Ilustrasi foto Jokowi-Rupiah
SANCAnews.id – Jatuhnya nilai tukar rupiah akan
menjadi kado buruk di akhir pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Nyatanya,
kebijakan-kebijakan yang diambil presiden sebelumnya menjadi tidak ada artinya
di tangan Jokowi.
Menurut Direktur Pusat Kajian Politik, Hukum, dan Kebijakan
Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, dengan anjloknya nilai tukar rupiah pada masa
pemerintahan Jokowi, menjadi nila setitik rusak sebelanga.
"Kebijakan-kebijakan yang telah diambil baik oleh
presiden-presiden sebelumnya menjadi tidak ada artinya dengan kembali rupiah
anjlok di pengujung pemerintahan Jokowi," kata Saiful kepada Kantor Berita
Politik RMOL, Selasa (18/6).
Bahkan menurut akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, tidak
ada artinya pembangunan infrastruktur yang masif di era Jokowi seperti jalan
tol, MRT, LRT, kereta cepat, bendungan, bahkan sampai Ibukota Negara (IKN).
"Jadi tidak ada artinya jika di pengujung
pemerintahannya Jokowi tidak mampu menekan angka rupiah terhadap dolar. Ini
adalah kado sangat buruk di penghujung pemerintahan Jokowi. Di mana rupiah
tidak lagi perkasa, bahkan merupakan angka terburuk pasca reformasi,"
pungkas Saiful. (*)