Israel Kerahkan Sistem Pertahanan C-Dome untuk Pertama Kalinya Menghadapi Iran-Screenshoot/YouTube-
SANCAnews.id – Pertama kali Israel mengerahkan
sistem pertahanan yang dipasang di kapal, yang disebut C-Dome, terhadap sasaran
mencurigakan yang memasuki wilayah udara negara itu adalah di dekat kota
selatan Eilat, kata militer pada hari Selasa.
C-Dome adalah versi angkatan laut dari sistem pertahanan
udara Iron Dome, yang digunakan untuk melindungi dari serangan roket dan rudal.
Pada Senin malam, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan
peringatan di daerah Eilat, yang menjadi sasaran pada bulan Februari dengan mencegat
tembakan rudal balistik dari pemberontak Houthi Yaman, sekutu militan Palestina
Hamas.
“Menyusul sirene yang berbunyi di wilayah Eilat mengenai
penyusupan pesawat musuh, pasukan Angkatan Laut IDF mengidentifikasi target
udara mencurigakan yang melintasi wilayah Israel,” kata IDF dalam pernyataan
yang dirilis Selasa pagi.
“Targetnya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan angkatan
laut ‘C-Dome’,” katanya.
Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan. Seorang juru bicara IDF tidak mau mengkonfirmasi apakah target yang "mencurigakan" itu adalah sebuah pesawat tak berawak.
Namun mengatakan kepada AFP bahwa ini adalah "penggunaan
operasional pertama C-Dome".
Dipasang pada korvet kelas 6 Sa'ar, kapal perang buatan
Jerman, C-Dome menggunakan pencegat yang sama dengan Iron Dome, menurut
operator milik negara Rafael Advanced Defense Systems.
Iron Dome yang berbasis di darat telah digunakan berkali-kali
untuk mencegat roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Sistem
pertahanan itu menelan biaya sekitar USD 50 ribu per peluncuran.
Sistim pertahanan itu juga dipersiapakan skenario Iran akan
menyerang untuk membalas dendama atas tewasnya tujuh anggota Korps Garda
Revolusi Iran, di antaranya seorang komandan senior.
Kepala Staf Umum Israel, Herzi Halevi, mengatakan Israel
“tahu bagaimana menghadapi Iran secara ofensif dan defensif”.
“Kami tahu bagaimana bertindak tegas terhadap Iran, baik di
wilayah dekat maupun jauh. Kami bekerja sama dengan AS dan mitra strategis di
kawasan,” katanya dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Iran mengancam akan membalas dugaan serangan Israel di
Damaskus pekan lalu yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Iran, di
antaranya seorang komandan senior.
Penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Yahya Rahim Safavi,
mengatakan pada hari Minggu bahwa tidak ada satu pun kedutaan Israel yang aman
lagi dan bahwa Teheran memandang konfrontasi dengan Israel sebagai “hak yang
sah dan sah”.
Kantor berita semi-resmi Iran ISNA menerbitkan sebuah grafik
pada hari Minggu yang menunjukkan sembilan jenis rudal Iran yang berbeda yang
dikatakan dapat menghantam Israel.
Israel belum mengonfirmasi bahwa mereka berada di balik
serangan terhadap Damaskus.
Para pemimpinnya telah mengatakan secara lebih umum bahwa mereka
melakukan operasi melawan Iran, yang mendukung kelompok militan Hamas di Gaza
dan Hizbullah di Lebanon, yang keduanya telah berperang dengan Israel selama
enam bulan terakhir.
Amerika Serikat juga berada dalam kondisi siaga tinggi dan
bersiap menghadapi kemungkinan serangan Iran yang menargetkan aset-aset Israel
atau Amerika di wilayah tersebut.
Israel, Argentina, dan Amerika Serikat menyalahkan Iran
sebagai dalang di balik pemboman mematikan sebuah pusat Yahudi di Buenos Aires
pada tahun 1994, yang menewaskan 85 orang, dan Teheran membantah terlibat. (disway)