Anies Baswedan tampak menunjuk tulisan pada prasasti yang menjelaskan bagaimana proses pembangunan masjid di Papua Barat, oleh ibundanya, Prof Aliyah Baswedan. (foto: tangkapan layar) 


SANCAnews.id – Anies mengunjungi masjid di Papua. Dibangun oleh ibu. Fondasinya berisi 4 batu asal Gaza yang masih berlumuran darah para syuhada. Dalam video yang dilihat Herald.id, Kamis 18 Januari 2024, Anies Rasyid Baswedan terlihat mengenakan kemeja putih dan kopiah khas Papua. Calon presiden nomor urut 01 itu tampak sedang membaca tulisan di prasasti pembangunan masjid tersebut.


“Hj Aliyah Baswedan HBM Islamic Center, dibangun di atas 4 batu berlumur darah syuhada yang telah mengering. Yang diambil dengan penuh keberanian di Jalur Gaza, medan jihad Palestina. Diletakkan pertama kali dengan kumandang takbir oleh Wakil Gubernur Papua Barat. Disertai dengan harapan dan keyakinan, bahwa di sini akan lahir generasi-generasi pemilik iman yang tidak kenal takut dan tidak kenal menyerah dalam menebar dakwah menuju izzul islam. Sorong, 21 Juni 2009, Wakil Gubernur Papua Barat, Drs H Rahimin Katjong, M.Ed,” demikian tulisan yang dieja Anies. 


Anies lalu bertanya kepada pria berbaju putih di sebelahnya, ” Ini dibawa oleh Mer-C ya?”. Pria berbaju putih itu mengiyakan. Menurutnya, saat itu, di Papua Barat dilakukan pengumpulan sumbangan untuk warga Palestina yang hidup di tengah keprihatinan atas serangan-serangan zionis Israel. 


Lantas, sumbangan itu mereka salurkan ke Gaza melalui Mer-C. Kemudian meminta untuk diambilkan batu dari Gaza. Akhirnya dibawakanlah 4 batu berlumur darah syuhada. 


Aliyah Baswedan memiliki nama lengkap Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M.Pd. Wanita kelahiran 20 Maret 1940 itu, adalah ibunda dari H Anies Rasyid Baswedan. 


Aliyah adalah pakar manajemen pendidikan Indonesia, dosen, akademisi, dan Guru Besar Emeritus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan pengalaman mengajar di kampus lebih dari 58 tahun. 


Memulai karier sebagai dosen di IKIP Bandung pada 1965, ia berhasil meraih jabatan guru besar/profesor di IKIP Yogyakarta pada 1997, profesor emeritus UNY sejak 2010 hingga 2015, dan sejak 2011 diminta mengajar sebagai dosen di Universitas Ahmad Dahlan hingga saat ini. 


Aliyah aktif di berbagai kegiatan sosial, agama dan kemasyarakatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ketua Majelis Hikmah Pimpinan Pusat Wanita Islam periode 2021–2026 dan mantan Ketua Umum DPW Wanita Islam DIY dua periode ini, juga aktif memimpin penyaluran beasiswa bagi siswa dan mahasiswa yang berasal dari keluarga prasejahtera selama lebih dari 3 dekade. (herald)


Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.