SANCAnews.id – PP Muhammadiyah mengirimkan surat
kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait meninggalnya remaja Afif
Maulana. Muhammadiyah meminta Kapolri memerintahkan jajarannya untuk melakukan
penggalian jenazah.
"Kami dari Lembaga Bantuan Hukum Advokasi Publik
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta telah mendapatkan kuasa dari orang tua Afif
Maulana," kata Ketua Riset dan Advokasi Publik LBH AP PP Muhammadiyah,
Gufroni, Senin (22/7).
Ekshumasi ini dianggap perlu untuk memeriksa ulang penyebab
kematian Afif. Selain itu, Kapolri juga pernah memberikan pernyataan tentang
perlunya ekshumasi.
"Pada Pak Kapolri tentu kami menyampaikan apresiasi atas
langkah-langkah pengusutan yang dilakukan oleh Mabes Polri dan niatan untuk
melakukan ekshumasi dan otopsi ulang terhadap Afif Maulana," jelasnya.
Selain itu, PP Muhammadiyah pun siap menghadirkan dokter
forensik untuk ikut terlibat dalam proses ekshumasi. Muhammadiyah dipastikan
memiliki tenaga kompeten untuk hal tersebut.
"Ini adalah rencana bersama kita untuk mengungkap
sebetulnya apa yg menjadi penyebab Afif Maulana tewas. Apakah karena penyiksaan
yg dilakukan oleh aparat kepolisian yang selama ini beredar atau karena
melompat dari jembatan Kuranji," pungkas Gufroni.
Sebelumnya, warga yang berada di kawasan Kelurahan Pasar
Ambacang, Kecamatan Kuranji, digegerkan dengan penemuan sesosok jasad remaja
laki-laki, yang diperkirakan berusia 14 tahun, dalam kondisi mengambang di
aliran sungai bawah jembatan Jalan Bypass Kilomenter 9, Minggu (9/6). Korban
pun teridentifikasi sebagai Afif Maulana.
Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono pada jumpa pers di
Mapolresta Padang, Minggu (23/6) mengatakan, sudah ada 40 orang saksi diperiksa
dan dimintai keterangannya. Dari 40 orang itu, terdapat 30 orang personel
Sabhara Polda Sumbar.
“30 orang personel itu saat kejadian sedang mengamankan 18
orang pelajar yang diduga melakukan aksi tawuran di kawasan Kecamatan Kuranji
tersebut,” katanya.
“Saya bertanggung jawab penuh akan kasus penemuan jasad Afif
Maulana. Sampai saat sekarang kita masih mendalami kasus ini. Di hari yang sama
itu, kita mengamankan 18 orang remaja yang diduga pelaku tawuran. Tidak ada
yang namanya Afif Maulana,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, saat pengamanan 18 orang itu, memang ada
diamankan satu sepeda motor milik Afif Maulana, tapi yang mengendarai sepeda
motor itu adalah temannya. Saat kejadian, ada salah satu personel mendengar
bahwa temannya itu diajak Afif Maulana untuk terjun dari jembatan.
“Ketika kita amankan ada puluhan senjata tajam milik para
pelaku tawuran. Semuanya kita bawa. 18 orang remaja yang kita amankan, 17
diantaranya diserahkan ke pihak orangtua, satu orang masih dilakukan
penyelidikan,” ujarnya. (jawapos)