Jokwi kereta cepat Jakarta-Bandung
SANCAnews.id – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membantah tudingan aliran dana transaksi Kereta Cepat Jakarta Bandung atau WHOOSH masuk dan dikuasai bank asal China.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan seluruh transaksi keuangan KCIC dilakukan di Indonesia. KCIC juga telah menjalin kerja sama dengan perbankan nasional di Tanah Air. Sedangkan China Development Bank (CBD) menjadi kreditur yang mendanai proyek kereta berkecepatan tinggi Whoosh.
Meski demikian, Eva memastikan untuk kelancaran proses transaksi kredit, KCIC dan CBD telah bekerja sama dengan tiga bank yang beroperasi di Indonesia, yakni BNI, Bank of China, dan ICBC (Industrial and Commercial Bank of China). Ketiga bank tersebut dipastikan berada dalam pengawasan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Transaksional bisnis KCIC sebagian besar tetap dilakukan di dalam negeri, sehingga perputaran dana diharapkan tetap memberikan benefit yang optimal bagi perekonomian nasional," ujar Eva dalam keterangannya, Sabtu (25/11/2023).
Selain itu, Eva menjelaskan, KCIC juga berkolaborasi dengan beberapa bank nasional lainnya untuk pemesanan dan pembayaran tiket, gaji karyawan Kereta Cepat hingga pembayaran kepada mitra perusahaan.
Adapun bank nasional yang dilibatkan untuk menangani transaksi dalam operasional KCIC tersebut antara lain Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
Lebih lanjut, Eva menyebutkan, kolaborasi dengan bank-bank pelat merah itu dilakukan untuk penyediaan layanan pemesan tiket, seperti lewat aplikasi Livin by Mandiri, BRImo, pembayaran untuk pemesanan tiket WHOOSH melalui seluruh bank di Indonesia, dan penggunaan EDC serta QRIS untuk pembayaran tiket di merchant, mesin pembelian tiket, maupun loket stasiun.
Dia pun mengatakan, ke depannya KCIC bakal memperluas kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan dan perbankan lainnya. "Komunikasi dan penjajakan dengan lembaga perbankan dan pihak lainnya terus dilakukan agar pelayanan kepada publik dan penumpang menjadi lebih optimal," ucapnya. (ekonomi)