Pakar-politik-Ikrar-Nusa-Bhakti-kecewa-dengan-Jokowi-diakhir-periodenya
JAKARTA – Usai lengser dari jabatan Presiden Republik Indonesia, Joko
Widodo (Jokowi) terus menjadi sorotan berbagai pihak. Sayangnya, sorotan publik
lebih banyak pada kritikan ketimbang pujian.
Pakar politik, Ikrar Nusa Bhakti mengaku tak habis pikir
dengan langkah politik Presiden ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi) yang memilih
menempuh jalan berseberangan dengan PDI Perjuangan.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi yang digelar Imparsial
bertajuk Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pilkada: Bayangan Jokowi di Rezim
Prabowo di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/11).
"Enggak pernah saya melihat seseorang yang dibesarkan
dalam sebuah parpol kemudian begitu berpisah dengan parpol itu, kemudian
langsung mengambil garis yang bukan hanya berseberangan, tetapi
bermusuhan," kata Ikrar, Senin.
Dia menyebutkan Jokowi sejak menjadi kandidat di Solo,
Jakarta, hingga Presiden RI selama dua periode selalu diusung PDIP.
Namun, kata Ikrar, Jokowi malah mendukung kandidat berbeda
dengan PDIP pas pilkada serentak 2024 atau setelah tidak menjabat Presiden RI.
Dia melanjutkan upaya mendukung kandidat berbeda dengan PDIP
tampak menjadi langkah Jokowi menghancurkan partai yang membawa pria kelahiran
Solo itu menjadi Presiden ketujuh RI itu.
"Seperti ada yang bilang, pembunuh yang tidak
berperasaan," ujar ikrar.
Ikrar merasa heran dengan upaya Jokowi menghancurkan PDIP,
padahal parpol berkelir merah bersama-sama memenangkan kontestasi politik.
Seharusnya, kata dia, Jokowi punya kebersamaan untuk
memenangkan kandidat yang diusung PDIP pada pilkada serentak 2024.
"Nah, Jokowi tidak. Dia ingin melibas daerah-daerah yang
menjadi basis PDIP. Contohnya Jakarta, Jawa Tengah, dan Bali," ungkap
Ikrar.
Ikrar juga mengatakan Jokowi saat ini berupaya mengokohkan
kekuasaan dengan berbagai cara, bahkan ikut menyeret Presiden RI Prabowo
Subianto.
Semisal, kata dia, Jokowi di rumahnya meminta Prabowo untuk
menyatakan dukungan bagi kandidat Ahmad Luthfi dan Taj Yasin.
"Artinya itu berarti Jokowi meminta Prabowo membuat
video (dukungan kepada Luthfi-Gus Yasin), walaupun dinyatakan yang minta itu
Cagub dan Cawagub Jateng," kata dia. (fajar)