SANCAnews.id – Kegiatan serap aspirasi digelar Majelis Ulama
Indonesia (MUI) bersama sejumlah organisasi Islam dan lembaga masyarakat di
Aula Buya Hamka, Gedung MUI Jakarta, Jumat (13/3).
Dalam pertemuan tersebut,
setidaknya ada dua agenda yang dibahas, yakni soal rencana kedatangan Israel ke
Indonesia untuk bertanding di Piala Dunia U-20 dan soal posisi MUI untuk
penolakan pernikahan beda agama.
"Kami mendengarkan pendapat
para ormas menyikapi datangnya tim sepak bola kontingen dari Israel U-20,” ujar
Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis dikutip dari laman resmi
MUI, Sabtu (18/3).
Berdasarkan pandangan para ulama,
mayoritas menolak kedatangan Israel ke Indonesia. Penolakan itu bukan
semata-mata pertimbangan muslim atau nonmuslim, melainkan soal kedaulatan
negara dan posisi bangsa terhadap zionisme dan penjajahan.
Namun demikian, MUI memastikan
akan tetap menunggu sikap resmi dari pemerintah, mulai dari Kementerian Pemuda
dan Olahraga, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, hingga Persatuan Sepak
Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Baru setelah itu, MUI kita
nyatakan sikap,” terangnya.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang
Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim
mewanti-wanti federasi sepak bola internasional atau FIFA untuk
mempertimbangkan kedatangan Israel dan sikap bangsa Indonesia dengan matang.
Sebab kedatangan Israel ini bukan
hanya menyangkut soal kompetisi sepak bola, melainkan ada pertimbangan dan
dinamika yang harus diperhatikan.
"Permintaan kami normatif,
jangan sampai ganda. Tantangannya tinggal bagaimana meyakinkan FIFA (menolak
Israel). Sudah ada sinyal, kita terus mendorong pemerintah untuk bisa
berkomunikasi dengan FIFA,” demikian kata Sudarnoto. (rmol)