Konflik dipicu akibat pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) Paslon nomor urut 2 yang berbentuk baliho dianggap menutupi APK Paslon nomor urut 1
SANCAnews.id – Konflik pendukung Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Paslon) pada Pemilu 2024 terjadi di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Sejumlah relawan paslon nomor urut 1 (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) dan relawan paslon nomor urut 2 (Prabowo-Gibran) terlibat adu mulut.
Konflik tersebut dipicu oleh pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) Paslon Nomor Urut 2 berupa baliho yang dianggap menutupi APK Paslon Nomor Urut 1. Pertengkaran antar pendukung paslon ini pun tak terelakkan. Peristiwa ini terjadi di Desa Sumberadi, Kecamatan/Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (25/1/2024).
Selain di Desa Sumberadi, pemasangan baliho yang saling menutupi juga banyak ditemukan di Desa Kalirejo, Kecamatan/Kabupaten Kebumen. Lokasi penutupan baliho paslon AMIN dengan baliho Prabowo-Gibran disebut-sebut merupakan jalur yang dilintasi Gibran saat berkampanye di Kebumen, Rabu (24/1/2024) lalu.
"Kami tentu menyesalkan kejadian penutupan baliho Amin yang dilakukan oleh pendukung pihak nomor 2, 100 % dempet [gandeng]," kata Askhamudin, Koordinator Divisi Kampanye Anies-Muhaimin (AMIN) di Kabupaten Kebumen.
Menurutnya, kejadian tersebut tentu bertentangan dengan apa yang sudah dilakukan, yaitu deklarasi Pemilu damai. Dengan adanya pemasangan baliho yang semacam itu, sangat rawan kalau tidak disikapi secara dewasa. "Kami tentu dari pihak AMIN sangat menyesalkan," ujar Askhamudin.
Askhamudin mengatakan, penutupan baliho APK AMIN di Sumberadi terjadi di 4 titik, 3 diantaranya di Desa Kalirejo. Bahkan dia mengklaim masih ada kejadian sama di lokasi lain.
"Penutupannya [baliho] itu 100% tidak ada ruang sedikit pun, artinya tidak ada spasi, tidak ada jarak dan itu diikat dengan kawat. Baliho AMIN dengan baliho 02 diikat dengan kawat jadinya menyatu, kalau tidak ada unsur kesengajaan, saya kira mustahil," ujarnya.
Menanggapi hal tersbut, admin DPC Partai Gerindra Kebumen, Rahmawati, mengatakan, jika pihaknya patuh dengan aturan.
"Saya yakin dari Gerindra itu patuh dengan aturan. Saya ikut aturan, kalau suruh lepas, saya lepas, kalau ditahan monggo. Saya, pokoknya saya ikuti peraturannya saja, ya..mungkin buat relawan-relawan supaya patuhilah peraturan yang sudah berlaku, karena itu juga menyangkut Paslon kita," kata Rahmawati.
Pihak DPC Partai Gerindra Kabupaten Kebumen, telah meminta maaf atas insiden adu mulut tersebut. Pihak Gerindra mengaku tidak tahu-menahu terkait baliho Paslon yang diusungnya menutupi baliho Paslon lain. Diduga, pemasangan dilakukan oleh relawan yang belum mengetahui aturan pemasangan APK.
Pihak Bawaslu Kebumen, melalui Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, Eka Rahmawati, mengakui adanya konflik antarpendukung Paslon ini.
"Di Desa Sumberadi ada baliho 02 yang menutupi APK 01, tapi dari dua titik yang ada di Desa Sumberadi, kemarin sudah berhasil digeser," katanya.
Eka menyampaikan, sengketa antarpeserta tersebut telah diproses dan telah selesai. Ketika APK yang satu menutupi APK yang lain, sudah digeser dan sudah dipindah maka permasalahan sudah selesai.
"Kalau kemarin yang di Sumberadi ada dua titik yang menutupi, jumlahnya satu," kata Eka.
Pihak Bawaslu, menurit Eka, juga mendengar adanya hal serupa di Kedungbener. Petugas dari Bawaslu pun telah mendatangi lokasi untuk menindaklanjuti.
"Sebenarnya kami sudah mengimbau ya dari awal bahwa partai politik ini untuk pemasangannya agar dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Eka.
Bawaslu Kebumen menyatakan, permasalahan telah selesai begitu baliho yang menutup baliho lain dipindahkan. (gatra)