SANCAnews.id – Saat ini, perkembangan teknologi digital memegang
peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Termasuk dalam dunia
bisnis. Teknologi berperan penting dalam mengangkat status Usaha Kecil dan
Mikro Menengah (UMKM).
Gubernur BI, Perry Warjiyo,
menekankan pentingnya untuk UMKM melakukan digitalisasi. Menurutnya, go digital
juga mencakup cara atau metode pembayaran.
Perry menyebutkan, saat ini
metode pembayaran sudah kian beragam dan memudahkan konsumen dan pedagang dalam
melakukan transaksi.
Direktur Konsumer Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Handayani mengatakan, tren transaksi digital melonjak di tengah
pandemi Covid-19. Sebab, preferensi masyarakat berubah, dari menggunakan uang
tunai menjadi cashless.
Oleh karenanya, industri keuangan
termasuk perbankan memberikan mekanisme solusi berbasis digital. "Kita
ingin mereka menikmati proses transaksi dengan nyaman," ujarnya.
Salah satu layanan digital dari
bank pelat merah ini ialah BRIlink. Manfaat teknologi melalui layanan BRIlink
dirasakan benar oleh Guyub Nurbian (41) pemilik bisnis penjualan pulsa dan
ponsel.
Tergabung menjadi agen BRIlink,
Guyub mampu menghasilkan lebih besar dari bisnis intinya. Per hari, Guyub bisa
meraup Rp 300.000 dari pelanggan. Belum ditambah, Rp 4 juta dari BRI per
bulannya.
"Sebelum Corona, transaksi
bisa mencapai 100 kali per hari," ujarnya kepada Merdeka.com di Jakarta.
Produk perbankan berbasis
teknologi digital ini melayani mengirim uang, membayar cicilan, tilang, pajak
kendaraan, hingga belanja daring atau online. Mayoritas pelanggan Guyub ialah
sopir bajaj dan pedagang kecil.
"Mereka butuh untuk mengirim
uang ke keluarga di kampung halaman," ucap Guyub.
Perkembangan teknologi digital
saat ini memungkinkan masyarakat bisa mendapatkan layanan perbankan tanpa harus
datang ke bank.
Melek Teknologi, UMKM Jaga
Ekonomi Negeri
Di era modern, pengusaha UMKM
wajib untuk meningkatkan kesiapan dan skill dalam menggunakan teknologi digital
agar tidak gagap. Menurut survei Google, Temasek & Bain, mencatat ada 21
juta konsumen digital baru pada 2021.
Maka dari itu, teknologi adalah
kunci UMKM untuk bisa meningkatkan penjualannya di era industri 4.0 di mana
internet sudah menjadi elemen dasar di kehidupan sehari-hari.
Penggunaan teknologi menjadi
solusi yang paling pas untuk membantu roda perekonomian UMKM tetap berjalan.
Salah catu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan pemasaran melalui media
sosial.
Asian Development Bank (ADB)
menilai penguatan peran UKM merupakan model pertumbuhan yang diperlukan Asia
keluar dari perangkap perlambatan ekonomi dunia.
Berdasarkan pengamatan ADB, porsi
UKM mencapai 96 persen dari total perusahaan tersebar di 20 negara Asia
Pasifik. Tidak hanya itu, UKM mengambil sebanyak 62 persen dari total angkatan
kerja.
Bagi Indonesia, potensi UMKM
dalam meningkatkan produktivitas ekonomi bangsa tak bisa dipungkiri. Sejarah
mencatat, UMKM kebal terhadap krisis ekonomi atau tetap terjaga meski kondisi
ekonomi nasional melambat.
Hal ini diamini oleh Menteri
Investasi Bahlil Lahadalia. UMKM, menurutnya, berjasa besar dalam menjaga
ekonomi sejak krisis moneter 1998.
Oleh karena itu, Bahlil meminta pelaku usaha besar untuk lebih aktif membantu pengembangan bisnis UMKM dalam menghadapi ancaman resesi global di 2023 mendatang. Hal ini sebagaimana arahan dari Presiden Jokowi. (merdeka)