SANCAnews.id – Setiap bahasa yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo
menjelang kontestasi Pilpres 2024 selalu menarik perhatian khalayak luas.
Termasuk soal gerak-geriknya mendukung sejumlah figur bakal calon presiden
(bacapres).
Pengamat politik dari Citra
Institute, Efriza, menilai Jokowi tengah bermanuver pada 2023 ini. Salah satu
indikasinya adalah dengan meng-endorse 3 figur bacapres sekaligus.
Yaitu Ketua Umum Partai Golkar,
Airlangga Hartarto; Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto; dan Gubernur
Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Dituturkan Efriza, Jokowi
menunjukkan bahasa politik mendukung Airlangga melalui hasil Musyawarah Rakyat
(Musra) XVII, yang digelar gabungan relawan Presiden Jokowi di Kendari,
Sulawesi Tenggara, pada 12 November 2022 lalu.
“Airlangga mengungguli Prabowo
dan Ganjar Pranowo,” ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa
(28/2).
Sementara, Efriza melihat
dukungan Jokowi terhadap Prabowo disampaikan dalam dua momentum. Yakni di acara
Perindo dan PPP, dengan menyinggung nama Menteri Pertahanan itu sebagai capres.
“Sementara di acara PAN, kepala
pemerintahan ini menunjukkan kedekatan dengan Ganjar. Dan sesuai dengan
keinginan Rakornas PAN,” sambungnya.
Dukungan terhadap 3 figur
bacapres itu, menurut dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini, ujungnya
adalah untuk membentuk kekuatan koalisi Pilpres 2024. Di mana, Jokowi ingin
membentuk poros koalisi pemerintahan yang bisa melanjutkan program pembangunannya.
“Jadi amat jelas, Jokowi punya
kepentingan pemerintahan ke depan melanjutkan program kebijakan strategis
nasional yang telah ia lakukan,” sambungnya.
Selain itu, Efriza menduga ada
upaya dari Jokowi untuk mendesain pemilu menjadi hanya satu putaran. Hal itu
terkait dengan jumlah pasangan calon (paslon) yang akan ikut berlaga di 2024.
“Ini juga menunjukkan telah ada
dua kubu, Koalisi Perubahan dengan Anies Baswedan yang berseberangan dengan
Pemerintah, dan dua koalisi pemerintah yang didukung oleh Jokowi, yaitu PDIP
bersama dengan KIB dan KKIR,” tuturnya.
“Secara tak langsung, melalui
dukungannya untuk dua koalisi, Jokowi sedang mendesain mengepung Koalisi
Perubahan menuju Pilpres 2024 ini,” demikian Efriza. (*)