Pj Bupati Muara Enim Ahmad Rizali saat dilantik oleh Gubernur Sumsel periode 2018-2023, Herman Deru/Net
SANCAnews.id –
Setelah berseteru dengan sejumlah aktivis yang akan mengadakan aksi menuntut
pencopotan sebagai Pejabat (Pj) Bupati Muara Enim, yang sekarang beredar
percakapan Ahmad Rizali, yang dikatakan telah menantang wartawan.
Ini dimulai ketika Rizali diminta
tanggapan tentang berita berjudul "Penjabat Bupati Muaraenim Akan
Dilaporkan" yang ditayangkan oleh media lahataktual.com.
Menanggapi pertanyaan tersebut,
Rizali kemudian memberikan jawaban yang dianggap menantang awak media.
"Silahkan saja... 1000 media pun
silahkan. Kalo perlu 100.000 media," jawabnya.
Bukti tangkapan layar percakapan
itupun beredar luas di berbagai grup percakapan, termasuk yang diterima oleh
redaksi Kantor Berita RMOLSumsel pada Kamis malam (27/6).
Pernyataan Rizali ini membuatnya
dinilai sebagai pemimpin yang baper, arogan dan anti kritik. Seperti yang
diungkapkan oleh pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar.
Menurutnya, setiap pemimpin pasti
memiliki karakter kepemimpinan yang berbeda. Namun khusus untuk Rizali, sejak
kemunculannya menjadi Pj Bupati Muara Enim, sosok ini menurut Bagindo tak
pernah lepas dari kontroversi.
Mulai dari pelaporan terhadap aktivis
yang mengkritiknya hingga terakhir melontarkan pernyataan yang dianggap
menyinggung profesi aktivis dan media.
"Dari awal saya melihatnya tak
lepas dari kontroversi. Makanya, timbul anggapan kalau dia anti kritik,"
ujarnya.
Seharusnya, kata Bagindo, sebagai Pj
Bupati Muara Enim, Ahmad Rizali dapat bekerja secara profesional dan objektif
dalam mengelola pemerintahan serta mengatasi berbagai tantangan yang ada di
Muara Enim.
"Seorang Pj kepala daerah itu
ditugaskan untuk menjalankan roda pemerintahan. Tapi kalau masalah yang timbul
seperti ini terus, habis saja waktu dengan pekerjaan dengan hal yang tidak
substansial," ucapnya.
Bagindo mengimbau semua pihak untuk
menahan diri dan melihat permasalahan dari dua sisi.
"Dia tidak boleh baper (terbawa
perasaan) dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin daerah, tapi aktivis dan
pegiat lainnya juga jangan gampang tersulut emosi. Jadi harus seimbang, karena
karakter orang itu berbeda-beda jangan disamakan," terangnya.
Di pihak yang sama, Ketua Dewan
Kehormatan PWI Sumsel Ocktaf Ryadi juga menyayangkan sikap Ahmad Rizali yang
menjawab pertanyaan awak media dengan nada meremehkan sekaligus menantang
tersebut. Menurut Oka -sapaan akrabnya, Rizali memberikan contoh yang tidak
baik sebagai seorang pejabat publik.
"Sebagai pejabat publik, harus
bisa melayani termasuk media. Tidak layak menjawab konfirmasi seperti itu.
Lebih baik dia menjawab no comment kalau memang tidak mau menjawab,"
ungkapnya.
Merasa Paling Berkuasa, Siapa di Belakang Ahmad Rizali?
Sikap Rizali terhadap aktivis dan
awak media ini menjadi cerminan buruk demokrasi karena dinilai arogan dan
antikritik.
Direktur Suara Informasi Rakyat
(SIRA), Rahmat Sandi mengatakan, Ahmad Rizali seharusnya memberikan penjelasan
atau klarifikasi, bukan membalas dengan komentar yang menghina dan merendahkan
orang lain.
"Sikap seorang pemimpin
seharusnya mencerminkan kedewasaan dan kemampuan untuk menerima kritik dengan
lapang dada. Kalau responsnya malah menghina atau merendahkan, artinya dia
belum pantas jadi pemimpin," tuturnya.
Sementara itu, pihak redaksi telah
berupaya meminta konfirmasi kepada yang bersangkutan namun hingga berita ini
diturunkan, Pj Bupati Muara Enim Ahmad Rizali yang dikonfirmasi belum
memberikan tanggapan. (*)