Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto
JAKARTA – Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto menyampaikan
pandangan kritis terkait kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai Presiden
Indonesia, khususnya terkait penegakan hukum dan kebijakan ekonomi.
"Kalau penegakan hukum diserahkan kepada para bajingan,
korbannya adalah orang baik rakyat," ujar Gigin dalam keterangannya di
aplikasi X @giginpraginanto (3/11/2024).
Menurut Gigin, penegakan hukum yang bersih dan ekonomi yang
bebas dari kepentingan kelompok koruptif adalah elemen penting untuk kemajuan
negara.
Hanya saja, Gigin merasa masih ada potensi kendala dalam
pemerintahan saat ini.
Ia menilai bahwa rezim Prabowo dihadapkan pada tantangan
besar dalam mengatur tim ekonomi dan berbagai pihak di pemerintahan.
"Rezim yang sekarang memang jauh lebih komplit,"
tukasnya.
Menurutnya, saat ini masih ada indikasi keberadaan
kelompok-kelompok yang dianggapnya berpotensi mencederai sistem demokrasi dan
ekonomi negara.
"Ada tim koruptor, penggerak buzzer, jagoan cuci uang,
tukang tangkep, penculik. Dahsyat!," Gigin menuturkan.
Dalam pemilihan wakil presiden, Gigin menilai Prabowo
semestinya memilih cara yang bersih.
"Waktu memilih Wapres dia punya dua pilihan, menang
secara curang atau kalah secara terhormat," sebutnya.
Kata Gigin, pilihan seorang pemimpin seharusnya mengutamakan
kejujuran, bahkan jika harus menghadapi kekalahan.
"Dia memilih yang pertama. Kesimpulannya, dia memang tak
pantas jadi pemimpin," cetusnya.
Selain aspek kepemimpinan, Gigin juga menyoroti strategi
hilirisasi industri yang akan diusung Prabowo.
"Mau menggenjot hilirisasi industri mengandalkan para
menteri ekonomi yang sangat beraroma korupsi," tambahnya.
Blak-blakan, Gigin menuturkan bahwa rencana ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi akan sulit terlaksana jika tidak
diimbangi dengan pemimpin ekonomi yang bebas dari konflik kepentingan.
Gigin menekankan bahwa integritas kepemimpinan sangat penting
untuk memastikan setiap kebijakan bermanfaat bagi masyarakat luas dan tidak
hanya menguntungkan sekelompok kecil orang.
"Ujung-ujungnya yang tumbuh industri milik para bandit
ekonomi," tandasnya.
Lebih lanjut, Gigin juga mengkritisi pengelolaan sumber daya
alam yang menurutnya rawan dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab.
"Keahliannya berburu cuan dari pembabatan hutan serta
menggarong kekayaan alam di dalam perut bumi dan lautan," kuncinya. (fajar)