SANCAnews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai berpotensi
seperti mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin yang ditangkap
Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) setelah tidak lagi menjadi orang nomor satu
di Malaysia.
Direktur Eksekutif Center for
Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) Ubedilah Badrun menilai,
secara politik Jokowi sulit untuk “bersih-bersih” diri karena terlalu kotor dan
jorok pemerintahannya.
Menurut Ubedilah, Jokowi sudah
terjerat dalam gurita oligarki yang ia suburkan di era kepemimpinannya.
“Fakta korupsi yang merajalela
dan semakin tumbuh subur dengan data indeks korupsi yang sangat merah dengan
skor 34 dan ratusan triliun uang rakyat dikorupsi adalah realitas yang tidak
bisa dibantah terjadi di rezim Jokowi,” kata Ubedilah kepada Kantor Berita
Politik RMOL, Jumat (10/3).
Dosen Universitas Negeri Jakarta
(UNJ) itu juga menyebut fakta bahwa mafia, perjudian, dan narkoba tumbuh subur
di dalam tubuh aparat penegak hukum di era Jokowi. Contoh kasus, bekas Kapolda
Jatim, Irjen Tedy Minahasa terjerat kasus peredaran narkoba jenis sabu dan saat
ini masih bersidang di PN Jakarta Barat.
“Itu adalah realitas yang tak
terbantahkan, parahnya uang ilegal itu memunculkan kecurigaan digunakan untuk
biaya pemilu,” kata Ubedilah.
Selain itu, Ubedilah juga
menyebut adanya fakta tentang “rekening gendut” di Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) belakangan ini yang diungkap Menko Polhukam Mahfud MD. Hal itu, kata
dia, semakin menguatkan asumsi bahwa banyak pejabat korup di rezim Jokowi.
“Kekayaan pejabat justru naik
lebih dari 70 persen di tengah rakyat menderita terjadi pada rezim Jokowi
adalah realitas yang mencurigakan yang juga tak bisa dibantah,” tegasnya.
Belum lagi, masih kata Ubedilah,
ada juga fakta bahwa Korupsi Kolusi dan nepotisme (KKN) terjadi di lingkar
Istana dan kroni-kroninya. Kemudian, fakta lain bahwa pelanggaran HAM baru yang
banyak terjadi di rezim Jokowi.
Atas dasar itu, Ubedilah meniali
Jokowi sulit untuk bersih-bersih karena sejumlah kebobrokan yang sudah bercokol
di era kepemimpinannya.
“Itu semua membuat Jokowi tidak
akan bisa bersih-bersih diri dan karenanya berpotensi akan menjadi seperti
Muhyiddin Yassin di Malaysia,” tandasnya.
Sebelumnya, mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin ditangkap pada Kamis (9/3). Penahanan Muhyiddin dilakukan usai diperiksa atas kasus proyek pemulihan ekonomi yang dilakukan saat dirinya berkuasa. Dia akan dijatuhi pasal dakwaan terkait penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang. (*)