Hendri Satrio alias Hensat (istimewa)
SANCAnews.id – Pengamat Politik Universitas
Paramadina, Hendri Satrio alias Hensat menilai melonjaknya angka pengangguran
di DKI Jakarta menunjukkan Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang
merupakan wakil pemerintah tak mampu memimpin Jakarta.
"Kalau kemudian melonjak 1.000 persen pengangguran
salahkan pemerintah berarti wakilnya (Pj gubernur) memang nggak bisa
menjalankan atau tidak bisa memimpin Jakarta. Jadi si Pj (Heru Budi) itu harus
minta maaf," kata Hensat kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (2/8/224)
Hensat mencermati masalah tersebut menanggapi data
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) periode Januari-Juni 2024 yang menunjukkan
sebanyak 32.064 tenaga kerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). DKI
Jakarta menjadi yang tertinggi dengan 7.469 atau hampir 1.000 persen tenaga
kerja di PHK.
Anies Baswedan (kiri) bersama Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono ketika memberikan keterangan pers seusai pertemuan informal soal suksesi kepemimpinan di Balai Kota Jakarta, Rabu (12/10/2022)
Hensat membandingkan dengan kinerja gubernur sebelumnya,
yakni Anies Baswedan saat memimpin Jakarta periode 2017-2022. Dia menyebut
program yang dibuat Anies pada saat itu sangat menguntungkan rakyat.
"Anies Baswedan waktu itu programnya sangat merakyat,
tapikan sebagai gubernur enggak bisa lepas dari kebijakan pemerintah pusat,
usai Pak Anies enggak jadi gubernur kan yang memimpin ibu kota perwakilan dari
pemerintah (Pj Heru Budi)," ucapnya.
Berdasarkan data Kemnaker pada periode Januari-Juni 2024
terdapat 32.064 orang tenaga kerja yang terkena PHK. Angka tersebut melonjak
21,4 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 26.400 orang.
Total PHK tenaga kerja di Indonesia per Juni 2024 mencapai
32.064 tenaga kerja, di mana Provinsi DKI Jakarta memimpin dengan jumlah tenaga
kerja ter-PHK paling tinggi sebesar 7.469 tenaga kerja. Jumlah pekerja di PHK
di Jakarta melonjak 994 persen atau hampir 1.000 persen dibandingkan
Januari-Juni 2023 yang hanya tercatat 683 orang.
Di sisi lain, tingkat pengangguran DKI Jakarta cenderung
turun pada periode Februari 2021 atau di bawah kemimpinan Anies Baswedan. Angka
pengangguran turun menjadi 8,51 persen. Angka itu terus menurun hingga Agustus
2022.
Angka pengangguran di DKI Jakarta juga sempat melonjak pada
periode Anies Baswedan karena dihantam pandemi COVID-19. Ketika itu Jakarta
mencatatkan angka pengangguran 10,95 persen pada Agustus 2020. (inilah)