Politisi, Aktivis Sosial Politik dan Hukum Ferdinand Hutahean 

 

SANCAnews.id – Politisi PDIP Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut Istana Merdeka dan Istana Bogor “berbau kolonial”.

 

Menurut Ferdinand, pernyataan tersebut hanya sekedar pembenaran dari Jokowi untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

 

"Saya pikir Jokowi menggunakan istilah bau-bau kolonial itu hanya menjadikan sebuah pembenaran. Mencari pembenaran untuk pembangunan Ibukota Nusantara (IKN)," ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Jumat (16/8/2024). 

 

Ferdinand menyatakan bahwa jika berbicara tentang nilai-nilai perjuangan, seharusnya bangsa Indonesia lebih bangga memiliki istana yang berhasil direbut dari penjajah.

 

"Justru kita harus jauh lebih bangga dari memiliki istana yang kita rebut dari penjajah. Daripada memiliki istana yang dibangun dengan utang. Itu adalah sangat memalukan," sebutnya.

 

Ferdinand juga mengaitkan pernyataan Jokowi tersebut dengan upaya mencari legitimasi bagi pembangunan IKN, yang dia anggap sebagai keputusan yang salah karena didanai oleh utang.

 

"Sangat memalukan bagi saya, IKN yang dibangun dari utang," cetusnya.

 

Ia juga menyinggung bahwa Jokowi pernah dicurigai ingin memperpanjang masa jabatannya menjadi tiga periode.

 

"Bau-bau kolonial itu kan justru Jokowi malah terlihat pengen tiga periode waktu itu," tukasnya.

 

Lebih jauh, Ferdinand juga mengkritik bahwa istana yang dianggap "bau kolonial" tersebut justru menjadi tempat di mana Jokowi merancang masa depan politik anak-anaknya.

 

"Dari istana yang bau kolonial itu Jokowi merancang masa depan politik anak-anaknya yang sekarang terlihat semua sangat merajai kancah politik nasional," timpalnya.

 

Ferdinand menegaskan bahwa tuduhan tentang "bau kolonial" hanya alasan yang dibuat-buat oleh Jokowi untuk menutupi kesalahan dalam membangun IKN.

 

"Itu ternyata kan membuat Jokowi menjadi salah satu kekuatan politik yang luar biasa. Jadi kalau mengatakan bau-bau kolonial, saya pikir Jokowi itu mengada-ada lah, itu hanya alasan untuk mencari pembenaran untuk kesalahan yang dilakukan membangun IKN," imbuhnya.

 

Ferdinand bilang, lebih bermartabat memiliki istana yang diperoleh melalui perjuangan kemerdekaan daripada istana yang dibangun dari utang.

 

"Jadi apa yang mau didustakan oleh Jokowi dengan bau-bau kolonial itu. Justru jauh lebih bermartabat kita memiliki istana yang direbut dari penjajah, daripada istana yang dibangun dari hasil utang," kuncinya.

 

Seperti diketahui, Istana Merdeka, Istana Negara di Jakarta, dan Istana Bogor merupakan lokasi bersejarah bagi bangsa Indonesia. Bahkan ketiga istana itu telah digunakan enam presiden sebelumnya.

 

Namun, bagi Presiden Jokowi, ketiga istana tersebut merupakan tempat yang dulunya dihuni oleh Gubernur Jenderal Belanda.

 

Jokowi pun selalu terbayang serta mencium bau-bau kolonial saat bekerja di Istana Kepresidenan Jakarta dan Bogor.

 

"Bekas gubernur jenderal Belanda, dan sudah kita tempati 79 tahun. Baunya kolonial selalu saya rasakan setiap hari. Dibayang-bayangi," kata Jokowi.

 

Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah seluruh Indonesia di Istana Kepresidenan, Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa (13/8/2024).

 

Pernyataan itu pun kini jadi pembahasan publik. Terutama di media sosial. Sejumlah pegiat media sosial mengkritik ucapan Jokowi tersebut. (fajar)


Label:

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.