SANCAnews.id – Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan kubu Moeldoko
terhadap Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) nampaknya punya
motif politik beragam. Hal tersebut, diyakini sejumlah kalangan.
Salah satunya, diutarakan mantan
pejabat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni mantan penasihat
Wakil Presiden (Wapres) periode 2009-2014, Abdillah Toha. Dia mempertanyakan
apa sebetulnya motivasi Moeldoko yan merupakan Kepala Kantor Staf Presiden
(KSP) dengan manuvernya itu.
"Apa sih maunya Moeldoko.
Staf resmi Istana kok bermanuver politik di depan hidung presiden," ujar
Toha dalam cuitannya di Twitter, Senin (10/4).
Toha menengarai, ada
ketidaksenangan Istana pada Partai Demokrat. Setidaknya, setelah Paratai
Demokrat mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan diusung.
"Jangan anggap kita semua
bodoh. Kita juga tahu ini memang main kasarnya Jokowi," katanya.
Menurutnya, menjegal Demokrat
memang menjadi jalan untuk menjegal langkah Anies. Pasalnya, tanpa Demokrat,
maka Nasdem dan PKS tidak akan memenuhi ambang batas 20 persen untuk
mencalonkan Anies pada Pilpres 2024.
Jika dugaan itu benar, kata Toha
lagi, mungkin saja Moeldoko memang diutus untuk mematikan jalan politik Anies.
"Mau jegal pencapresan Anies dengan kudeta Partai Demokrat. Kali ini dengan ajukan PK ke MA. Takut Anies menang Pak?" tandasnya. (rmol)