Ribuan Massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) mengikuti aksi menolak Israel ikut Olimpiade Paris 2024/Net
OLEH: TONY ROSYID
SEDIKITNYA 38 ribu warga Palestina tewas sejak invasi Israel
ke Palestina pada Oktober 2023 lalu. Mayoritas adalah warga sipil. Di antaranya
adalah anak-anak dan wanita.
Tidakkah aturan perang melarang untuk membunuh anak-anak dan
wanita? Betul. Tapi, peraturan ini tidak berlaku bagi Israel. PBB tidak
didengar. Seruan dunia internasional diabaikan.
Selain 38 ribu lebih warga Palestina meninggal, ada ratusan
ribu warga Palestina yang terluka. Mereka pindah ke kamp-kamp pengungsian,
setelah rumah dan tempat tinggal mereka hancur dibombardir oleh tentara
pendudukan Israel (IDF).
Di pengungsian, mereka dikejar dan masih dihujani bom oleh
IDF. Tidak ada tempat yang aman bagi warga Israel di Jalur Gaza dan Rafah.
Hizbullah, milisi muslim yang tinggal di perbatasan selatan
Lebanon ikut membela Palestina. Mereka menyerang perbatasan Israel. Belasan
tentara Israel meninggal. 200 ribu warga Israel mengungsi.
Meski Hizbullah kehilangan 500-an tentaranya. Hizbullah
secara konsisten terus melakukan perlawanan. Hanya berhenti jika Israel setop
serangannya ke Palestina.
Israel marah, dan akan menyerang Hizbullah habis-habisan.
Rencana Israel menyerang Hizbullah habis-habisan telah disetujui dan divalidasi
oleh Komando Utara.
Ancaman Israel ini direspons oleh Hizbullah. Hizbullah
menyatakan siap menyambut kedatangan Israel di Lebanon. Iran, negara yang
menyokong alutsista Hizbullah pun siap siaga untuk menghadapi Israel jika
Israel melakukan invasi ke Lebanon Selatan.
Tidak hanya Hizbullah dan Iran, Milisi Houthi di Yaman pun
siap siaga. Mereka telah menyerang kapal-kapal US yang dianggap terafiliasi
dengan Israel.
Mesir, negara yang dipasok persenjataannya oleh Rusia ini
sedang mengerahkan latihan penuh, yang oleh Israel dianggap sebagai persiapan
untuk menyerang Israel.
Sementara Suriah siap siaga setelah beberapa kali diserang
rudal oleh Israel. Demikian juga Irak, 30 Mei lalu telah uji coba rudalnya ke
daerah Golan. Sebuah wilayah atas di Israel.
Bagaimana dengan Indonesia, negara terbesar penduduk
muslimnya di dunia setelah Pakistan? Masyarakat Indonesia terus melakukan
protes dan kecaman terhadap genoside Israel kepada Palestina.
Demo secara masif dilakukan di sejumlah kota besar. Prof. Din
Syamsuddin, Bachtiar Nasir, Zaitun Rasmin, Hidayat Nur Wahid, Erick Yusuf,
Nonop Hanafi, Fahmi Salim dan sejumlah tokoh Islam lainnya terus melakukan
konsolidasi dan menggalang massa untuk mengecam Israel. Tiada hari tanpa demo
dan kecaman kepada Israel.
Sejumlah film yang menggambarkan situasi Palestina yang
digempur Israel pun dibuat. Erick Yusuf, juru dakwah sekaligus produser
eksekutif film spesialis Palestina yang akrab dipanggil KEY ini telah
meluncurkan dua filmnya.
Film yang menggambarkan tentang fakta-fakta yang dialami
warga Palestina pasca genoside. Film ketiga sedang dalam proses penggarapan.
Ini adalah bagian dari bentuk perlawanan dan kecaman ala seniman untuk membuat
masyarakat Indonesia melek fakta.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak pernah berhenti mendorong
umat melawan Israel dengan diplomasi dan demonstrasi.
Prof Asrorun Niam dan Kholil Nafis atas nama pimpinan MUI
terus menyuarakan perlawanan kepada Israel melalui media. Fatwa MUI No 83 Tahun
2023 tegas mendukung kemerdekaan Palestina dan mengharamkan untuk membeli dan
menggunakan produk perusahaan yang terafiliasi dengan Israel.
Perlawanan masyarakat Indonesia kepada Israel jelas dan
tegas. Tidak hanya kecaman, tapi masyarakat Indonesia juga melakukan boikot
terhadap produk-produk yang berafiliasi dengan Israel. Hampir semua perusahaan
yang berafiliasi dengan Israel omzetnya turun 30 persen.
Apakah ini akan berlangsung lama? Apakah ke depan omzet
perusahaan Israel di Indonesia akan naik lagi, atau tambah terpuruk? Bergantung
para tokoh perlawanan terhadap Israel melakukan edukasi strategis kepada umat.
Ini akan berpengaruh terhadap nasib perusahaan-perusahaan Israel di Indonesia.
Segala bentuk afiliasi dengan Israel menjadi musuh bersama
bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim. Walaupun konflik
Israel-Palestina sesungguhnya bukan saja urusan agama, tapi terutama ini adalah
problem kemanusiaan.
Ketika Baznas Pusat bekerjasama dengan salah satu perusahaan
makanan yang diyakini berafiliasi dengan Israel, masyarakat marah dan
mengecamnya.
Kerjasama itu pun terpaksa dihentikan. Ketika Masjid Istiqlal
akan mengadakan seminar sore ini dan mengundang tokoh Yahudi dari AJC (American
Jewish Comittee) sebagai salah satu pembicaranya, masyarakat pun marah.
Akhirnya, seminar pun dibatalkan.
Ketika lima aktivis dan tokoh NU bertemu dengan Presiden
Israel Isaac Herzog, maka kecaman datang dari seluruh penjuru Tanah Air.
Masyarakat Indonesia marah semarah-marahnya. Akhirnya PBNU pun ikut marah dan
meminta mereka klarifikasi, bahkan mendesak mereka mengundurkan diri.
Tidak hanya tokoh dan masyarakat Indonesia yang mengecam
tindakan Israel, pemerintah Indonesia pun secara resmi mengecam tindakan
Israel. Rakyat dan pemerintah sepakat untuk mengecam genoside Israel kepada
warga Palestina.
Tapi di sisi lain, hubungan dagang Indonesia dengan Israel
lancar, bahkan mengalami peningkatan yang cukup pesat. September hingga Oktober
2023, ada kenaikan lebih dari dua kali lipat. Dari US$ 999.431 menjadi US$2.532.695.
Kenaikan yang luar biasa. Padahal, Indonesia-Israel tidak punya hubungan
diplomatik.
Indonesia tidak punya perwakilan duta besar atau Konjen di
Israel, dan begitu juga sebaliknya. Tapi perdagangan jalan terus dan semakin
berkembang antar dua negara ini. Tidakkah ini paradoks. Lalu, bagaimana cara
menjelaskannya?
(Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)