SANCAnews.id – Beberapa waktu belakangan isu kenaikan biaya haji
tengah menjadi pembicaraan panas. Banyak yang mengkritik isu tersebut karena
kenaikannya yang hampir mencapai dua kali lipat.
Gaduh isu ini sendiri sempat
ditanggapi oleh Presiden Joko Widodo. Sang RI 1 bahkan mengaku terkejut karena
publik yang sangat reaktif kendati keputusannya belum final.
Sikap Jokowi inilah yang kemudian
dikritik keras oleh ekonom senior Rizal Ramli. Lewat akun Twitter-nya, Rizal
mengklaim pemerintah sedang main-main dan sekadar tes ombak.
"Pemerintah 'test ombak'
dulu, kalau ada reaksi mundur, kalau ndak ada lanjutkan," kata Rizal,
dikutip pada Rabu (25/1/2023).
Rizal lantas mencontohkan
keberjalanan beberapa kebijakan pemerintah. Seperti wacana menaikkan besaran
pajak hingga pengadaan kompor listrik.
"Awalnya PPN mau dinaikkan
15%, begitu ada protes turun ke 11%. Mau paksakan kompor listrik, begitu banyak
protes mundur," cuit Rizal.
Mantan Menteri Koordinator bidang
Kemaritiman itu menilai pemerintah sedang menunjukkan sikap plin plan. Bahkan
Rizal menilai pemerintah sedang bermain-main dengan rakyatnya.
"Memerintah kok main-main,
dasar ndak becus. Sono mundur," pungkas Rizal.
Sementara wacana pemerintah
menaikkan biaya haji masih menuai pro dan kontra. Menteri Koordinator bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy lantas menjelaskan bahwa
selama ini jemaah haji selalu mendapat subsidi dari pemerintah.
"Jadi selama ini memang dana
untuk haji itu sebetulnya di bawah dari biaya yang seharusnya, selama ini
pemerintah memberikan subsidi tidak langsung," ujar Muhadjir, Rabu
(25/1/2023).
Saat ini rata-rata Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) per jemaah mencapai Rp69.193.733, lebih
tinggi dari BPIH 2022 yang ditetapkan di angka Rp39.886.009 per jemaah.
Karena itulah pemerintah berencana untuk menaikkan biaya haji supaya tidak terus-menerus membebani pembiayaan negara. "Makanya ini kita upayakan ada penyesuaian agar keberlangsungan dari penyelenggaraan haji ini bisa terjamin," tegasnya. (suara)