SANCAnews.id – Kebijakan pembukaan keran ekspor pasir laut
membuat Joko Widodo dinilai sebagai presiden yang tidak sadar diri di akhir
masa jabatannya. Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias
Kang Tamil mengatakan, dirinya tidak setuju pasir laut diekspor.
"Kenapa? Kita timbang-menimbang keuntungannya. Ketika
pasir laut itu diekspor, maka keuntungannya hanya akan diterima atau dirasakan
segelintir pengusaha saja," kata Kang Tamil kepada RMOL, Senin (16/9).
Kang Tamil pun mempertanyakan kebijakan di pengujung masa
jabatan Jokowi itu merupakan pesanan siapa.
"Mohon maaf saya katakan, ini mungkin boleh saya katakan
satu-satunya presiden yang tidak tahu diri itu memang Jokowi. Di pengujung dari
kepemimpinannya, dia masih kemudian mengambil keputusan yang sangat tidak
bermanfaat saya kira," tegas Kang Tamil.
Sebab, lanjut akademisi Universitas Dian Nusantara ini,
ketika pasir laut dikeruk secara masif dan diekspor, dampak kerusakan ekosistem
laut sangat merugikan masyarakat. Bukan tidak hanya mengubah garis pantai
hingga merusak biota laut, akan tetapi dampak negatif yang timbul lebih
daripada itu.
"Kita harus tahu bahwa pulau-pulau di Indonesia ini
sangat terdampak akan banjir, terutama Jakarta. Kalau kemudian Jakarta yang
dikatakan oleh para peneliti setiap tahunnya daratan itu turun sekian persen,
maka dengan aktivitas ini itu akan lebih banyak penurunannya, bukan hanya
Jakarta, juga pada pulau-pulau lain di Indonesia, pulau-pulau kecil itu akan
tenggelam, akan hilang," pungkas Kang Tamil. (*)