Tangkapan layar momen saat Presiden Joko Widodo tidak menyalami Try Sutrisno/Repro
SANCAnews.id – Presiden Joko Widodo diminta
menyampaikan penyesalan atau permintaan maaf atas tindakannya terhadap Wakil
Presiden ke-6 yang juga mantan Panglima TNI Jenderal (Purn.) Try Sutrisno.
Jokowi harus meminta maaf bukan hanya kepada Try Sutrisno, tetapi juga kepada
keluarganya.
Hal itu disampaikan Pendiri Lingkar Sabang Merauke, Syahganda
Nainggolan dan Koordinator Politik Merah Putih, Sutoyo Abadi, Senin (7/10).
Menurut Syahganda dan Sutoyo, sikap Jokowi terhadap Try Sutrisno sangat tidak
beretika.
"Sikap yang tidak beretika dan tidak menghargai orang
tua selayaknya tidak terjadi. Sebaiknya Presiden Joko Widodo yang justru akan
mengakhiri masa jabatannya segera meminta maaf kepada Jenderal (Purn) Try
Sutrisno dan keluarganya," kata keduanya melalui pesan elektronik yang
diterima redaksi, Senin (7/10).
Syahganda dan Sutoyo menyesalkan sikap Jokowi yang tidak
menghargai Try Sutrisno. Menurut keduanya, Jokowi tidak sepantasnya
memperlakukan jenderal sepuh dan mantan wakil presiden itu dengan tindakan
demikian.
Sikap tidak menghargai Try Sutrisno dipertontonkan Jokowi
saat keduanya menghadiri acara HUT ke-79 TNI di lapangan Monas Jakarta Pusat,
Sabtu (5/10) pekan lalu. Dalam perayaan itu Presiden Jokowi tidak menyalami Try
Sutrisno dan istri.
Awalnya Jokowi dipersilakan oleh MC untuk beristirahat sejenak
di mimbar kehormatan. Sebelum beristirahat Jokowi dan Ma’ruf Amin menyempatkan
diri untuk bersalaman dengan tamu lainnya yang duduk sejajar dengannya yakni
Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Wapres ke-11 Boediono hingga istri Presiden
ke-4 Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah.
Namun Jokowi tidak menyalami Try Sutrisno beserta istri yang
duduk di sebelah Boediono. Terlihat sengaja. Try Sutrisno sudah berusaha untuk
bangun dari kursinya yang sempat dibantu sang istri namun kemudian kembali
duduk karena tidak disalami Jokowi.
Syahganda dan Sutoyo menilai tindakan Jokowi memperkuat
dugaan mutasi politis putra Try Sutrisno, Mayor Jenderal Kunto Arief Wibowo
yang dalam satu tahun terakhir dua kali dipindahtugaskan di TNI.
Pada Juli 2023, Mayjen Kunto Arief dimutasi dari posisi
bergengsi sebagai Pangdam Siliwangi menjadi Wakil Komandan Komando Pembina
Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Wadankodiklatad). Kemudian
Juli kemarin dia dimutasi menjadi Staf Ahli Bidang Ekonomi Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas).
Baik Syahganda maupun Sutoyo menduga mutasi dilakukan karena
Jokowi merasa terganggu dengan keberanian Mayor Arief Wibowo. Seperti tergambar
dalam tulisan yang dimuat di Kompas pada 10 April 2023, Kunto memberikan
isyarat bahwa TNI akan maju ke depan jika terjadi kecurangan Pemilu, termasuk
Pilpres 2024.
"Bisa dikatakan mutasi politis, Mayjen Kunto Arief
Wibowo dipindahkan dari shaf (baris) depan TNI ke shaf belakang. Untuk itu
perlu kiranya Presiden terpilih Prabowo Subianto berkenan menormalisasikan
karirnya sebagai tentara profesional," demikian kata Syahganda Nainggolan
dan Sutoyo Abadi. (rmol)