dijalankan sepenuhnya oleh Turki, yang hingga saat ini merupakan anggota NATO
dan Uni Eropa.
"Turki yang tidak konsisten dengan idealisme D8 semakin
terbukti dengan sikapnya yang pasif atas berjalannya ide Greater Israel yang
diprakarsai Israel dan Amerika Serikat," papar Reza.
Dijelaskan Reza, perluasan wilayah Israel atas perbatasannya
dengan Suriah, secara tidak langsung menguntungkan Turki juga.
Karena memungkinkan Turki untuk semakin mengendalikan
perbatasannya dengan Suriah, di Idlib, Al-Qamishli, Aleppo, Jarabulus, Azaz,
Afrin, Tal Abyad, Ras al-Ain, dan Al-Bab.
Oleh sebab itu, lanjut Reza, Prabowo senantiasa mengingatkan
D8 untuk sadar diri, jika kerjasama pembangunan diantara mereka hendaknya
diimbangi juga dengan kemampuan mengupayakan perdamaian di seluruh dunia.
"Dalam hal ini, meningkatkan pembangunan dan menjaga
perdamaian adalah dua sisi dari sebuah mata uang," tambahnya.
Reza menyarankan agar ke depan para pemimpin D8 diberi
gambaran umum terkait pidato yang akan disampaikan pada forum guna menghindari
perbedaan pandangan dan aksi walk out.
"Guna mencegah walk out semacam ini terulang lagi di
masa depan, maka hendaknya negara penyelenggara sejak dini menyampaikan
kisi-kisi protokoler dan substansi dari seluruh sesi dalam D8. Sehingga
dimengerti oleh seluruh delegasi D8," pungkasnya. (*)