SANCAnews.id – Tim Kerja Malaria Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Helen Dewi Prameswari
menyatakan kasus malaria di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) tahun 2022
sebenarnya berasal dari perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara. (PPU).
Hal itu dia jelaskan belum lama
ini. Dia menegaskan, tak ada malaria yang berasal dari IKN.
"Tim tidak menemukan malaria
di IKN. Temuan yang dilakukan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa di kawasan IKN,
khususnya Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) tidak ditemukan adanya
malaria," ujarnya, disadur Senin (08/05/2023).
Dia menegaskan, permasalahan malaria
di wilayah IKN berasal dari wilayah lintas batas yang berbatasan dengan
Kabupaten PPU. Yakni, Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat (Kubar).
Tingginya angka kasus malaria di
Kabupaten PPU merupakan muara kasus dari wilayah lintas batas kabupaten
tersebut. Di mana di Kabupaten PPU terdapat satu puskesmas rawat inap.
Yaitu Puskesmas Sotek yang
menjadi rujukan dari wilayah perbatasan dengan Kabupaten Kubar. Untuk
diketahui, wilayah daratan IKN seluas sekitar 256.142 hektare terletak pada dua
kabupaten.
Kawasan IKN beririsan dengan enam
kecamatan. Kecamatan Sepaku, Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan
Loa Kulu, Kecamatan Muara Jawa, dan Kecamatan Sanga-Sanga.
Sementara itu wilayah endemis
malaria terdekat dari IKN berada di Kelurahan Sotek, Kabupaten PPU yang
jaraknya ke Titik Nol IKN di Kecamatan Sepaku sekitar 40 kilometer. Sedangkan,
nyamuk Anopheles yang menjadi penyebab malaria paling jauh terbang hanya 1-2
kilometer.
Pada kesempatan terpisah
Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten PPU Ponco Waluyo mengatakan
kasus malaria terakhir yang ditemukan di wilayah yang sekarang menjadi IKN
tersebut adalah pada November 2018.
"Saat itu kami menemukan
kasus indigenous terakhir di kawasan itu, namun sampai sekarang tidak pernah
lagi kami temukan kasus tersebut," ujar Ponco yang sudah sejak tahun 1992
terlibat dalam penanganan kasus malaria.
Beberapa kasus malaria yang
ditemukan di wilayah IKN merupakan kasus impor dari tempat lain, misalnya kasus
malaria di Persemaian Semoi, bukan kasus asli dari yang digarap IKN saat ini.
"Itu merupakan kasus malaria
dari luar yaitu beberapa kasus yang positif dari pekerja daerah aliran sungai
yang melakukan penanaman bibit pohon di sepanjang jalur di kawasan IKN,"
kata Ponco.
Pengelola Program Malaria Dinas
Kesehatan PPU telah melakukan survei untuk kelompok pekerja yang berisiko.
Bahkan sudah pengambilan sampel bagi pekerja konstruksi, namun hingga saat ini
belum ada yang terpapar kasus malaria, sehingga ia menyatakan aman. (suara)