SANCAnews.id – Pengacara senior Eggi Sudjana melontarkan kritik
keras kepada Presiden Joko Widodo dan jajarannya atas peristiwa pembakaran kitab suci Alquran
yang dilakukan politikus Swedia Rasmus Paludan. Dia mengatakan Jokowi dan
jajarannya patut diduga tak punya iman lantaran hanya diam saja atas insiden
yang melukai umat islam itu.
“Kalau hatinya tidak terbakar
atas dibakarnya Alquran kita tidak
menuduh, tetapi patut menduga, curiga, kalau mereka tak punya iman,” kata Eggi
Sudjana dilansir Populis.id dari keuangannews Kamis (2/2/2023)
Sebagai kepala negara di negara
yang mayoritasnya adalah masyarakat Islam, Jokowi kata Eggi tak layak beridiam
diri atas aksi burtal Paludan. Dia seharusnya menyatakan sikap secara terbuka
dan mengutuk keras aksi penodaan agama itu.
Jokowi lanjut Eggi segarusnya
mendesak duta besar Swedia agar meminta pemerintah setemapat untuk menghukum
berat pelaku pembakaran Alquran itu.
“Jokowi yang punya otoritas,
buatlah statemen, kutuk keras dan kepada Kedubes Swedia minta agar pelaku
dihukum. Kalau Swedia mengabaikan, putuskan hubungan diplomatik dengan Swedia,”
tegasnya.
“Seharusnya Presiden sebagai
pemimpin negara dengan penduduk mayoritas Islam, telah bertindak atas nama
rakyat Indonesia yang Muslim, karena dia juga kan Muslim. Seharusnya Presiden
berpidato, bahkan kalau perlu datangi PBB (Persatuan Bangsa-bangsa), dan
menyatakan protes keras serta meminta agar pelaku dihukum berat karena telah
menistakan agama dan melukai hati orang beriman di seluruh dunia,” tambahnya
memungkasi.
Surat kabar Swedia Aftonbladet
bahkan mengabarkan kalau Paludan berjanji akan terus menggelar aksi bakar Al
Qur’an setiap Jumat hingga Swedia bisa masuk anggota Aliansi Pertahanan Negara
Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
Aksi penistaan agama Islam ini
dilakukan Paludan sebagai bentuk protes terhadap Turki, negara mayoritas
Muslim, yang terus menghalangi Swedia untuk masuk NATO, karena Turki, anggota
NATO sejak 1952, ogah menerima Swedia dan Finlandia masuk aliansi pertahanan
itu dengan alasan kedua negara itu masih mendukung organisasi yang dianggap
Ankara sebagai kelompok teroris.
Sebelum membakar Alquran di depan sebuah masjid dan kedutaan besar
Turki di Copenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023), Paludan membakar Al Qur’an di
depan kedubes Turki di Stockholm, Swedia. (populis)