Lima tokoh muda nahdliyin menemui Presiden Israel Isaac Herzog. (Istimewa)
SANCAnews.id – Dosen Universitas Nahdlatul Ulama
Indonesia (Unusia) Zainul Maarif, salah satu dari lima tokoh muda NU yang
bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, menyampaikan permintaan maaf.
Sebab, pertemuan tersebut menuai kritik dari masyarakat dan warga Nahdliyin.
"Sekali lagi saya mohon maaf, danini adalah suatu
pelajaran besar bagi saya pribadi bahwa niat baik, tindakan baik kadang efeknya
belum tentu baik, itu pelajaran besar bagi saya pribadi dan ini saya mewakili
kawan-kawan semua," kata Zainul Maarif di kantor PWNU Jakarta, Jakarta
Timur, Kamis (18/7).
Zainul menjelaskan, pertemuannya dengan Presiden Israel
merupakan kegiatan lintas iman. Ia menekankan, pertemuan itu tidak ada urusan
dengan NU.
"Tidak ada urusannya dengan NU secara kelembagaan, tapi
secara personal dan ini adalah dialog lintas iman pesertanya ada dari Kristen,
Katolik, juga dari Yahudi dan Muslim. Jadi ini kegiatan lintas iman dan saya
dalam hal ini meminta maaf atas segala yang terjadi," ucap Zainul.
Ia pun kembali menyampaikan permintaan maaf, ternyata
langkahnya bertemu Presiden Israel Isaac Herzog justru berdampak buruk. Zainul
melakukan pertemuan itu bersama empat rekan lainnya yang juga tokoh muda NU.
Mereka di antarnya Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun dan Izza
Annafisah Dania.
Bahkan, imbas pertemuan itu Zainul Maarif dipecat dari
kepengurusan Lembaga Bahtsaul Masail (LBM) NU DKI Jakarta. Serta tiga pengurus
lainnya terlibat organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian
(RAHIM) yang mempunyai komunikasi dengan Israel juga dipecat. Mereka yakni Mukti
Ali, Roland Gunawan dan Sapri Saleh.
Sebelumnya beredar foto lima tokoh muda NU bertemu dengan
Presiden Israel Isaac Herzog. Namun, belum jelas kapan pertemuan ini digelar.
Kelima nahdliyin yang bertemu itu di antaranya Zainul Maarif,
Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun dan Izza Annafisah Dania.
Mereka merupakan pengurus di badan otonom maupun pengurus wilayah NU di tingkat
provinsi.
Pertemuan itu menuai kecaman publik dan berbuntut permintaan
maaf Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. (jawapos)