Pengamat politik Rocky Gerung/Net 

 

SANCAnews.id – Pengamat politik Rocky Gerung kembali mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kali ini Rocky menyoroti langkah Jokowi yang mengunci anggaran Rp50 triliun jelang Pemilu 2024.


Dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, ia menyebut tindakan Jokowi merupakan bentuk penipuan dan manipulasi politik.


"Ini bukan soal moral dan etika lagi, tapi soal keselamatan negara. Main-main anggaran bisa bikin ekonomi kolaps," tegas Rocky.


Rocky menduga, Jokowi sengaja mengunci anggaran untuk dua tujuan:


Menjamin kemenangan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden di Pilpres 2024 yang mengincar suara Jawa Tengah.


Menutupi kebocoran anggaran dan skandal korupsi di lingkaran pemerintahannya.


"Jokowi panik karena elektabilitasnya rendah. Dia ingin memastikan Gibran menang dan menutupi semua skandalnya," kata Rocky.


Rocky juga mengkritik DPR yang diam seribu bahasa atas tindakan Jokowi. Ia menduga, DPR telah disuap oleh Jokowi agar tidak memprotes penguncian anggaran.


"DPR sudah disogok dengan cashback politik. Mereka diam karena takut kehilangan jatah proyek," ungkap Rocky.


"Sistem keuangan modern itu langsung dikunci aja, kan otomatis itu sistemnya terkunci. Tapi mengunci itu kan dasarnya karena memang betul darurat. Kalau enggak darurat kan bisa nego lagi dengan DPR," kata Rocky.


Rocky mempertanyakan alasan Jokowi memblokir anggaran di tengah situasi politik yang memanas.


Ia menduga langkah ini dilakukan untuk mengamankan dana bansos agar tidak digunakan untuk kepentingan politik.


"Ini menunjukkan kecemasan Jokowi bahwa nanti kalau dia enggak kasih 'share' yang terlalu signifikan, nanti proposal-proposal dia Prabowo juga bisa dikurangi. Jadi sejak awal, kira-kira Jokowi mengasih kesan, 'Wahai rakyat, ini kalau Pak Prabowo menang, itu sebetulnya 'share' terbesar dari saya tuh'," ungkap Rocky.


Rocky menilai, langkah Jokowi ini berbahaya dan berpotensi merusak demokrasi.


 Ia pun mendesak Sri Mulyani untuk tidak menuruti perintah Jokowi dan memblokir anggaran tersebut.


"Saya kira Sri Mulyani dipanggil lagi oleh Jokowi dan seperti biasa Sri Mulyani sebagai kasir kan dia enggak punya hak untuk protes. 'Lu cari itu, lu keluarin tuh', kira-kira begitu pembicaraannya di pasar Tanah Abang," kata Rocky.


"Ini semakin menunjukkan banyak orang dan juga mahasiswa ini enggak salah kalau bencana elektoral keluarga itu buat Jokowi itu lebih menakutkan ketimbang bencana Covid ya yang menimpa seluruh bangsa," imbuhnya.


Rocky juga mengingatkan PDIP untuk bersuara dan mempertanyakan langkah Jokowi. Ia menilai, PDIP seharusnya menjadi pihak yang paling kritis terhadap kebijakan pemerintah.


"Tetap ini kelakuan PDIP juga ini kayak oportunis gitu. Ada hal di depan mata dia diam. Kalau dianggap bahwa Jokowi curang, ya PDIP aja yang bilang, 'Kita mau berhenti ikut tahapan Pemilu berikutnya'," kata Rocky.


Lebih lanjut, Rocky menyerukan agar rakyat dan mahasiswa bergerak untuk memakzulkan Jokowi.


"Ini sudah saatnya rakyat dan mahasiswa bangkit melawan kecurangan Jokowi. Dia harus dimakzulkan sebelum dia menghancurkan negara ini," serunya. (viva)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.