September 2024

Potret Nia Kurnia Sari penjual gorengan tewas dikubur di Padang Pariaman l (X.com/creepy_room_/neveral0nely) 

 

SANCAnews.id – Polres Padang Pariaman menetapkan Indra Septriaman (IS), 26 tahun, sebagai tersangka pembunuhan pedagang gorengan Nia Kurnia Sari, 18 tahun. Pelaku diketahui warga Desa Korong Pasa Surau, Kecamatan Juha Guguak, yang berbatasan dengan desa korban.

 

"Terduga pelaku berinisial IS sudah bisa kami tetapkan sebagai tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman Iptu AA Reggy saat dihubungi, Senin (16/9).

 

Reggy mengatakan, Indra melarikan diri usai peristiwa pembunuhan tersebut. Kini keberadaannya masih dicari petugas bersama masyarakat setempat.

 

"Kami melakukan penyelidikan dan pencarian bersama masyarakat, telah menemukan sebuah tas yang patut diduga kuat adalah milik tersangka," imbuhnya.

 

Dugaan ini pun sudah dikuatkan oleh keterangan saksi-saksi yang mengetahui kebenaran tas tersebut milik Indra. Tas tersebut ditemukan di kawasan hutan di Kenagarian Guguak, Pasar Galombang Kayu Tanam.

 

Polisi menyakini Indra cukup lihai dalam melarikan diri. Sebab, dia merupakan warga asli setempat dan mengenal medan pelarian.

 

"Kendalanya adalah tersangka warga sekitar, sehingga sedikit banyaknya mengetahui medan," pungkas Reggy.

 

Diketahui, jenazah Nia ditemukan tewas dalam kondisi terkubur pada Minggu (15/9). Jasadnya dalam kondisi cukup nahas karena tangan terikat dan tidak memakai pakaian. Nia diduga menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. (jawapos)


Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka 

 

SANCAnews.id – Pegiat media sosial Denis Malhotra menyindir Presiden terpilih Prabowo Subianto. Hal ini terkait dengan cuitan lama dari akun fufufafa yang kini menjadi perhatian banyak netizen.

 

Denis Malhotra meyakini akun fufufafa itu milik Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Sebab, akun fufufafa itu sebelumnya terang-terangan menghina Prabowo dan keluarga besarnya dengan cara yang kejam.

 

“Pagi ndut @prabowo, dengan fakta seterang ini, adalah pengecut bila anda tetap bergandengan tangan, hidup satu atap, dengan orang yang menghujatmu beserta keluargamu dengan kata-kata keji dan nista,” tulis cuitan akun X Denis Malhotra.

 

Tak lupa, ia juga menyinggung Prabowo Subianto yang kerap melontarkan angka sebelas.

 

Menurutnya, jika angka 11 selalu diingat Prabowo Subianto, apalagi dengan tulisan penghinaan yang disampaikan Fufufafa.

 

Denis pun menyebut nantinya angka inilah yang akan menjadi mimpi buruk baginya kelak.

 

“Jika 11/100 adalah mimpi buruk, maka fufufafa adalah virus dalam tubuhmu,” ujarnya. (fajar)


Bobby Nasution bersama Kaesang dan Gibran Rakabuming/Net 


 

SANCAnews.id – Nama wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming terus melekat pada kepemilikan akun Fufufafa yang saat ini tengah memicu polemik dan kegaduhan.

 

Bahkan ada yang memprediksi akun ini akan menjadi awal kehancuran dinasti Jokowi jika benar akun tersebut milik Gibran yang merupakan putra sulungnya.

 

“Ini kan sudah muncul juga desakan pemilik akun tersebut dibawa ke ranah hukum. Bahkan ada yang menyebut Gibran bisa digagalkan menjadi wakil presiden jika benar menjadi sosok dibalik akun Fufufafa,” kata Presidium Kongres Nasional (Kornas) Sutrisno Pangaribuan, Senin (16/9).

 

Sutrino mengatakan dalam dinasti Jokowi, Gibran memegang peran kunci. Sebab, posisinya sebagai wakil presidenlah yang dibutuhkan untuk menjaga konsistensi keluarganya setelah Jokowi lengser 20 September 2024 mendatang.

 

“Nah, jika Gibran pada akhirnya lengser maka semua anggota keluarga Jokowi akan kehilangan posisi tawar di politik, termasuk Bobby Nasution yang bertarung di Pilgub Sumut 2024,” ujarnya.

 

Pada titik inilah kata Sutrisno, langkah Jokowi meninggalkan PDI Perjuangan akan menjadi penyesalan yang besar.

 

“PDI Perjuangan itu partai paling setia, itu pulak yang dikhianatinya,” pungkasnya. (rmol)


Prabowo Subianto bersama Gibran Rakabuming/Ist 

 

SANCAnews.id – Akun Kaskus 'Fufufafa' yang banyak menuliskan hinaan dan ejekan kepada tokoh politik tanah air terus digali oleh Netizen.

 

Netizen menduga akun ini milik Gibran Rakabuming Raka yang kini terpilih menjadi Wakil Presiden Prabowo Subianto.

 

Akun Fufufafa tersebut banyak menuliskan hinaan kepada Prabowo Subianto, terutama pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019.

 

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, polemik ini akan segera terjawab setelah Prabowo-Gibran dilantik pada 20 Oktober mendatang.

 

"Gerindra dan Prabowo pasti punya tim media yang solid dan pastinya sudah tahu detail akun mana saja yang sejak 2014 lalu menyerang, merendahkan serta memojokkan," kata Adi dikonfirmasi Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu (15/9).

 

Sampai saat ini, baik Prabowo Subianto belum memberikan tanggapan resmi terkait isu ini. Adi menyarankan agar publik menunggu perkembangan pasca 20 Oktober.

 

"Tinggal tunggu respons pasca 20 oktober. Dibawa santai, dijogetin aja, atau ada tindakan lain," sambung Analis Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

 

Akun Fufufafa juga menuliskan hinaan dan ejekan kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta keluarganya. Tidak hanya itu, dalam beberapa postingan lainnya, akun ini juga sempat menuliskan pesan rasis dan tidak pantas.

 

Anehnya dari sekian banyak hinaan, Fufufafa tidak sekali pun menyenggol Presiden Joko Widodo, termasuk keluarganya.

 

Belakangan akun Kaskus Fufufafa belum lama ini ketahuan menghapus 2100 postingan usai unggahan lawasnya viral. Dari total 5000 postingan, kini unggahan di akun tersebut hanya tersisa 2906. (*)


Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti 


SANCAnews.id – Komisioner Kompolnas RI Poengky Indarti meminta Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Andi Rian Djajadi memenuhi undangan klarifikasi terkait dugaan intimidasi terhadap wartawan salah satu media online nasional.

 

Sebab, kata dia, Andi Rian belum menanggapi surat klarifikasi yang dilayangkan Komisi Kepolisian Nasional Republik Indonesia yang dilayangkan sejak Selasa, 10 September 2024.

 

“Belum (direspons oleh Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Andi Rian). Kompolnas sudah mengirimkan surat klarifikasi ke Polda Sulsel dengan Surat Kompolnas No. B-325/Kompolnas/9/2024, tanggal 10 September 2024,” kata Poengky saat dihubungi wartawan pada Jumat, 13 September 2024.

 

Namun, Poengky mengatakan Kompolnas masih menunggu sikap kooperatif dari Irjen Andi Rian untuk memenuhi undangan klarifikasi tersebut. Jika panggilan klarifikasi pertama tak diindahkan, kata Poengky, Kompolnas akan melayangkan kembali undangan klarifikasi yang kedua untuk Kapolda Sulawesi Selatan.

 

“Kami menunggu. Mudah-mudahan segera direspon. Jika belum direspon juga, kami akan mengirimkan surat klarifikasi ke-2,” tegas Poengky.

 

Memang, lanjut Poengky, batas waktu pemanggilan pertama itu tergantung proses surat menyurat kecepatan Polda yang dipanggil. Menurut dia, Kompolnas memiliki catatan Polda yang cepat merespons surat undangan klarifikasi.

 

“Yang paling cepat merespon itu Polda Sumatera Utara,” jelas dia.

 

Di samping itu, Poengky menegaskan apabila Irjen Andi Rian tetap tidak mengindahkan undangan klarifikasi kedua nantinya, maka langkah tegas pun dilakukan oleh Kompolnas dengan mendatangi Polda Sulawesi Selatan.

 

“Kalau sampai klarifikasi ke-2 belum direspon, maka kami akan hadir ke Polda Sulsel,” pungkas Poengky.(jpnn)


Tangkapan layar potongan video viral kedatangan pesawat jet pribadi yang digunakan putra bungsu dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (Platform X) 

 

SANCAnews.id – Dosen Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun menjadi satu dari dua pihak yang melaporkan dugaan gratifikasi terkait penggunaan jet pribadi yang digunakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta istrinya, Kaesang Pangarep dan Erina Gudono ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menilai KPK lamban mengusutnya.

 

Ubedilah mengkritik KPK yang dianggap tak berdaya mengusut kasus tersebut. Padahal, menurutnya, sudah ada contoh yang bisa menjadi pedoman bagi KPK dalam mengusut dugaan gratifikasi tersebut.

 

Ia mencontohkan kasus pamer harta kekayaan anak mantan pejabat Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo dan Andhi Pramono.

 

Dalam kasus Rafael Alun dan Andhi Pramono, KPK berhasil mengusut dugaan korupsi yang dilakukan Rafael melalui laporan warganet. Pola kerja serupa seharusnya dilakukan KPK dalam mengusut dugaan gratifikasi jet pribadi Kaesang.

 

“Hal itu pernah dilakukan KPK dengan penuh semangat yaitu dalam kasus Rafael Alun dan Andhi Pramono yang diketahui umum dari flexing anaknya. Mestinya KPK benar-benar menerapkan prinsip equality before the law, jadi tidak tebang pilih,” kata Ubed saat dihubungi, Sabtu, 14 September 2024.

 

Menurut Ubed, bukti yang beredar di publik bisa menjadi rujukan KPK, sebab sifatnya telah notoire feiten notorious atau telah diketahui umum. Bukti itu semestinya cukup untuk KPK bergerak cepat.

 

“Dalam peristiwa yang ceto welo-welo atau terang benderang itu, KPK harusnya menaikkan ke penyelidikan dan dilanjutkan ke penyidikan,” tegasnya.

 

Dia juga mengingatkan agar KPK menyadari semangat Undang-Undang No.28 tahun 1999 tentang pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Ditegaskan bahwa penyelenggara negara dan keluarga penyelenggara negara itu termasuk subjek hukum dalam perkara gratifikasi.

 

Masyarakat Indonesia saat ini menyoroti keluarga Jokowi, Kaesang Pangarep serta menantunya Bobby Nasution. Keduanya, bersama istri mereka diketehui pernah naik pesawat jet pribadi. Kaesang dan istrinya, Erina Gudono, menggunakan jet pribadi jenis Gulfstream G650 dengan nomor penerbangan N588SE saat melancong ke Amerika Serikat. Pesawat itu diketahui milik perusahaan pengembang game daring, Garena.

 

Adapun Bobby Nasution bersama istrinya Kahiyang Ayu, kakak dari Kaesang Pangarep, ketahuan sempat menggunakan jet pribadi dari eks Bandara Polonia Medan yang kini menjadi Lanud Soewondo. (tempo)


Islah Bahrawi 

 

SANCAnews.id – Diskusi terkait akun Kaskus Fufufafa seakan tak pernah ada habisnya. Banyak tokoh publik dan pegiat media sosial yang terus mengupasnya.

 

Yang menjadi sorotan adalah munculnya tuduhan bahwa isu Fufufafa sengaja dihadirkan sebagai upaya untuk memecah belah dan sebagai upaya adu domba.

 

Menanggapi tudingan tersebut, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi melalui cuitannya di akun X @islah_bahrawi menyampaikan rasa terkejutnya.

 

"Adu domba? Buat apa ngadu domba? Marah ato gak marah urusan kalian! Kami gak terima aja bakal presiden Indonesia dihina dan direndahkan oleh manusia bermulut busuk macam begini. Kejadiannya sih emang udah lewat jauh, tapi mulut sund*l yg udah jadi watak emang bisa sembuh total?," kritik Islah Bahrawi dikutip Minggu (15/9/2024).

 

Saat ditanya seorang warganet terkait sikapnya yang cenderung ikut berpolitik, Islah mengaku membela demokrasi dan supremasi sipil.

 

"Siapa yang merusak dan apalagi mengharamkan demokrasi, akan saya lawan. Ini bukan politik praktis, ini rasa peduli dan komitmen saya terhadap keberlangsungan demokrasi. Sampai detik ini saya tidak menjadi anggota Parpol manapun..," tegas Islah.

 

Seorang warganet dengan akun @zakyrwalad pun menimpali cuitan Islah.

 

"Sudahlah….udah 9 tahun jilatin ee mulyono, kok cuma gegara pak Mul tidak dukung ee mbanteng sekarang bang radikul benci bngt sama kluarga pak Mul, malah sekarang gak trima bakal presiden indo direndahkan,,,,ee mbanteng bikin radikul gak punya harga diri," tulis akun tersebut.

 

Islah Bahrawi pun mengaku heran. Sembari mempertanyakan jati diri Fufufafa.

 

"Memangnya fufufafa itu siapa? Kok setiap gua bahas ini, malah buzzer Mulyono dan buzzer PSI yang tersinggung? gua jadi penasaran..," ujarnya.

 

Sebelumnya, akun anonymous dan sejumlah pegiat media sosial memaparkan bukti-bukti keterkaitan Gibran dan akun Fufufafa. Bahkan, Menkominfo pun dinilai tak mampu membendung masifnya fakta-fakta yang diungkap sejumlah pihak yang disebut sebagai "intelijen netizen +62". (fajar)


Presiden dan Wapres terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka/Ist 


SANCAnews.id – Akun Kaskus Fufufafa hampir dipastikan dimiliki oleh Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, lantaran empat lembaga negara enggan mengusutnya.

 

Menurut Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, akun Kaskus Fufufafa begitu heboh lantaran menghina dua perwira tinggi militer, sekaligus pejabat tinggi negara. Yakni, Presiden terpilih Prabowo Subianto, dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

 

"Pengusutan mengarah kepada keluarga Istana, anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Meski Gibran menepis dengan alasan tidak tahu, tapi netizen dan Roy Suryo telah menelenjangi siapa pemilik akun ini," kata Muslim kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu (15/9).

 

Muslim menilai, Presiden Jokowi yang tinggal menghitung hari terakhir kekuasaannya seharusnya memerintahkan TNI-Polri, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengusut tuntas siapa pemilik akun Fufufafa.

 

Apabila sudah diketahui pelakunya, kata Muslim, maka siapapun dia wajib dihukum berat.

 

"Mengapa melibatkan TNI? Karena Prabowo dan SBY adalah mantan TNI yang kehormatan dan harga dirinya wajib dijaga dan dilindungi oleh negara. Demikian juga Polri, BIN, dan Kominfo wajib mengusut tuntas dan tidak berdiam diri atas penghinaan tersebut," tutur Muslim.

 

"Jika TNI, Polri, BIN dan Kominfo berdiam diri atas penghinaan akun Fufufafa, hampir dapat dipastikan akun ini milik Gibran dan keempat insitusi negara itu, gamang mengusutnya," sambung Muslim.

 

Jika demikian yang terjadi, kata Muslim, negara dianggap gagal memberikan perlindungan kepada tokoh-tokoh besar bangsanya.

 

"Lalu, ke mana lagi penghormatan dan harga diri anak-anak bangsa ini harus mencari perlindungannya? Apalagi dalam akun Kaskus Fufufafa itu Jokowi dan keluarganya dikecualikan, tidak ikut dihina atau dilecehkan. Berarti akun itu memang hanya menyasar selain Jokowi dan keluarganya," demikian Muslim. (*)


Fufufafa. (tangkapan layar)  

 

SANCAnews.id – Pegiat media sosial Stefan Antonio sekali lagi memberikan pandangannya tentang perkembangan terkini akun "Fufufafa". Menurutnya, ada yang janggal dari akun pendukung Prabowo yang dulunya menjadi pembela kuat, kini tak lagi tampak mengomentari isu yang viral tersebut. Padahal, akun Fufufafa jelas-jelas telah menghina Prabowo dan keluarganya.

 

"Yang aneh yang Gua perhatiin .. Semenjak FUFUFAFA muncul .. Akun-akun DieHardnya Pak Prab di X yang waktu Pilpres kemaren Pada Galak-Galak nyerang kita-kita yang nyenggol Pa Prab .. I N I P A D A K E M A N A Y A ??!!!," tanya Stefan dalam cuitannya di aplikasi X @StefanAntonio__, Sabtu (14/9/2024).

 

"Kenapa pada gak Galak juga Nyerang FUFUFAFA yang udah LECEHIN PA PRAB dan KELUARGANYA ??!!! FUFUFAFA dah keterlaluan gitu padahal," sambungnya.

 

Sebelumnya, Stefan juga menyoroti pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie, yang menyebut bahwa pihaknya telah mengetahui siapa pemilik akun tersebut.

 

"Tanda-tandanya dah makin jelas. Kemaren Budi Arie dah bilang Kominfo dah tau siapa pemilik Akun Fufufafa," ujar Stefan Stefan mendesak agar para wartawan segera bergerak dan melakukan investigasi lebih lanjut.

 

Stefan juga mengingatkan agar publik tetap kritis dalam menghadapi isu ini. Ia mendorong agar pemilik akun Fufufafa diwawancarai dengan pertanyaan yang tajam dan teknis untuk memastikan kebenaran identitasnya.

 

"Nah nanti pada jangan jadi begok ya. Plisss Wartawan sebagai garda terdepan buru si orang itu buat wawancara lalu cecar dengan pertanyaan kritis dan teknis," tukasnya.

 

Ia berharap media menjadi ujung tombak dalam mengungkap siapa sebenarnya di balik akun tersebut dan memberikan klarifikasi yang lebih terang.

 

"Kulik apa bener orang itu beneran si pemilik akun fufufafa apa bukan," tandasnya.

 

Untuk diketahui, beberapa waktu belakangan warganet membongkar bahwa ada pengakuan akun Fufufafa yang menjadi bukti bahwa dirinya adalah benar sosok Gibran Rakabuming pun terungkap.

 

Dalam unggahannya, akun Fufufafa membalas unggahan soal Andi Arief yang menyebut jika anak pertama Presiden Joko Widodo alias Jokowi sengaja disembunyikan.

 

Sosok yang dimaksud tentunya merupakan Gibran Rakabuming. Unggahan tersebut lantas ditanggapi oleh akun Fufufafa lewat akun Kaskus miliknya.

 

Akun Fufufafa menegaskan bahwa dirinya tak sembunyi. "sini lo nj*ng. gw gak ngumpet' 'sini gw ladenin'," tulis akun tersebut.

 

Jawaban yang diunggah oleh akun Fufufafa itu lantas bak menegaskan bahwa dirinya memang sosok anak pertama Jokowi, yakni Gibran Rakabuming. (fajar)


Pakar telematika Roy Suryo/Ist 

 

SANCAnews.id – Pemilik akun Kaskus Fufufafa bisa langsung dikenai tindakan tegas karena sudah jelas-jelas menyebarkan ujaran kebencian. Pakar telematika Roy Suryo menilai, persoalan ujaran kebencian pada akun Fufufafa di Kaskus sudah diusut, tidak hanya oleh kelompok masyarakat Indonesia, tetapi juga internasional.

 

"Akun di Kaskus bernama Fufufafa yang sudah tidak sekedar trending topic di dalam negeri saja, namun sudah menjadi pemberitaan resmi di media-media mancanegara," ujar Roy Suryo kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Sabtu (14/9).

 

Bahkan, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mendapati hasil penelusuran media nasional maupun media internasional dan juga pengguna media sosial yang melek teknologi informasi, telah mengetahui siapa pemilik akun Fufufafa.

 

"Mereka pun sudah cerdas untuk berkesimpulan sama dengan netizen +62 yang juga sudah saya pastikan juga, bahwa akun Fufufafa tersebut sulit dilepaskan lagi bahwa terkait sangat erat dengan akun-akun yang sudah dipastikan kepemilikanya sebelumnya, yakni Chilli_Pari, Raka Gnarly, @rkgbrn, @kaesangp hingga @jokowi," kata Roy Suryo.

 

"Terakhir bahkan sudah terungkap juga -- meski oleh anonimus account -- nomor handphone yang selama ini dipakai oleh GR (Gibran Rakabuming Raka) terbukti terhubung ke akun Fufufafa di Kaskus tersebut, dan bahkan sudah dilakukan pengujian oleh banyak netizen termasuk media untuk membuktikan kesahihannya," sambungnya menjelaskan.

 

Oleh karena itu, meskipun saat ini sudah dilakukan upaya penghilangan barang bukti oleh pemilik akun Fufufafa berupa upaya penghapusan sekitar 2.100 postingan dari sekitar 5000-an sebelumnya, seharusnya penegak hukum bisa langsung menindak karena isinya ujaran kebencian, caci maki, celoteh yang cenderung porno.

 

"Ini artinya sekarang sudah tidak perlu lagi pembuktian teknis lagi, karena secara sah dan meyakinkan sudah cetho welo welo bahwa akun di Kaskus bernama Fufufafa yang sangat viral karena ujaran kebenciannya, terutama kepada sosok Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto beserta keluarganya," kata Roy Suryo.

 

"Di samping juga kepada pihak lain seperti Pak SBY,  Mas Anies Baswedan, artis-artis ternama hingga partai adalah benar sosok yang selama ini diungkap oleh para 'Private Investigator'," tambahnya. (*)


Selvi Ananda dan Gibran Rakabuming (Instagram) 


SANCAnews.id – Tanggapan dan bantahan Gibran Rakabuming atas akun Fufufafa yang diduga miliknya, tak membuat publik berhenti mencari tahu. Gibran sendiri dinilai lalai dan melempar isu terkait akun tersebut kepada pihak yang dianggap sebagai pemilik asli, alih-alih berkata tidak dengan jelas.


Namun kini, dilansir dari akun X, @JhonSitorus_18, muncul bukti baru yang menegaskan bahwa Gibran adalah pemilik sebenarnya. Sekaligus, bukti tersebut tidak akan menguntungkan Gibran yang sebentar lagi akan dilantik sebagai Wakil Presiden Indonesia.

 

"Petunjuk baru lagi, semakin yakin 1000% jika Gibran adalah pemilik asli fufufafa," bunyi cuitan tersebut, dikutip oleh Suara.com pada Sabtu (14/9/2024).

 

Pada unggahan tersebut, disebut bahwa ada seseorang yang mencoba masuk ke akun Fufufafa menggunakan nomor telepon diduga milik Gibran. Hasilnya, nomor tersebut memang terdaftar untuk akun Fufufafa.

       

Tidak hanya itu, nomor yang digunakan bertautan dengan email resmi dari Chili Pari. Chili Pari sendiri diketahui sebagai salah satu bisnis milik Gibran Rakabuming.

 

"Ada yang mencoba login pake nomor Gibran, ternyata nomor tersebut memang tertaut ke email chilipari@gmail.com," bunyi keterangan selanjutnya.

 

"Email tersebut ternyata memang email official chilipari sebagaimana diumumkan di akun Instagram chilipari," tambah sang pemilik akun.

 

Bersamaan dengan persoalan terkait nomor telepon dan email tersebut, ada beberapa gambar yang disertakan. Termasuk unggahan lawas dari akun Instagram Chili Pari yang menyertakan email mereka di sana.

 

Semakin kuatnya bukti bahwa Gibran adalah dalang di balik akun Kaskus Fufufafa membuat pria tersebut didesak segera meminta maaf. Satu dari sekian alasan berkaitan dengan nama sang ayah, Jokowi.


"Saran saya, lebih baik Gibran meminta maaf saja agar rekonsiliasi segera bisa dilakukan," saran Jhon Sitoris, pemilik akun X yang menyebarkan unggahan ini. (*)


Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 26 Agustus 2024 

 

SANCAnews.id – Nama Heru Budi Hartono tidak ada dalam daftar calon Penjabat Gubernur yang diajukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD DKI Jakarta ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

 

Heru Budi yang saat ini masih menjabat sebagai Penjabat Gubernur hanya direkomendasikan oleh satu fraksi dalam rapat di DPRD DKI, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

 

Heru Budi diketahui akan mengakhiri masa jabatannya pada 17 Oktober 2024 setelah dua tahun menjabat sebagai Penjabat Gubernur menggantikan Anies Baswedan. Sementara itu, DPRD DKI Jakarta mengusulkan tiga nama calon Penjabat Gubernur Jakarta, yakni Teguh Setyabudi, Akmal Malik, dan Tomsi Tohir.

 

"Tiga nama tersebut akan kami ajukan ke Kemendagri sebagai bahan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dalam menetapkan Penjabat Gubernur DKI Jakarta," kata Ketua Sementara DPRD DKI Jakarta Achmad Yani di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat, 13 September 2024.

 

Yani menyampaikan, dalam rapat pimpinan suara terbanyak didapatkan oleh Teguh Setyabudi dengan perolehan 8 suara. Teguh merupakan Direktur Jenderal Dukcapil di Kementerian Dalam Negeri.

 

Adapun suara terbanyak kedua dan ketiga mendapatkan nilai yang sama dengan jumlah 7 suara, yakni Tomsi Tohir selaku Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal, Kemendagri. Serta, Akmal Malik yang juga Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri.

 

Merujuk Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Penjabat Gubernur, Penjabat Bupati dan Penjabat Walikota, dijelaskan bahwa pengusulan Pj Gubernur dilakukan oleh Menteri dan DPRD Provinsi.

 

Mekanismenya, DPRD provinsi mengusulkan tiga nama calon Pj Gubernur yang memenuhi persyaratan ke Kementerian Dalam Negeri. Nantinya, Menteri Dalam Negeri dapat menerima masukan dari kementerian/lembaga pemerintahan non-kementerian, terkait nama usulan tersebut.

 

Setelah dianggap rampung dan didapat kesepakatan, Menteri Dalam Negeri menyampaikan tiga nama usulan Pj Gubernur ke presiden, melalui Menteri Sekretaris Negara sebagai bahan pertimbangan Presiden. (tempo)


Kolase foto akun Fufufafa dan Prabowo-Gibran. (int) 

 

SANCAnews.id – Meski Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengklaim akun Fufufafa bukan milik Gibran, publik justru mengabaikannya. Pasalnya, menurut pakar telematika Roy Surya, pernyataan Menkominfo tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki penjelasan ilmiah.

 

Bahkan, hingga kini bukti-bukti terkait keabsahan akun Fufufafa milik putra sulung Jokowi itu semakin banyak dan beragam serta bertebaran di media sosial.

 

Yang terbaru, pegiat media sosial Jhon Sitorus mengungkap jejak digital tahun 2019 yang menurutnya merupakan bukti bahwa Fufufafa adalah Gibran.

 

"Petunjuk baru lagi, fufufafa emamg VALID 100% milik Gibran. Terpantau tahun 2019, akun luffy88 berkomentar dan memanggil nama "mas rak", panggilan akrab Gibran blm sekarang "mas Raka"," tulis Jhon Sitorus, dikutip dari akun pribadinya di X, @JhonSitorus_18.

 

"Sepertinya user luffy88 kenal dengan fufufafa makanya sampai manggil "mas rak". Ceboker, waktu dan tempat disilakan. JILAT sampai bersih…!," tutup Jhon Sitorus.

 

Pada gambar yang dipostingnya, tampak akun Fufufafa kembali menyindir Prabowo yang saat itu kalah dari Jokowi-Ma'ruf.

 

"Kasian lo wok," tulis akun Fufufafa tertanggal 11 Juni 2019.

 

Kemudian pada 26 Oktober 2019, akun luffy88 membalas postingan itu dengan sindiran balik.

 

"lebi kasian kamu mas rak,

1.katanya gamao politik skrg nyalon

2.yg dikasihanin jd menhan

3.bong pret hanyala ilusi devide et impera oligarki

saya gantiin aja jadi ceo chili pari mas wqwq," balas akun tersebut.

 

Sebelumnya, telah beredar pula cuitan yang mengatakan akun X @Chilli_Pari mengunggah beberapa cuitan yang mirip dengan akun Kaskus Fufufafa.

 

Diketahui akun X @Chilli_Pari merupakan akun bisnis yang dikelola oleh Gibran Rakabuming.

 

Akun @BosPurwa juga mengunggah tangkapan layar bahwa akun Chili Pari mengaku tidak menggunakan seorang admin untuk mengelola akun media sosial. 

 

Bukti lainnya yakni terdapat unggahan Presiden Jokowi yang justru menyebut akun Chilli Pari dan putra keduanya, Kaesang Pangarep pada 2019 silam.

 

"Aduh, @Kaesangp dan @Chilli_Pari kalian ni jauh dari orang tua sudah punya usaha sendiri masih suka berantem, rukun dong," tulis akun @Jokowi. (fajar)

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo/Ist 

 

SANCAnews.id – Indikasi kepanikan terlihat dari gerak-gerik Presiden Joko Widodo menjelang lengser pada Oktober 2024. Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza mengamati, Presiden Jokowi mulai melakukan sejumlah manuver politik, salah satunya munculnya Relawan Jokowi Berani Mati.

 

Menurut Efriza, para relawan yang akan menggelar sidang akbar pada 22 Oktober 2024 itu diyakini tak lepas dari campur tangan Jokowi. Kehadiran para relawan itu dimaknai sebagai isyarat agar Jokowi menunjukkan pengaruhnya meski akan lengser sebagai Kepala Negara.

 

"Jelas ini adalah bentuk kepanikan," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (13/9).

 

Lebih jauh, Efriza melihat tidak hanya Jokowi yang sedang panik mengakhiri jabatannya. Para loyalis Jokowi yang telah merasakan keuntungan pemerintahan selama 10 tahun terakhir juga merasakan hal serupa.

 

"Sebab jika tak ada Jokowi, siapa lagi yang pedulikan mereka (para loyalis). Jadi mereka selain lebay, diyakini punya modus lain yang ingin merebut perhatian dari Presiden terpilih Prabowo dengan cara menunjukkan loyalitas kepada Jokowi," tutup Efriza. (*)


Presiden Jokowi Pimpin Rapat Kabinet Pertama di IKN 

 

SANCAnews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur pada Jumat, 13 September 2024 besok. Sidang kabinet tersebut rencananya akan dimulai pukul 09.00 WITA.

 

“Hari Kedua di IKN, Besok Bapak Presiden akan memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Garuda IKN pukul 09.00 WITA," kata Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana kepada wartawan, Kamis, 12 September 2024.

 

Ia menambahkan bahwa Jokowi juga memiliki serangkaian agenda di IKN. Mulai dari peresmian hotel hingga pembangunan mall duty free.

 

“Kemudian setelah itu kegiatan Beliau antara lain akan meresmikan Hotel Nusantara Swissotel dan Ground Breaking Mall Duty Free Nusantara di IKN,” jelasnya.

 

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), pada Kamis, 12 September 2024. Rencananya, Jokowi akan memberikan pengarahan kepada Pimpinan TNI dan Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN).

 

Kepala Negara bersama rombongan lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1. 

 

Setibanya di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Jokowi akan langsung menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU.

 

Dalam arahan khusus kepada TNI-Polri, meminta maaf di hadapan seluruh personel, khususnya pejabat TNI dan Polri seluruh Indonesia, apabila dirinya memiliki perilaku atau tindakan yang dirasa kurang berkenan selama memimpin.

 

"Saya mohon maaf jika dalam 10 tahun ini selama memimpin ada hal yang dirasa kurang berkenan, ada hal-hal yang dirasa belum maksimal, baik dalam kebijakan maupun dalam kita berinteraksi," kata Jokowi.

 

Ia pun mengaku setiap berkunjung ke daerah, dirinya selalu disambut atau bertemu dengan kapolres, dandim, danrem, pangdam, dan kapolda. Namun, lanjut dia, ada kalanya sebagai manusia tak luput dari kesalahan-kesalahan kecil. Salah satunya yaitu tak memberi salam kepada jajaran TNI-Polri yang menyambutnya.

 

"Kadang-kadang ada yang saya salami, ada yang enggak saya salami. Ada yang luput, enggak kesalaman, 'waduh masa ada yang enggak disalami sama Presiden', 'padahal saya Pangdam'. Saya 'kan enggak hafal Pangdamnya yang mana, Kapolda yang mana, 'kan enggak ngenalin. Kapolresnya yang mana, Dandimnya yang mana, Danremnya yang mana," ujar Jokowi. (viva)


Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Ronny Talapessy/Ist 

 

SANCAnews.id – DPP PDIP mengapresiasi langkah lima kadernya yang mengakui kesalahan dan berjanji mencabut gugatan terkait keabsahan Surat Keputusan (SK) DPP 2024-2025. Namun, PDIP juga mewanti-wanti agar pihak yang diduga mendalangi penjebakan kader tersebut tidak main-main.

 

Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy menanggapi permintaan maaf dari lima kader yang terlibat, yakni Jairi, Djupri, Manto, Sujoko, dan Suwari. Para kader tersebut sebelumnya telah menggugat SK PDIP ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) namun mengaku telah dijebak.

 

"Kami sudah mendengar bahwa kader kami yang mencabut surat kuasa dan mencabut juga gugatan yang ada di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Tata Usaha Negara, tentunya kami melihat bahwa ini adalah langkah yang menjadi tanggung jawab, karena mereka mengetahui bahwa tanda tangan tersebut ternyata dimanipulasi," ujar Ronny dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/9).

 

Menurut Ronny, para kader tersebut awalnya diminta menandatangani kertas kosong yang kemudian dijadikan surat kuasa untuk menggugat SK Kemenkumham terkait kepengurusan partai. Namun setelah menyadari bahwa tanda tangan mereka dimanipulasi, para kader tersebut mencabut gugatan dan surat kuasa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan PTUN.

 

"Tentunya kami memperingati para pihak yang mencoba untuk mengganggu PDI Perjuangan yang menghalalkan segala cara, memanfaatkan orang kecil, kader kami yang tidak mengerti hukum untuk mengganggu PDI Perjuangan, mengganggu kedaulatan PDI Perjuangan,” jelasnya.

 

Ronny juga menegaskan bahwa PDIP tidak akan tinggal diam jika ada pihak yang mencoba mengganggu kedaulatan partai dengan cara memanipulasi anggotanya.

 

"Kami sampaikan bahwa kami siap berhadapan untuk pihak-pihak yang mencoba mengganggu kedaulatan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” jelasnya lagi.

 

Lebih lanjut, Ronny mencurigai adanya keterlibatan kekuasaan di balik upaya menggugat PDIP ini. Ia pun meminta semua pihak untuk menanyakan kepada Mulyono sebagai salah satu pihak yang bisa saja memiliki keterlibatan.

 

“Ya kalau kami melihat bahwa ini, dugaan kami adalah tangan-tangan kekuasaan ya, ya coba mungkin rekan-rekan media tanya ke istana. Coba tanya ke namanya Mulyono kan. Coba ditanya, apakah memang ini ada peran di belakang gugatan ini? Ya silahkan, dan publik juga sudah bisa menilai kan. Beberapa media sudah sampaikan adanya pembegalan terhadap partai-partai politik kan," pungkasnya. (rmol)


Pakar hukum tata negara, Refly Harun/Repro 


SANCAnews.id – Presiden terpilih Prabowo Subianto ditantang untuk memenuhi janji politiknya memberantas korupsi saat ia resmi menjabat sebagai Presiden 2024-2029.

 

Tantangan tersebut diajukan pakar hukum tata negara, Refly Harun, terkait kasus dugaan gratifikasi jet pribadi yang kini didakwakan kepada putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan menantunya, Bobby Nasution.

 

"Hai Pak Prabowo, coba realisasikan janji anda untuk memberantas korupsi itu. Mulailah dari dugaan-dugaan korupsi yang kita diskusikan (dugaan gratifikasi Kaesang dan Bobby)," tegas Refly Harun dalam diskusi iNews sebagaimana dikutip Kamis (12/9).

 

Menurutnya, dugaan gratifikasi terhadap keluarga Presiden Jokowi ini hanya bisa selesai lewat meja hukum. Sebab jika tidak, maka isu ini akan menguap begitu saja tanpa kejelasan siapa yang benar.

 

"Biar clear masalahnya, kalau itu suap, katakan suap, Kalau tidak (terbukti), case closed. Selesai," tegas Refly.

 

Adapun penegakan hukum ini penting demi memperjelas bola liar yang kini masih masif digaungkan publik.

 

"Yang paling penting, sebagai warga negara kita berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi di lapangan manapun," tandasnya. (rmol)


Suasana di depan Gedung KPK/Tempo 


SANCAnews.id – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari kabur dari kejaran wartawan saat keluar gedung KPK, Kamis, 12 September 2024. Ia datang untuk menjadi saksi dalam kasus dugaan korupsi alat pelindung diri (APD) Covid-19.

 

Mantan Menteri Kesehatan itu terlihat berlari sambil menutupi wajahnya dengan majalah Tempo saat meninggalkan gedung KPK menuju mobilnya yang sudah menunggu di pinggir jalan. Fadilah tidak mengeluarkan sepatah kata pun saat ditanya wartawan tentang pemeriksaannya.

 

Sementara itu, Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto mengaku belum mengetahui ihwal jadwal pemeriksaan mantan Menteri Kesehatan tersebut. “Saya belum terinfo,” ucap Tessa.

 

Sebelumnya, sudah ada banyak nama yang dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi APD Covid-19 pada Selasa, 23 April 2024. Di antaranya adalah Direktur Utama PT DS Solution Internasional, Ferdian, Komisaris PT Nawamaja Silatama, Agus Subarkah, dan Direktur PT Tria Dipa Medika, Dewi Affatia.

 

Kasus dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 sudah bergulir hampir satu tahun, terhitung sejak pertama kali KPK mengumumkan kasus ini pada 9 November 2023. Dalam laporan Tempo sebelumnya, kasus ini menimbulkan kerugian negara  yang ditaksir mencapai Rp 625 miliar.

 

Hingga saat ini, KPK telah menetapkan 3 tiga tersangka dalam kasus korupsi APD Covid-19, nama-nama tersebut antara lain Satrio Wibowo,Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemenkes, Budi Sylvana dan Direktur PT Permana Putra Mandiri (PPM), Ahmad Taufik. (tempo)


Tangkapan layar potongan video viral kedatangan pesawat jet pribadi yang digunakan putra bungsu dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (Platform X) 


SANCAnews.id – Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama Koalisi Masyarakat Sipil akan menggelar diskusi bertajuk 'Marah-Marah Kepada Private Jet dan Fufufafa' di kala di Kalijaga Blok M, Jakarta Selatan, namun, pihak penyelenggara membatalkan acara tersebut, pada Kamis (12/9).

 

"Secara mendadak dan sepihak, manajemen Kala di Kalijaga melarang kegiatan di atas untuk diselenggarakan. Pihak manajemen menimbang sejumlah hal, salah satunya menuding bahwa kegiatan akan rawan dengan provokasi dan mengganggu keamanan serta ketertiban," kata peneliti ICW Egi Primayogha dikonfirmasi, Kamis (12/9).

 

ICW mengecam pembatalan kegiatan yang dilakukan oleh Kala di Kalijaga. Serta memandang bahwa hal ini merupakan salah satu bentuk pembungkaman terhadap suara kritis.

 

"Suatu tren yang semakin mengkhawatirkan di akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo," ucap Egi.

 

Adapun, acara itu akan membahas babak baru dari keburukan dinasti politik Presiden Jokowi, terkait sederetan kontroversi anak-anaknya. Pertama adalah komentar kontroversial yang diduga dilakukan oleh Wakil Presiden Terpilih, Gibran Rakabuming Raka di salah satu kanal blog, Kaskus.

 

Kedua, dugaan gratifikasi yang diterima oleh Kaesang Pangarep dalam bentuk fasilitas jet pribadi oleh perusahaan yang terafiliasi dengan marketplace.

 

"Kegiatan ini juga sudah mengundang langsung secara terbuka Alexander Marwata selaku pimpinan KPK dan Kaesang Pangarep untuk memberikan tanggapan pada agenda ini," ucap Egi.

 

Meski demikian, Egi memastikan acara tersebut tetap digelar. Namun, dipindahkan ke tempat lain.

 

"Kegiatan akan tetap digelar di waktu yang sama, 12 September 2024 pada pukul 18.00, dengan berpindah tempat ke GuYoNan Cafe, Jl. Raya Kby. Lama No.18CD, Kota Jakarta Selatan," pungkasnya. (jawapos)


SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.