SANCAnews.id – Desakan kader Partai Gerindra untuk tetap mengusung
Prabowo Subianto sebagai capres 2024 merupakan cara untuk menunjukkan
eksistensi politik.
Sebab, peristiwa politik seperti
pemilihan umum merupakan momentum bagi setiap partai politik untuk
mempertahankan eksistensinya.
“Pemilu adalah momentum partai
mempertahankan eksistensi mereka,” kata pengamat politik asal Sumatera Utara,
Anwar Saragih, kepada Kantor Berita RMOLSumut, Jumat (28/4).
Sebelum muncul keputusan PDI
Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden, nama Ketum
Gerindra Prabowo Subianto banyak disebut sebagai kandidat kuat untuk mendapat
dukungan partai berlambang moncong putih tersebut.
Banyak hal yang dikaitkan. Mulai
dari ungkapan Presiden Joko Widodo, hingga sejarah politik antara Megawati
Soekarnoputri dan Prabowo. Namun, hal itu pupus setelah Megawati mengumumkan
nama Ganjar Pranowo sebagai bacapres PDIP.
Sehingga, kata Anwar, tidak ada
pilihan lain bagi Gerindra selain ngotot mengusung Prabowo Subianto.
“Partai Gerindra adalah partai
besar yang elektabilitasnya stabil dan potensial masuk ke urutan kedua
menggeser Partai Golkar. Tidak ada pilihan lain bagi Partai Gerindra untuk
tidak mencalonkan Prabowo jadi Capres," jelasnya.
"Di pemilu 2009 saja
persentase suara nasional Gerindra adalah 4,6 persen mampu mendorong Prabowo
jadi Cawapres, sementara di Pemilu 2019 lalu Gerindra punya 12,57 persen suara
nasional yang artinya pilihan Capres adalah harga mati demi eksistensi dan
stabilitas partai,” tegasnya.
Di sisi lain, Prabowo merupakan
sosok kuat. Dengan begitu, jika ia memilih untuk maju menjadi Cawapres maka hal
itu justru membuatnya ditinggalkan para pemilih loyal.
“Hal seperti itu jugalah yang
dihindari oleh Megawati di Pemilu 2009 di mana ia tetap maju meski pun hampir
tak punya peluang menang melawan SBY,” ungkapnya.
Sebaliknya, PDI Perjuangan juga
harus mengusung kader internal seiring posisi mereka saat ini sebagai partai
terbesar.
“Artinya PDIP juga tidak mau
jagoan mereka Ganjar Pranowo jadi nomor dua, karena mereka berambisi hattrick
di Pemilu 2024. Jadi kesimpulannya memang Prabowo Subianto harus diusung maju
(Pilpres 2024) demi eksistensi Gerindra,” demikian Anwar Saragih. (*)