Pengamat ekonomi dan pasangan capres-cawapres 02 (ist)
SANCAnews.id – Pengamat militer
dan intelijen, Connie Rahakundini Bakrie mengatakan, ada upaya keras Istana
untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, sangat beralasan
Istana bersikeras memenangkan pasangan calon nomor urut 2 karena ada putra
sulung Presiden Jokowi, Gibran.
Upaya tersebut, lanjut Connie,
terlihat dari berbagai bukti ketidaknetralan aparatur negara di berbagai
daerah.
"Pak Prabowo, menurut saya
hanya digunakan sebagai 'kendaraan' untuk sang putra mahkota," kata Connie
dalam Abraham Samad SPEAK UP, baru-baru ini.
Connie pun mencontohkan kasus
Boyolali, yang menurutnya terjadi karena adanya perintah. Dia menegaskan,
bertindaknya belasan anggota TNI keluar markas untuk melakukan kekerasan
terhadap rombongan knalpot brong, bukan sekadar 'kecelakaan', tetapi karena
adanya perintah.
Connie pun menyesalkan pernyataan
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam salah
satu talkshow, yang seakan membenarkan tindak kekerasan oleh para anggota TNI
tersebut.
"Alasan yang dia bilang,
pawai itu pelanggaran lalu lintas, tapi itu kan urusannya polisi. Lalu dia
bilang itu polusi udara, itu juga urusannya Kementerian Lingkungan Hidup.
Jangan lah bikin pembenaran yang membuat orang bertanya, 'tahu kah anda tupoksi
anda'," ungkap Connie.
Connie melanjutkan, belum tuntas
kasus Boyolali, muncul pula kekerasan di Manado ketika oknum TNI melakukan
dugaan kekerasan terhadap rombongan pengantar jenazah. Namun, peristiwa itu
bersamaan dengan kampanye perdana PDI Perjuangan di Manado.
Connie pun mempertanyakan,
mengapa kekerasan dan intimidasi yang melibatkan oknum TNI itu selalu menyasar
PDI Perjuangan atau pendukung Calon Presiden nomor 3, Ganjar Pranowo.
"Apakah itu kebetulan? Saya
ini pengguna medsos, saya tahu di daerah lain ada rombongan partai-partai
lainnya seperti PSI yang juga knalpot brong. Tapi mereka gak ada yang
digebukin," ungkap Connie.
Connie pun mengungkapkan, ada skenario
untuk memenangkan putra mahkota satu putaran dalam Pilpres nanti.
"Ini ada upaya keras istana
untuk menangkan putra mahkota satu putaran, tapi saya gak menyalahkan pak
Prabowonya, yang cuma dipakai sebagai kendaraan," ujarnya. (wartaekonomi)