Rocky Gerung senggol Gibran
SANCAnews.id – Pengamat politik Rocky Gerung pun melontarkan kritik cukup tajam terkait debat cawapres yang diikuti Gibran Rakabuming Raka beberapa hari lalu.
Dikutip dari tayangan YouTube Resmi Rocky Gerung, mantan dosen UI ini awalnya mengatakan, saat ini ada kurang lebih 60 juta pemuda Indonesia yang menunggu pekerjaan.
"Jadi semua itu ada di hulu. Kalau dia bawa ke hilir, di hilir saja adalah membersihkan yang dihulu itu supaya produknya bagus," katanya dikutip siap.viva.co.id pada Minggu, 25 Desember 2023.
Menurut Rocky Gerung, hilirasi artinya membersihkan kedunguan.
"Kalau kita bicara secara makro, secara konseptual, calon presiden dia berupaya membawa kita pada harapan dengan keutuhan berpikir, bukan sekedar dengan main-main statistik semacam hilirisasi," tuturnya saat mengisi sesi diskusi yang diadakan salah satu kampus.
Ia lantas menjelaskan, bahwa seorang calon presiden mesti memiliki kemampuan dan dituntut kemampuannya untuk memberi politics of how, harapan, dengan kekuatan argumen.
"Dengan kemampuan untuk mengolah keadaan hari ini dan diseberangkan menjadi kebahagian, itu itu calon presiden," tuturnya.
"Saya balik pada soal Gibran, yang kita perlukan bukan forum debat yang dibangun oleh KPU, dimana moderatornya cuman jadi time kiper, habis waktu, habis waktu, dia nggak bisa interupsi kesalahan berpikir dari seorang kandidat di situ, Apa?" tuturnya.
Sebab menurut Rocky Gerung, pikiran hanya disebut pikiran kalau mau dikupas. "Dan pikiran yang hendak dikupas, ia datang dari isi kepala seseorang, bukan dari bisikan earphone. Dasarnya itu."
Rocky Gerung menambahkan, percayalah Indonesia harus dihidupkan dengan discors pikiran, dengan alat analisa yang ada di kampus-kampus, dengan cara metodologi.
"Kita ingin perdebatan itu metodologis, bukan sekedar ideologis. Supaya ada hal yang kita kuras. Saya pastikan bahwa saya ingin saudara-saudara memilih seseorang yang pikirannya tebal, bukannya amplopnya tebal. Hanya itu pointnya," kata Rocky Gerung.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari, sempat mengklarifikasi terkait adanya tudingan kejanggalan pada mik yang digunakan Gibran saat debat.
Tuduhan tersebut juga sempat dilontarkan oleh pakar telematika Roy Suro lewat unggahan media sosialnya.
Roy menyebut, bahwa calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menggunakan tiga mik sekaligus, sementara dua cawapres lainnya tidak.
Terkait hal itu, Hasyim memastikan, bawa para cawapres yang mengikuti debat kedua Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat 22 Desember 2023, menggunakan alat mikrofon yang sama.
"Semua cawapres pakai alat yang sama. Semua cawapres pakai tiga mik untuk mengantisipasi ada mik yang mati," jelasnya.
Lebih lanjut Hasyim juga menegaskan, Gibran tak menggunakan ear feeder atau pengumpan telinga.
Ia lalu menjelaskan, bahwa alat yang berada di telinga para cawapres saat debat itu merupakan cantolan mik.
"Bukan ear feeder Itu mik yang ditempel di pipi dan dicantolkan di kuping," katanya.
"Semua cawapres bisa ditanya dan juga stasiun TV penyelenggara debat, dan juga tim paslon yang berada di holding-room saat pemasangan mik, bisa ditanya," sambungnya. (viva)