Banner besar bertuliskan 'Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan' terpampang di depan kampus UGM, Sleman, Jumat (8/12) sore.
SANCAnews.id – Spanduk besar bertuliskan 'Pengajuan Nominasi Alumni UGM Paling Memalukan' dan bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpampang di depan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Jumat (8/12). sore.
Spanduk berukuran sekitar 4 x 3 meter yang dipasang di sebelah utara Bundaran UGM itu menarik perhatian banyak pengguna jalan.
Secara lengkap spanduk itu bertuliskan "BEM KM UGM Presents: Pengajuan Nominasi Alumni UGM Paling Memalukan. Pak Joko Widodo". Di pojok bawah spanduk tertulis "2014-2024?" dan "1980-1985".
Adapun wajah Jokowi diedit dengan dua versi pakaian berbeda. Sisi kiri mengenakan jas dan mahkota, sementara sisi kanan memakai caping dan jaket almamater UGM.
Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor menyebut ada 3-4 banner serupa yang dipasang di luar kampus UGM.
Dia menuturkan, banner ini dipasang sebagai bentuk kekecewaan terhadap Jokowi sebagai alumnus UGM yang kini menjadi kepala pemerintahan di RI.
"Ini wujud kekecewaan kita sebagai mahasiswa UGM juga, bahwa sudah hampir dua periode Pak Jokowi memimpin tapi pada kenyataannya masih banyak sekali permasalahan fundamental yang belum terselesaikan. Padahal, beliau punya cukup banyak waktu menyelesaikan masalah-masalah itu," kata Gielbran ditemui di seputaran Bundaran UGM, Jumat (8/12).
Permasalahan yang dimaksud antara lain soal masih merajalelanya kasus korupsi. Belum lagi soal Firli Bahuri yang malah tersandung dugaan kasus pemerasan saat masih menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era Jokowi.
Selanjutnya soal revisi UU ITE yang berpotensi membuat para aktivis dengan mudah mengalami kriminalisasi. BEM KM UGM pun hari ini menghadirkan Haris Azhar serta Fatia Maulidiyanti dalam sebuah acara diskusi publik yang digelar di depan UGM.
Kata Gielbran, Haris dan Fatia dihadirkan sebagai narasumber sekaligus korban nyata kriminalisasi serta tidak demokratisnya pemerintahan Jokowi.
"Belum bicara soal konstitusi yang sangat ambruk. Terbukti bersalahnya hakim konstitusi di sidang MKMK itu menjadi gerbang awal, menjadi bukti empiris memang MK tidak independen. Erat kelindannya dengan kedekatan personal kekeluargaan Jokowi dan Anwar Usman. Dan itu sudah terbukti. Belum lagi indeks demokrasi yang semakin merosot," katanya.
"Belum lagi bicara soal dinasti politik beliau yang secara vulgar terpampang di depan mata kita, sehingga saya rasa tadi tidak ada momentum lain selain sekarang untuk menobatkan beliau sebagai alumnus UGM yang paling memalukan," pungkas Gielbran. (cnni)